tag:blogger.com,1999:blog-45202328898253562812024-03-13T23:53:21.873+07:00D'Ztory El_ZhemaryCatatan Dari Segenggam Tangan MusafirUnknownnoreply@blogger.comBlogger203125tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-23976504342737472622017-01-09T10:20:00.000+07:002017-01-09T10:23:05.664+07:00Aku Ingin Mereka Bahagia<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Tolong Dibaca sampai selesai dan dishare....</span></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“MIMPI
KAMI INGIN MELIHAT KALIAN TERTAWA?” </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Oleh : M.
Ardi Ansha El-Zhemary</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Kang, jadi tinggal di sumatra?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Aku tersenyum kecil saat beberapa orang bertanya tentang
perjalananku kali ini. Pertanyaan itu memang kuanggap sebagai doa, dimana aku
memang ingin pergi ke sumatra, tempat dimana keluarga dari istriku tinggal.
Tapi sepertinya takdir berkata berbeda, semua berawal kisah lucu namun
menyedihkan yang terjadi dalam hitungan menit.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Sepertinya tidak,” balasku datar seraya menggeleng.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Lo kenapa?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Karena ini,” kutunjuk kaki kiriku. “Karena kaki ini pernah masuk
ke dalam lubang papan sebuah asrama,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Sontak sahabatku itu tertawa. Akupun ikut tersenyum kecil seraya
menarik nafas pelan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Kok malah ketawa,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Ya lucu aja, lalu apa hubungannya dengan kepergian sampean kang?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Yang pertama karena Abah Hisyam pengasuh pesantren dulu saya nyantri
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyuruh saya tinggal di sumatra,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Lalu yang kedua?” sahabatku menyela, sepertinya ia sudah tidak
sabar mendengar alasanku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Karena aku sudah jatuh cinta dengan lobang papan yang menjatuhkan
kakiku, cinta yang membuatku mengerti arti tawa, bahagia, dan juga sedih
setelah semua itu aku pahami dari hati terdalamku,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Lebay sampean kang, terus gimana? Apa yang ingin sampean lakukan
disini?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Aku akan tinggal dimana lobang papan itu berada,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Dimana, pondok pesantren raudlatul ulum sanggau ledo,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Wah, inti sampean crita itu gimana to kang?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Intinya, aku jatuh cinta dengan lobang di papan itu, lalu aku
ingin memperbaiki mereka semua, intinya aku ingin memperbaiki semuanya, akan
cinta yang tersisa cukup dengan bahagia,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Lebih intinya?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Intinya, saya kesini mau minta sumbangan dana kang, buat amala
jariyah mbangun asrama di pondok tersebut,”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Alhamdulillah, daritadi kan bisa langsung jelas, ha ha” sontak
sahabatku tertawa terkekeh kekeh.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“Iya kang, tapi kan perlu pembukaan juga,”</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">****</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Bapak ibu, mbak, mas, pak de, mbok de, mbah, dan semua sahabatku
dimanapun kalian berada, semoga kita masih di dalam nikmat iman dan ihsan. Sepenggal
cerita diatas hanya muqodimah sahaja, sekedar pembukaan tentang kisah sebuah pesantren
di sanggau ledo yang merupakan peninggalan sisa perang antara suku madura dan
dayak dulu, sehingga banyak santri yang pergi. Namun sejarah akan terus
berputar, alhamdulillah santri kembali hadir di pesantren, dan setiap harinya
selalu bertambah, namun pertambahan santri tidak diimbangi dengan kapasitas
asrama serta kelayakan asrama, dimana asrama masih terbuat dari papan, lobang
di lantai sudah berjangkitan dimana-mana, bahkan lobang di dinding bisa diganti
nama menjadi jendela, atau pintu otomastis sekaligus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>santri-santri memang
bahagia tinggal disana, mereka bisa tertawa, mereka bisa mengaji bersama,
mereka bisa belajar tentang agama, namun aku (novelis amatiran ini) merasakan
ada luka yang dalam saat melihat malam-malam yang mereka lalui, dalam lelap
mereka, serangga terkadang menganggu dari celah papan, hewan-hewan liar
menganggu tidur mereka, bahkan tak jarang ular dan sejenisnya masuk dengan
santainya tanpa beban. Karena dibelakang asrama masih semak belukar, masih
banyak pepohonan alami yang tumbuh, Entahlah, aku tidak tahu tulisanku ini
bagus atau jelek, aku tidak tahu apakah mereka akan percaya dengan tulisan dan
kisahku ini, karena aku sadar aku hanya penulis fiksi, namun untuk
sahabat-sahabat dan pembaca tulisan sederhanaku dimanapun kalian berada, AKU
MEMPERCAYAI KALIAN. Aku percaya kalian aku membaca tulisan ini sampai selesai,
aku juga berharap kalian akan menyumbangkan tenaga untuk share tulisan ini
semampu dan sebisa kalian, aku juga percaya kalian tidak ingin melihat santri
