Senin, Januari 09, 2017

Aku Ingin Mereka Bahagia


Tolong Dibaca sampai selesai dan dishare....
“MIMPI KAMI INGIN MELIHAT KALIAN TERTAWA?”
Oleh : M. Ardi Ansha El-Zhemary

“Kang, jadi tinggal di sumatra?”
Aku tersenyum kecil saat beberapa orang bertanya tentang perjalananku kali ini. Pertanyaan itu memang kuanggap sebagai doa, dimana aku memang ingin pergi ke sumatra, tempat dimana keluarga dari istriku tinggal. Tapi sepertinya takdir berkata berbeda, semua berawal kisah lucu namun menyedihkan yang terjadi dalam hitungan menit.
“Sepertinya tidak,” balasku datar seraya menggeleng.
“Lo kenapa?”
“Karena ini,” kutunjuk kaki kiriku. “Karena kaki ini pernah masuk ke dalam lubang papan sebuah asrama,”
Sontak sahabatku itu tertawa. Akupun ikut tersenyum kecil seraya menarik nafas pelan.
“Kok malah ketawa,”
“Ya lucu aja, lalu apa hubungannya dengan kepergian sampean kang?”
“Yang pertama karena Abah Hisyam pengasuh pesantren dulu saya nyantri  menyuruh saya tinggal di sumatra,”
“Lalu yang kedua?” sahabatku menyela, sepertinya ia sudah tidak sabar mendengar alasanku.
“Karena aku sudah jatuh cinta dengan lobang papan yang menjatuhkan kakiku, cinta yang membuatku mengerti arti tawa, bahagia, dan juga sedih setelah semua itu aku pahami dari hati terdalamku,”
“Lebay sampean kang, terus gimana? Apa yang ingin sampean lakukan disini?”
“Aku akan tinggal dimana lobang papan itu berada,”
“Dimana, pondok pesantren raudlatul ulum sanggau ledo,”
“Wah, inti sampean crita itu gimana to kang?”
“Intinya, aku jatuh cinta dengan lobang di papan itu, lalu aku ingin memperbaiki mereka semua, intinya aku ingin memperbaiki semuanya, akan cinta yang tersisa cukup dengan bahagia,”
“Lebih intinya?”
“Intinya, saya kesini mau minta sumbangan dana kang, buat amala jariyah mbangun asrama di pondok tersebut,”
“Alhamdulillah, daritadi kan bisa langsung jelas, ha ha” sontak sahabatku tertawa terkekeh kekeh.
“Iya kang, tapi kan perlu pembukaan juga,”
****
Bapak ibu, mbak, mas, pak de, mbok de, mbah, dan semua sahabatku dimanapun kalian berada, semoga kita masih di dalam nikmat iman dan ihsan. Sepenggal cerita diatas hanya muqodimah sahaja, sekedar pembukaan tentang kisah sebuah pesantren di sanggau ledo yang merupakan peninggalan sisa perang antara suku madura dan dayak dulu, sehingga banyak santri yang pergi. Namun sejarah akan terus berputar, alhamdulillah santri kembali hadir di pesantren, dan setiap harinya selalu bertambah, namun pertambahan santri tidak diimbangi dengan kapasitas asrama serta kelayakan asrama, dimana asrama masih terbuat dari papan, lobang di lantai sudah berjangkitan dimana-mana, bahkan lobang di dinding bisa diganti nama menjadi jendela, atau pintu otomastis sekaligus.
 santri-santri memang bahagia tinggal disana, mereka bisa tertawa, mereka bisa mengaji bersama, mereka bisa belajar tentang agama, namun aku (novelis amatiran ini) merasakan ada luka yang dalam saat melihat malam-malam yang mereka lalui, dalam lelap mereka, serangga terkadang menganggu dari celah papan, hewan-hewan liar menganggu tidur mereka, bahkan tak jarang ular dan sejenisnya masuk dengan santainya tanpa beban. Karena dibelakang asrama masih semak belukar, masih banyak pepohonan alami yang tumbuh, Entahlah, aku tidak tahu tulisanku ini bagus atau jelek, aku tidak tahu apakah mereka akan percaya dengan tulisan dan kisahku ini, karena aku sadar aku hanya penulis fiksi, namun untuk sahabat-sahabat dan pembaca tulisan sederhanaku dimanapun kalian berada, AKU MEMPERCAYAI KALIAN. Aku percaya kalian aku membaca tulisan ini sampai selesai, aku juga berharap kalian akan menyumbangkan tenaga untuk share tulisan ini semampu dan sebisa kalian, aku juga percaya kalian tidak ingin melihat santri di PPRU (Pondok Pesantren Raudlatul Ulum) terus terganggu dimasa masa belajar mereka, kenyamanan belum bisa mereka rasakan, malam-malam mereka masih terusik serangga serta hewan liar. Selain itu, Aku juga berharap, ada beberapa RUPIAH yang akan mengalir untuk membantu pendirian asrama untuk mereka, untuk membuat mereka bisa tertawa lebih lebar, untuk membuat mereka bisa tersenyum dan lebih bahagia.
Semoga catatan sederhana ini bisa membuka pintu hati bapak ibu, mas dan mbak semuanya untuk ikut membantu mewujudkan mimpi santri PPRU membangun asrama. Karena dana yang tersedia masih sangat minim.
Salam dari kami, untuk  sahabat muslimku semuanya. Semoga mimpi mereka untuk mendirikan asrama untuk tempat mereka menuai mimpi bisa segera terwujud.
M. Ardi Ansha El-Zhemary
Penulis Novel Air Mata Nayla.
Untuk sumbangan donatur, bisa transfer ke rekening
- BRI :  4852 01 012685 53 8 atas nama Muhamad Ardi Ansha  
- Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat :  8625020060   Cabang : Sanggau Ledo AN : Ponpes Raudatul Ulum
Untuk Donatur Yang sudah mentransfer, tolong konfirmasi di nomor atau WA = 085821822683 (M.  Ardi Ansha El-Zhemary)