di PPRU (Pondok Pesantren Raudlatul Ulum) terus terganggu dimasa masa belajar
mereka, kenyamanan belum bisa mereka rasakan, malam-malam mereka masih terusik
serangga serta hewan liar. Selain itu, Aku juga berharap, ada beberapa RUPIAH yang
akan mengalir untuk membantu pendirian asrama untuk mereka, untuk membuat
mereka bisa tertawa lebih lebar, untuk membuat mereka bisa tersenyum dan lebih
bahagia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Semoga catatan sederhana ini bisa membuka pintu hati bapak ibu,
mas dan mbak semuanya untuk ikut membantu mewujudkan mimpi santri PPRU
membangun asrama. Karena dana yang tersedia masih sangat minim.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Salam dari kami, untuk <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sahabat
muslimku semuanya. Semoga mimpi mereka untuk mendirikan asrama untuk tempat
mereka menuai mimpi bisa segera terwujud. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">M. Ardi
Ansha El-Zhemary</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Penulis
Novel Air Mata Nayla.</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Untuk sumbangan donatur, bisa transfer ke rekening</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">- BRI : <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">4852 01 012685 53 8 atas nama Muhamad Ardi
Ansha</span><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"> </span> </span></b></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">- Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat :<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>8625020060<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Cabang : Sanggau Ledo AN : Ponpes Raudatul Ulum</span></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Untuk Donatur Yang sudah mentransfer, tolong konfirmasi di nomor atau WA = 085821822683 (M. Ardi Ansha El-Zhemary) </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">“1.000
Rupiah yang anda bagikan kepada kami, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Insya
Allah</i> akan menjadi jembatan pewujud mimpi kami sebagai santri,”</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
Ini tawa dari mereka, santri putra PPRU dan dokumentasi kerusakan Asrama<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-N8y7RI9w8jw/WHMARP4-lgI/AAAAAAAABmc/yyp0dl0qHKk-b4ixq8JQuWCd6aa05m66QCLcB/s1600/IMG_20170109_095022.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://3.bp.blogspot.com/-N8y7RI9w8jw/WHMARP4-lgI/AAAAAAAABmc/yyp0dl0qHKk-b4ixq8JQuWCd6aa05m66QCLcB/s400/IMG_20170109_095022.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini tawa mereka, walau memang jauh dari sederhana, alhamdulillah mereka masih bisa bahagia</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-nStMwKwIlWA/WHMAQPaKs0I/AAAAAAAABmY/q5p4EDVmMDU-qHvkTj4Sl_e4lJM3pHLsgCLcB/s1600/IMG_20170109_095230.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://3.bp.blogspot.com/-nStMwKwIlWA/WHMAQPaKs0I/AAAAAAAABmY/q5p4EDVmMDU-qHvkTj4Sl_e4lJM3pHLsgCLcB/s400/IMG_20170109_095230.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sebagian rejeki yang anda sisihkan untuk kami, adalah butir pemujud mimpi kami. Terima kasih!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-3AchgSihX68/WHMAPYzXw-I/AAAAAAAABmU/4-Nr5iwuj8EG4RmrHHDEcFLcvO9lhoCVgCLcB/s1600/IMG_20170109_095308.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://2.bp.blogspot.com/-3AchgSihX68/WHMAPYzXw-I/AAAAAAAABmU/4-Nr5iwuj8EG4RmrHHDEcFLcvO9lhoCVgCLcB/s400/IMG_20170109_095308.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini Lantai Tempat saya Terjatuh dulu, Kondisinya sudah lapuk dan rapuh</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Ra9vBkzRUhQ/WHMAR1sG59I/AAAAAAAABmg/Vjir6AKddEsg9YQvIM9voBKk5TCZ74NEACLcB/s1600/IMG_20170109_095331.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-Ra9vBkzRUhQ/WHMAR1sG59I/AAAAAAAABmg/Vjir6AKddEsg9YQvIM9voBKk5TCZ74NEACLcB/s400/IMG_20170109_095331.jpg" width="225" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dinding asrama dengan kondisi yang sudah mulai terbuka</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-WKrcpeV35yM/WHMAS8haqeI/AAAAAAAABmk/TQumUogqGvkpU3ycYgcaILaUbITds2SHwCLcB/s1600/IMG_20170109_095406.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://4.bp.blogspot.com/-WKrcpeV35yM/WHMAS8haqeI/AAAAAAAABmk/TQumUogqGvkpU3ycYgcaILaUbITds2SHwCLcB/s400/IMG_20170109_095406.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">tiang penyangga asrama yang rapuh....</td></tr>
</tbody></table>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="371">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0United States37.09024 -95.712891000000013-36.4162205 99.052733999999987 90 69.521483999999987tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-82320987234396623222014-05-01T11:26:00.001+07:002014-05-01T11:26:41.143+07:00pertimbangkanlahpertimbangkanlah keberadaanku,<br />
kala aku mulai merindu<br />
kala aku mulau bernyanyi pilu<br />
<br />
pertimbangkanlah tentangmu<br />
yang masih diam dalam kelu<br />
tak pernah mengerti akan hadirmu<br />
<br />
untuk siapakah kamu?<br />
diriku,<br />
jika ia? kenapa engkau buat jiwaku kaku<br />
terluka dan terjatuh selalu<br />
maafkan aku, ini yang terasa darimu<br />
kekasihmu <br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-48014140003070090042014-02-17T11:58:00.002+07:002014-02-17T11:58:47.689+07:00Salam untukMuBagaimana tangan-tangan lemah itu mampu merengkuhMu ?<br />
jika kalam-kalam kadzib masih kerap mengalir..<br />
lembut tanpa terasa..<br />
sepi tanpa terterka...<br />
hanya saja sebait kata penyesalan yang tertera..<br />
kala sebuah jiwa tak lagi bangkit..<br />
terluka dalam lara.<br />
semua hanya tentangMu..<br />
sebuah kesempurnaan dari semua kesempurnaan..<br />
ya Robb.. Inni tawakkaltu ilaik....<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-77483629092093845192014-02-06T10:51:00.000+07:002014-02-06T10:51:44.880+07:00jujur ae lahmenyebalkan memang, saat semua kegiatan harus menumpuk menjadi satu, mulai dari diniyyah, kuliah sampai hapalan yang mulai mbulet keri-keri malah bubrah. ha ha..Ampun bos..! sumpah deh, mumet tenan !<br />
yupz..beginilah, mumet-mumet tak gae nulis, menowo dados tulisan sengan Best Seller.. Wk Wk..! eh bukannya best seller, malah kayak tulisannya orang Teller....melas rek ! aduh..mbok pisan2 ojo galau nopo ?? yo mboh...ezt takdir e ki.. ck ck..<br />
yo eztlah..seng penting sak iki nulis disek, apik ra apik penting nulis.. ngilangi bosen lan jenuh goro2 tugas numpuk kebalut kangen seng kebendung....campur oseng sitik, ben rodok sangar....<br />
<br />
sampai jumpa kapan2nya kapan.. STAIDA 06-02-2014<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-64434141068781623652014-02-02T10:09:00.004+07:002014-02-02T10:09:59.648+07:00Bagaimana Bisaingin kutuaikan sebait puisi dalam kediamanku..<br />
tapi aku tak pernah mampu..<br />
karena rangkaian kata itu telah pergi..<br />
ingin kulepas penat yang kini menari dalam pundakku..<br />
tapi lagi-lagi tiada mampu kubisa...<br />
karena penat itu takkan terhapus tanpa hadirmu..<br />
bagaimana bisa ?<br />
aku harus diam hening..<br />
sedang lama keberadaanmu menghilang sudah..<br />
bagaimana bisa ?<br />
aku masih tetap merindukan sosokmu..<br />
walau bayangan tak lagi kutemukan..<br />
kini hanya kenangan demi kenangan..<br />
yang semoga akan tetap ada.<br />
untuk saat ini..<br />
dan esok...<br />
<br />
2 febuari 2014<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-31600572455988509502014-02-01T11:21:00.003+07:002014-02-01T11:21:55.433+07:00Merindukanmubanyak catatan yang kutuaikan..<br />
banyak cerita yang kututurkan..<br />
banyak lagu yang telah menjadi nada<br />
banyak bait puisi yang telah terbaca..<br />
banyak lukisan terindah yang tergores..<br />
hanya saja..<br />
tentangmu akan menjadi<br />
sebiat kata yang tak mampu terteka..<br />
sebuah puing kisah yang terlewat..<br />
dan takkan terulang dalam relung waktu..<br />
hanya saja..<br />
dan hanya berharap..<br />
dalam doaku..<br />
dan tahajudku...<br />
terimakasih...<br />
hanya saja..<br />
sekejap, dan tak berlangsung lagi...<br />
<br />
<br />
STAIDA 01 febuari... untukmmu di 2 febuari....merindukanmu<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-26653802298713841622014-01-30T11:10:00.002+07:002014-01-30T11:10:42.395+07:00Cukupbanyak hal yang terlalu mudah untuk dirangkai..<br />
namun begitupula banyak hal yang terlalu mudah dilupakan..<br />
seperti aku, kamu dan dia..<br />
kadang aku melukapan kamu..<br />
apalagi jika harus memingat dia..<br />
dan tak jarang kamupun melupakan au..<br />
tanpa mampu mengingat dia..<br />
namun setidaknya ingatlah satu hal :<br />
" Kita Hamba..!"<br />
cukup..hanya itu....<br />
terima kasih..<br />
<br />
PERPUS STAIDA 30 Januari 2014<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-15256264571033321482014-01-27T09:10:00.001+07:002014-01-27T09:10:27.481+07:00UNISMA Malang....My Memorize<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-WockafWcL3I/UuW9ysvZPiI/AAAAAAAABcw/xr3mdHPVB2k/s1600/_MG_3869.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-WockafWcL3I/UuW9ysvZPiI/AAAAAAAABcw/xr3mdHPVB2k/s1600/_MG_3869.jpg" height="320" width="213" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Lagi Sibuk SMS-an, eh malah kecepret kamera.! Tapi Kok Kueren Yo.. WK Wk</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-K0T34dTW4fA/UuW9zDzefZI/AAAAAAAABc0/6cTjItyK4Es/s1600/_MG_3878.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-K0T34dTW4fA/UuW9zDzefZI/AAAAAAAABc0/6cTjItyK4Es/s1600/_MG_3878.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
EH.. ! Usman Mulai lapar... lak melet Uombo.... </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-YJSeCAuEgQM/UuW95D6chFI/AAAAAAAABdA/qtXs0ehmwyI/s1600/_MG_3881.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-YJSeCAuEgQM/UuW95D6chFI/AAAAAAAABdA/qtXs0ehmwyI/s1600/_MG_3881.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Gus E lagi galau mikirne seseorang..... </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-r0Yuod25M_E/UuW-HD0y0wI/AAAAAAAABdI/wzwjrFn4bhE/s1600/_MG_3884.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-r0Yuod25M_E/UuW-HD0y0wI/AAAAAAAABdI/wzwjrFn4bhE/s1600/_MG_3884.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Hayo...!! Ngobrol Opo Kuwi ?? Ngosip kan ?? </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-SdSbrQW9gZg/UuW-JWQgqMI/AAAAAAAABdQ/JxRKGPLDHV8/s1600/_MG_3887.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-SdSbrQW9gZg/UuW-JWQgqMI/AAAAAAAABdQ/JxRKGPLDHV8/s1600/_MG_3887.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Durung kramas...Guatel jare.. he he..</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-XQNym6fFURg/UuW-V4JuOPI/AAAAAAAABdY/WcNcisP8WbA/s1600/_MG_3910.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-XQNym6fFURg/UuW-V4JuOPI/AAAAAAAABdY/WcNcisP8WbA/s1600/_MG_3910.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