“1.000 Rupiah yang anda bagikan kepada kami, Insya Allah akan menjadi jembatan pewujud mimpi kami sebagai santri,”
  
Ini tawa dari mereka, santri putra PPRU dan dokumentasi kerusakan Asrama

Ini tawa mereka, walau memang jauh dari sederhana, alhamdulillah mereka masih bisa bahagia

Sebagian rejeki yang anda sisihkan untuk kami, adalah butir pemujud mimpi kami. Terima kasih!

Ini Lantai Tempat saya Terjatuh dulu, Kondisinya sudah lapuk dan rapuh

Dinding asrama dengan kondisi yang sudah mulai terbuka

tiang penyangga asrama yang rapuh....

Kamis, Mei 01, 2014

pertimbangkanlah

pertimbangkanlah keberadaanku,
kala aku mulai merindu
kala aku mulau bernyanyi pilu

pertimbangkanlah tentangmu
yang masih diam dalam kelu
tak pernah mengerti akan hadirmu

untuk siapakah kamu?
diriku,
jika ia? kenapa engkau buat jiwaku kaku
terluka dan terjatuh selalu
maafkan aku, ini yang terasa darimu
kekasihmu

Senin, Februari 17, 2014

Salam untukMu

Bagaimana tangan-tangan lemah itu mampu merengkuhMu ?
jika kalam-kalam kadzib masih kerap mengalir..
lembut tanpa terasa..
sepi tanpa terterka...
hanya saja sebait kata penyesalan yang tertera..
kala sebuah jiwa tak lagi bangkit..
terluka dalam lara.
semua hanya tentangMu..
sebuah kesempurnaan dari semua kesempurnaan..
ya Robb.. Inni tawakkaltu ilaik....

Kamis, Februari 06, 2014

jujur ae lah

menyebalkan memang, saat semua kegiatan harus menumpuk menjadi satu, mulai dari diniyyah, kuliah sampai hapalan yang mulai mbulet keri-keri malah bubrah. ha ha..Ampun bos..! sumpah deh, mumet tenan !
yupz..beginilah, mumet-mumet tak gae nulis, menowo dados tulisan sengan Best Seller.. Wk Wk..! eh bukannya best seller, malah kayak tulisannya orang Teller....melas rek ! aduh..mbok pisan2 ojo galau nopo ?? yo mboh...ezt takdir e ki.. ck ck..
yo eztlah..seng penting sak iki nulis disek, apik ra apik penting nulis.. ngilangi bosen lan jenuh goro2 tugas numpuk kebalut kangen seng kebendung....campur oseng sitik, ben rodok sangar....

sampai jumpa kapan2nya kapan.. STAIDA 06-02-2014

Minggu, Februari 02, 2014

Bagaimana Bisa

ingin kutuaikan sebait puisi dalam kediamanku..
tapi aku tak pernah mampu..
karena rangkaian kata itu telah pergi..
ingin kulepas penat yang kini menari dalam pundakku..
tapi lagi-lagi tiada mampu kubisa...
karena penat itu takkan terhapus tanpa hadirmu..
bagaimana bisa ?
aku harus diam hening..
sedang lama keberadaanmu menghilang sudah..
bagaimana bisa ?
aku masih tetap merindukan sosokmu..
walau bayangan tak lagi kutemukan..
kini hanya kenangan demi kenangan..
yang semoga akan tetap ada.
untuk saat ini..
dan esok...

2 febuari 2014