faiz jengking, usman mangap, Ardi Njungkel, </div>
<div style="text-align: center;">
Syafi' Kademen, Fawaid loyo, Albab Mumet, Matin Umek terus.... gya gya....</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-SQZxC-y9hC0/UuW-hgdkR1I/AAAAAAAABdg/uM5XFQUVo5o/s1600/_MG_3951.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-SQZxC-y9hC0/UuW-hgdkR1I/AAAAAAAABdg/uM5XFQUVo5o/s1600/_MG_3951.jpg" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Suwer rek...!! Foto paleng keren.... </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-BMQNzYWU_WE/UuW-v7wjRqI/AAAAAAAABdo/FPmlCPUus0I/s1600/ardi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-BMQNzYWU_WE/UuW-v7wjRqI/AAAAAAAABdo/FPmlCPUus0I/s1600/ardi.jpg" height="320" width="213" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Ini gue...Keren kan ! ojo ngiri lo..........</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span class="fullpost">
</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-42788784562273235352014-01-14T20:10:00.000+07:002014-01-14T20:10:06.174+07:00LIBURAN MAULUD-MASJID TUREN-MALANG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-MhA8XneZh_E/UtUy2C_t_4I/AAAAAAAABWE/ZIW-FNGj-Vs/s1600/Copy+of+Photo0049.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-MhA8XneZh_E/UtUy2C_t_4I/AAAAAAAABWE/ZIW-FNGj-Vs/s320/Copy+of+Photo0049.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-b6yMVjsUtwo/UtUywiOheVI/AAAAAAAABV8/S9Pb31fih2E/s1600/Photo0044.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-b6yMVjsUtwo/UtUywiOheVI/AAAAAAAABV8/S9Pb31fih2E/s320/Photo0044.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-NZUJZBvmSLM/UtUy5uQoewI/AAAAAAAABWM/nyO8gpcKfJk/s1600/Photo0045.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-NZUJZBvmSLM/UtUy5uQoewI/AAAAAAAABWM/nyO8gpcKfJk/s320/Photo0045.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-iGHOlcQ2pZE/UtUy7Rq5ibI/AAAAAAAABWU/iuvG6gbODpw/s1600/Photo0046.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-iGHOlcQ2pZE/UtUy7Rq5ibI/AAAAAAAABWU/iuvG6gbODpw/s320/Photo0046.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-poksnCVJ0jQ/UtUy8mJsfGI/AAAAAAAABWc/6gegks_tEZM/s1600/Photo0047.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-poksnCVJ0jQ/UtUy8mJsfGI/AAAAAAAABWc/6gegks_tEZM/s320/Photo0047.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-wVYM5Gw-XSw/UtUy_rD6bCI/AAAAAAAABWk/E2la4ZWJyG4/s1600/Photo0048.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-wVYM5Gw-XSw/UtUy_rD6bCI/AAAAAAAABWk/E2la4ZWJyG4/s320/Photo0048.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-nAWm1vmipC8/UtUzK9XdKSI/AAAAAAAABW0/zs1NLZUDOAE/s1600/Photo0049.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-nAWm1vmipC8/UtUzK9XdKSI/AAAAAAAABW0/zs1NLZUDOAE/s320/Photo0049.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-qDrA-xwo98w/UtUzHeQTybI/AAAAAAAABWs/OCIVCySLN_k/s1600/Photo0050.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-qDrA-xwo98w/UtUzHeQTybI/AAAAAAAABWs/OCIVCySLN_k/s320/Photo0050.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-hiTqUm2HX2s/UtUzaE2wgwI/AAAAAAAABW8/HPqpnQKMXY4/s1600/Photo0056.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-hiTqUm2HX2s/UtUzaE2wgwI/AAAAAAAABW8/HPqpnQKMXY4/s320/Photo0056.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-keEf4n5Gorc/UtUzqcqWWKI/AAAAAAAABXc/ZOCYwLCmS1A/s1600/Photo0057.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-keEf4n5Gorc/UtUzqcqWWKI/AAAAAAAABXc/ZOCYwLCmS1A/s320/Photo0057.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-7jVLi-riFxQ/UtUzaNqWNOI/AAAAAAAABXA/Go1r5A7bUO4/s1600/Photo0059.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-7jVLi-riFxQ/UtUzaNqWNOI/AAAAAAAABXA/Go1r5A7bUO4/s320/Photo0059.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-rMLooa6dh3U/UtUzn-ROPZI/AAAAAAAABXM/NGXw8jAzxxs/s1600/Photo0062.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-rMLooa6dh3U/UtUzn-ROPZI/AAAAAAAABXM/NGXw8jAzxxs/s320/Photo0062.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-1qfYEsN6d4s/UtUzoodZ19I/AAAAAAAABXQ/8G8lMtx8JDw/s1600/Photo0066.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-1qfYEsN6d4s/UtUzoodZ19I/AAAAAAAABXQ/8G8lMtx8JDw/s320/Photo0066.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-PCm5J92QVV4/UtU0VlxaYyI/AAAAAAAABX8/yDGXMHKGkAo/s1600/Photo0072.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-PCm5J92QVV4/UtU0VlxaYyI/AAAAAAAABX8/yDGXMHKGkAo/s320/Photo0072.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-cda-3jS9s_I/UtUz_q-EYcI/AAAAAAAABXk/-TTu2j3QGOw/s1600/Photo0073.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-cda-3jS9s_I/UtUz_q-EYcI/AAAAAAAABXk/-TTu2j3QGOw/s320/Photo0073.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-SQenkUpgCEY/UtU0C_SqTmI/AAAAAAAABXs/MbAIDq7HmEc/s1600/Photo0075.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-SQenkUpgCEY/UtU0C_SqTmI/AAAAAAAABXs/MbAIDq7HmEc/s320/Photo0075.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-T4v5OxPcCpI/UtU0R9cYVxI/AAAAAAAABX0/Y6NB-28eQy4/s1600/Photo0076.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-T4v5OxPcCpI/UtU0R9cYVxI/AAAAAAAABX0/Y6NB-28eQy4/s320/Photo0076.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Bx8kxti97GQ/UtU0geaioLI/AAAAAAAABYE/sbeZt6flarE/s1600/Photo0078.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-Bx8kxti97GQ/UtU0geaioLI/AAAAAAAABYE/sbeZt6flarE/s320/Photo0078.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-_eyUX3wtHp0/UtU1IPC2mYI/AAAAAAAABYc/THF-oGIl8OY/s1600/Photo0079.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-_eyUX3wtHp0/UtU1IPC2mYI/AAAAAAAABYc/THF-oGIl8OY/s320/Photo0079.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Q-7F29mT_xU/UtU00aFNj7I/AAAAAAAABYM/KFicmxkvIyU/s1600/Photo0083.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-Q-7F29mT_xU/UtU00aFNj7I/AAAAAAAABYM/KFicmxkvIyU/s320/Photo0083.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Q-isS3cEnQ4/UtU042mhnsI/AAAAAAAABYU/DXEJ6CLQn9Y/s1600/Photo0086.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-Q-isS3cEnQ4/UtU042mhnsI/AAAAAAAABYU/DXEJ6CLQn9Y/s320/Photo0086.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-y3-ULLtbOto/UtU1TJtzV3I/AAAAAAAABYs/gEkymzDOyLM/s1600/Photo0089.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-y3-ULLtbOto/UtU1TJtzV3I/AAAAAAAABYs/gEkymzDOyLM/s320/Photo0089.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-mVXvKIG00MQ/UtU1IVZwgVI/AAAAAAAABYg/eiBTxmLsw0g/s1600/Photo0090.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-mVXvKIG00MQ/UtU1IVZwgVI/AAAAAAAABYg/eiBTxmLsw0g/s320/Photo0090.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-UQN0ciyX8dQ/UtU1UkH83cI/AAAAAAAABY0/JZjq_yAiho4/s1600/Photo0093.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-UQN0ciyX8dQ/UtU1UkH83cI/AAAAAAAABY0/JZjq_yAiho4/s320/Photo0093.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-YFRejx0SRZg/UtU1iktg9bI/AAAAAAAABZA/Y8tcFIHx-18/s1600/Photo0099.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-YFRejx0SRZg/UtU1iktg9bI/AAAAAAAABZA/Y8tcFIHx-18/s320/Photo0099.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-3joe5gEZ9Mc/UtU1862f2fI/AAAAAAAABZM/wQCEqz1l5YU/s1600/Photo0103.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-3joe5gEZ9Mc/UtU1862f2fI/AAAAAAAABZM/wQCEqz1l5YU/s320/Photo0103.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-DS_mUdanATE/UtU1hgGZWrI/AAAAAAAABY8/Kysp7u-FKxI/s1600/Photo0105.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-DS_mUdanATE/UtU1hgGZWrI/AAAAAAAABY8/Kysp7u-FKxI/s320/Photo0105.jpg" width="240" /></a></div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-23889839779474023912014-01-06T09:00:00.001+07:002014-01-06T09:00:39.074+07:00Apakah benar ???Kenapa harus kamu yang menanyakan semua itu ?<br />
tentang keyakinan,<br />
kepercayaan,<br />
keinginan dan harapan....<br />
apa kamu masih terus berpuisi dalam ragu ?<br />
kenapa bait-baitnya masih terus bergeming..<br />
apakah benar ?<br />
kamu akan semakin menjauh<br />
dari kehidupanku..<br />
dia dan mereka<br />
yang berharap kita bisa melewati hari bersama...<br />
apakah benar ?<br />
kita akan terpisah dari kisah kita...<br />
saat aku mulai mempercayi keberadaanmu untuk melengkapiku..<br />
maafkan aku..<br />
saat itu aku hanya diam..<br />
tiada mampu memberi jawaban terbaik..<br />
karena hanya diam,<br />
dengan kata yang tak mampu kuterjemahkan..<br />
karena aku takut kehilanganmu..<br />
<br />
PERPUS STAIDA 06 01 2014<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-21214639771507444132014-01-05T01:37:00.000+07:002014-01-05T01:37:04.032+07:00Sudah aku bilangsudah sudah !<br />
aku pernah berkata :<br />
" Apapaun yang terjadi, aku akan tetap mecintaimu !"<br />
apakah kalimat itu belum jelas..<br />
aku tak peduli dengan engkau yang melukaiku..<br />
aku juga tak peduli dengan egomu<br />
aku tak peduli dengan acuhmu..<br />
aku tak peduli dengan semua hal<br />
yang terkadang membuatku menjatuhkan air mata..<br />
yang jelas aku akan peduli,<br />
saat engkau melarangkau untuk mecintaimu...<br />
aku tahu, aku tak akan mampu...........<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-20932147297658259342013-11-30T22:02:00.000+07:002013-11-30T22:02:09.621+07:00Hanya Terima kasih<span class="fullpost">catatan di malam ini..</span><br />
<span class="fullpost">untuk seseorang di sana..</span><br />
<span class="fullpost">terima kasih.</span><br />
<span class="fullpost">telah ajarkan aku tentang luka..</span><br />
<span class="fullpost">telah ajarkan aku tentang bahagia..</span><br />
<span class="fullpost">dan ajarkan aku tentang semua rasa..</span><br />
<br />
<span class="fullpost">untuk mereka di sana..</span><br />
<span class="fullpost">terima kasih telah memberi cerita...</span><br />
<span class="fullpost">terima kasih telah terimaku</span><br />
<span class="fullpost">hadir dalam kisah kalian..</span><br />
<span class="fullpost">terima kasih telah menjadi'sebuah kisah</span><br />
<span class="fullpost">dalam catatan demi catatanku...</span><br />
<br />
<span class="fullpost">untuk semuanya....</span><br />
<span class="fullpost">hanya terima kasih ini..</span><br />
<span class="fullpost">yang kutuai dalam sebait syairku..</span><br />
<span class="fullpost">terima kasih...</span><br />
<br />
<span class="fullpost">MKD 30 15 13 </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-30598884942333885692013-11-30T22:01:00.003+07:002013-11-30T22:01:52.264+07:00My Motivasion<span class="fullpost"><span id="goog_925983329"></span><span id="goog_925983330"></span>Bagaimana kabar sobat ??? Ehm..Setiap orang tentu punya motto atau landasan hidup yang menjadi jalur bagi kita untuk menuai cerita, menjalani hari dan kisah setiap waktu. begitupun seorang aku ? terlahir dengan impian, impianku, orang tua dan semua yang mengenalku. dan untuk mewujudkan impian itu aku harus memiliki sebuah kata atau motto yang akan membuat hariku lebih semangat, lebih siap dalam mencerca dunia dengan sejuta tanya.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">" Mikir sesok sore kanggo sesok isuk !!"</span><br />
<br />
<span class="fullpost">kalimat itulah yang kan kupegang mulai saat ini. dan insya allah motto itu akan teriring sebuah kata yang wajib dalam dalam setiap kisah "Istiqomah".. </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-73573960712329282772013-11-30T10:45:00.003+07:002013-11-30T10:45:49.751+07:00Catatan Izra'il Part 3<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/--v4B_bc_2-I/UpleX7eWrdI/AAAAAAAABTQ/KJicX7c2PYw/s1600/foto-terbaru-wanita-wanita-cantik-berjilbab-250x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/--v4B_bc_2-I/UpleX7eWrdI/AAAAAAAABTQ/KJicX7c2PYw/s1600/foto-terbaru-wanita-wanita-cantik-berjilbab-250x300.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Entah kemana aku harus menentukan tujuanku kali ini. Dengan kecepatan melebihi kilatan cahaya aku menuju sebuah tempat di Pesantren, ada seseorang yang sangat ingin kutemui, seorang yang selalu menangis mengadu kepada Tuhannya, Tuhanku dan Tuhan semua-allah. Tapi bukan lelaki yang kini masih sibuk dalam dzikirnya di asrama Negaran salah satu Kiai, tak peduli dengan tubuh letihnya setelah seharian berkerja demi mengabdi kepada sang Kiai, Sedangkan sahabat-sahabatnya memilih untuk terlelap, jarang sekali terbangun malam karena beralasan capek, seakan tak peduli dengan catatan kematian yang kugenggam di tanganku, padahal salah satu nama dalam daftar itu tentu ada nama mereka, mereka semua yang hanya menghabiskan malam dalam buaian mimpi, sementara mereka tidak tahu kapan mereka akan kuajak untuk kembali kepada-Nya ? Siangkah ? atau malam ? Bagaimana jika aku menjemput mereka saat malam hari saat mereka tengah larut dalam mimpi indah sesuai catatanku, apa mereka tidak takut ? Tapi aku malaikat, dan mereka manusia. Aku dan juga semua tidak akan pernah tahu rencana Tuhan selanjutnya. <br />Kini ada sesuatu yang membuatku harus kembali ke tempat yang tidak jauh dari maqam almarhum Kiai Muhtar, tempat dimana pertama kali aku bertemu seorang pemuda yang telah menuliskan catatan tentangku. Aku kembali melaju cepat, Sampai akhirnya kuakhiri perjalananku. Kusamarkan diriku menjadi seorang gadis yang tentu akan terlihat sangat anggun bagi manusia, dan aku telah berdiri di sebuah ndalem yang sebagian ruangannya diubah menjadi Asrama untuk beberapa Santriwati yang masih duduk di bangku Aliyah.<br />Pandanganku membeku, menatap gadis yang kini terus terlarut dalam sujudnya sejak beberapa menit lalu. Lumayan lama, air matalah yang selalu mengiringi dalam setiap pengaduannya. Kuhampiri gadis itu, menyapanya ramah, berharap ia tidak takut denganku yang tiba-tiba muncul menyapanya kala malam sudah semakin larut.<br /> Itulah rencana tuhan, gadis itu membalas sapaan ramahku, tidak ada rasa takut yang ia tampakkan, seakan ia mengenalku. ia mencoba tersenyum ramah seraya mengusap air mata, tapi duka tetap tampak dari setiap raut wajah ayunya. <br />Namun aku terkejut, karena dengan tiba-tiba ia memanggilku " Aliya ". Aku sempat heran, tapi perlahan aku sadar, mungkin wajahku mirip dengan salah satu santri putri yang juga telah menjadi sahabatnya. Akupun mengangguk, mengaku sebagai Aliya, berharap aku bisa mendengar cerita tentangnya, tentang gadis itu, yang mengenalkan dirinya sebagai "Syahlatus Syafa ". Kuputuskan untuk memanggilnya " Syahla". Nama yang indah.<br />" Mbak Syahla…….Apa yang terjadi dengan sampean ?" kuajukan sebuah pertanyaan dengan memanggilnya dengan embel-embel " Mbak" sesuai adat yang diajarkan di Pesantren agar terjadi rasa saling menghormati antara Santriwati. Tak peduli berapapun perbedaan umur mereka.<br /> Ia tiba-tiba kembali terisak tanpa menjawab pertanyaanku, tampaknya ada duka yang telah lama ia sembunyikan, tapi aku kagum, ia bisa menyembunyikan dukanya selama ini, hanya mengadukan kepada Dzat yang maha agung, karena hal itulah aku memutuskan untuk menemuinya malam ini.<br />Ia masih terisak, aku mencoba menenangkannya. Andai ia tahu siapa aku sebenarnya ? Tentu ia akan takut, dengan penyamaranku, aku akan bisa mengerti perasaan seorang manusia, khususnya Syahla.<br />Setelah ia agak tenang, ia mengangkat wajahnya, lalu menceritakan sebuah kisah tentang Ayahnya. <br />****<br />Aku adalah gadis yang terlahir tanpa pernah merasakan kasih sayang ibu. Tanpa pernah tahu bagaimana wajah seorang ibu. Aku hanya hidup bersama ayah, lelaki yang telah memberikan cinta dan merawatku hingga kini. Tapi dua tahun lalu ayah berubah total, Sosok penyabar yang dulu ada, kini hilang. Ayah kerap melakukan kekerasan kepadaku, bahkan tak jarang ayah menghukum tanpa pernah aku tahu apa kesalahanku.<br /> Sejak saat itu, aku memutuskan kabur dari rumah , lalu tinggal bersama Bibi Fatma, Sampai akhirnya Bibi Fatma mengirimku untuk menjadi santri di Pesantren ini. <br />Jadi sejak itu aku tidak lagi berhubungan dengan ayah. Ayah seakan menghilang di telan bumi, jujur....Sebagai seorang anak yang membenci ayahnya, aku juga merindukan tatapan hangat serta pelukannya. Hingga akhirnya terkadang aku menanyakan kabar ayah kepada Bibi Fatma, namun Bibi dengan ketus menjawab :<br />" Buat apa kamu memikiran ayahmu yang sudah tidak peduli kepadamu…Lebih baik sekarang kamu fokus dengan belajarmu…Kejarlah impianmu, Biarlah ayahmu pergi sesukanya….! Mana ada ayah yang jahat sama anaknya… "<br />Sebuah jawaban yang membuat jiwaku teriris dalam. Namun jawaban Bibi ada benarnya, jika ayah masih menyayangiku tentu ayah akan menjengukku, tapi kenyataannya sudah dua tahun aku tak melihat ayah. Dimana keberadaan ayah ? Akupun tak lagi memperdulikannya, aku mencoba untuk tetap membencinya walau terkadang jiwaku terpuruk dalam kerinduan sebagai seorang anak. Ayah ! Lelaki bernama Hasan yang dulu kupuja, kini menjadi lelaki yang tak kupahami. Bahkan mungkin saja telah menjadi lelaki yang kubenci.<br />****<br />Kisah yang membuatku berkali-kali menarik nafas dalam. Sejenak, Syahla memejamkan matanya, berat. Saat ia terpejam itulah, aku menghilang dari hadapannya secepat kerjapan mata syahla. <br />Saat itu aku menerobos ke sebuah tempat, sebuah tempat dimana aku masuk menjadi salah satu dari dua orang yang tengah berdialog di sebuah ruangan serba putih. Rumah sakit. Salah satu dari dua orang itu tengah terbaring tak berdaya, matanya cekung, bibirnya pucat, tubuhku kurus, bahkan kini tak sehelai rambutpun yang tumbuh di kepalanya. Kanker, penyakit itulah yang diderita lelaki itu, bahkan dokter memvonis umurnya tinggal menghitung hari. Walaupun kita tidak tahu kapan ajal manusa datang.<br />" Mas Hasan….Apa tidak sebaiknya, nduk Syahla kita beritahu yang sebenarnya tentang keadaan Mas ? Fatma bosan dengan semua kebohongan ini….!" <br />" Tidak Ndok…..Kita harus tetap bertahan dalam kebohogan ini….Biarkan Syahla mengejar impiannya…Biarkan ia hidup walau harus membenci Mas sebagai ayahnya…. Lebih baik Syahla hidup dalam kebencian dan tetap kuat, daripada harus bersedih dan kalah …Setelah Mas pergi nanti, Tolong jaga Syahla…Dan pesanku, jangan pernah ceritakan apa yang telah terjadi dengan Mas.."<br />" Njeh Mas…Insya Allah..!"<br />****<br />Syahla membuka mata pelan, lalu menatapku. Kuulas sebuah senyum ketegaran untuknya. Berharap ia akan tetap menjadi wanita yang kuat, lalu kubisikkan kalimat sederhana untuknya, kalimat yang kurasa ia akan memahaminya kelak.<br />" Tidak ada yang bisa mengubah takdir……Tapi yakinilah, bahwa orang yang telah mencintaimu pasti akan selalu mencintaimu, sekiranya kebencian telah menjadi akar yang menopang cinta… Hidup dalam kebencian dan tetap kuat akan menjadi pilihan terbaik, daripada harus hidup dalam cinta, lalu kalah…!"<br />Syahla mengangguk pelan, lalu mengulas senyum. Kuberikan kembali beberapa kalimat keyakinan bahwa ia bisa menjalani semua kisah hidupnya yang penuh duka. Sampai akhirnya ia kembali larut dalam sujud dan doanya. Aku berpamitan, berjalan jauh meninggalkan Syahla.<br />Namun dari kejauhan kulihat seorang pemuda berjalan tidak jauh dari asrama di ndalem tersebut, pemuda itu menatap Syahla sejenak, Syahla yang menyadari kehadiran pemuda tersebut tersenyum seraya menyebut sebuah nama.<br />" Mas Adam..!" <br />Adam hanya berlalu, ia tak tahu apa yang telah terjadi. Karena jiwanya masih sangat terluka akan apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Hingga ia hanya bisa acuh. Seakan tak mengerti bukan hanya jiwanya yang terluka, tapi juga jiwa gadis yang ia kenal beberapa hari lalu usai Lomba RMI. Syahla, sahabat Fahri.<br />Aku segera menghilang dalam malam yang tinggal beberapa menit menjemput fajar. Tidak akan pernah tahu akan apa yang terjadi dengan dua kerinduan di dua jiwa anak adam tersebut. Dua jiwa yang terluka karena rindu yang berbeda. Dan aku berharap akan ada kisah indah selanjutnya ? Semoga saja….<br /> <br />****<br />Kutatap pemuda yang kini masih duduk di batu hitam di taman Maqam. Pandangannya membeku, sampai akhirnya ia menuliskan beberapa kalimat di selembaran kertas putih yang ia selipkan di dalam mushaf-nya sebagai pembatas.<br />" Jikala membenci orang yang kita cinta membuatnya bahagia, maka lakukanlah ! Daripada tetap mencintainya, sedangkan ia terluka dan kalah karena cinta tersebut….<br />" Mencintai tidak cukup dengan menyayangi, berbagi dan terus bersama, akan tetapi berkorban untuknya adalah hal terpenting, walau kita harus menjadi orang terburuk baginya.<br />" Tetap tersenyum dan semangat dengan semua yang terjadi, walau mungkin luka akan tetap ada. Namun sebuah senyuman mampu merubah semuanya… <br /><br />To be Continue…. Catatan Izra'il Part 4.<br /> </span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-60784283380144062562013-11-30T07:18:00.000+07:002013-11-30T07:18:33.093+07:00Membuat Efek Kertas pada Corel Draw<div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:TargetScreenSize>800x600</o:TargetScreenSize>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style>
<![endif]-->
</div>
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Ada
kalanya kita membutuhkan efek kertas sobek untuk pemanis desain yang sudah
kita buat, hanya untuk membuat kesan 3D sehingga desain kita
kelihatan tampak hidup, tutorial ini terinspirasi dari logo CorelDRAW X3
(bunglon menubruk kertas), dan untuk membuat dengan CorelDRAW langkah-langkahnya
sangat sederhana;</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Contohnya seperti gambar dibawah ini;</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-J-HEXKh8Jzc/UpkqZJ9TH6I/AAAAAAAABSA/Zh3PmUpd5M4/s1600/efekkertassobek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-J-HEXKh8Jzc/UpkqZJ9TH6I/AAAAAAAABSA/Zh3PmUpd5M4/s1600/efekkertassobek.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/efekkertassobek.jpg?w=280"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/efekkertassobek.jpg?w=280"><span style="text-decoration: none;"><span><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Adapun caranya sebagai berikut;</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Buat objct kotak dengan <strong>Ractangle tool (F6)</strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Cpqfg4T82Tg/UpkqnmUjgKI/AAAAAAAABSI/xkDUCnD916Q/s1600/26.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-Cpqfg4T82Tg/UpkqnmUjgKI/AAAAAAAABSI/xkDUCnD916Q/s1600/26.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/26.jpg?w=300"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Selanjutnya buat object bebas dengan <strong>Freehand tool
(F5)</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-pbt50RUjw38/UpkqzVoHUSI/AAAAAAAABSQ/5TJhascOz8c/s1600/36.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-pbt50RUjw38/UpkqzVoHUSI/AAAAAAAABSQ/5TJhascOz8c/s1600/36.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/36.jpg?w=300"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Buat juga object bebas yang nantinya untuk sobekan kertas</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-VgJjnXWw1xc/UpkrDL3FCQI/AAAAAAAABSY/imTvkvPBNFU/s1600/46.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-VgJjnXWw1xc/UpkrDL3FCQI/AAAAAAAABSY/imTvkvPBNFU/s1600/46.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/46.jpg?w=300"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Iris bagian object yang tidak diperlukan, sebagai object
potong adalah object yang pertama kita buat dengan menggunakan menu <strong>Trim</strong></div>
<div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-fWixizsdKEI/Upkr8fXomjI/AAAAAAAABSs/HAZs_5bji9I/s1600/58.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-fWixizsdKEI/Upkr8fXomjI/AAAAAAAABSs/HAZs_5bji9I/s1600/58.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/58.jpg?w=247"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Buat gradasi dengan <strong>Interactive Fill tool (G),</strong>
atur sedemikian rupa semua object sobekan</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-VigzzvEFZGI/UpksaQXes8I/AAAAAAAABS0/blyApdcEsso/s1600/66.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-VigzzvEFZGI/UpksaQXes8I/AAAAAAAABS0/blyApdcEsso/s1600/66.jpg" /></a></div>
<div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/66.jpg?w=287"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Selanjutnya object bebas yang pertama kita buat beri warna
hitam dengan <strong>Color Pallete, </strong>dan beri efek transparan</div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-6E0G7sJIYIE/UpksqnjChAI/AAAAAAAABS8/Q1-e1hpK3mo/s1600/75.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-6E0G7sJIYIE/UpksqnjChAI/AAAAAAAABS8/Q1-e1hpK3mo/s1600/75.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/75.jpg?w=300"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Selesai, gambar kita sudah kelihatan tampak nyata, seperti
bungkus kertas yang sengaja disobek untuk melihat keadaan dalamnya …..</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-J-HEXKh8Jzc/UpkqZJ9TH6I/AAAAAAAABSE/u2NIP-UVyig/s1600/efekkertassobek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-J-HEXKh8Jzc/UpkqZJ9TH6I/AAAAAAAABSE/u2NIP-UVyig/s1600/efekkertassobek.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<a href="http://sabarudin91.files.wordpress.com/2011/12/efekkertassobek.jpg?w=280"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></div>
<div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
Kenapa gambar kok bisa muncul di dalam effect kertas sobek ? <strong> </strong><a href="http://belajar-coreldraw.blogspot.com/2011/10/menu-order-pada-coreldraw.html" target="_blank"><strong></strong></a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-42313079803673005272013-11-30T06:54:00.002+07:002013-11-30T06:54:30.900+07:00Resensi Novel DA<a href="http://1.bp.blogspot.com/-dwXzNyt9J6o/Upko4lrjLzI/AAAAAAAABRs/6ek815WcXn8/s1600/Novel+Dreamed+Angel.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-dwXzNyt9J6o/Upko4lrjLzI/AAAAAAAABRs/6ek815WcXn8/s1600/Novel+Dreamed+Angel.jpg" /></a><br />
Judul : Dreamed Angel<br />Pengarang : Muhammad Ardiansha el-zhemary<br />Penerbit : Safirah<br />Tahun Terbit : November 2012<br />Tebal Halaman : 391 halaman<br />Ukuran Buku : 14 x 20 cm<br />ISBN : 9786027724105<br /><br /><br /> 2. Pembukaan<br />Dreamed Angel adalah buku Novel karya Muhammad Ardiansha el-zhemary tahun 2012, yang menceritakan tentang kisah hidup seseorang. Dimana tokoh utamaya adalah anak dari seorang pelacur yang sudah bertaubat dan ia pun mengikuti jejak ibunya menjadi seorang pelacur setelah di jebak oleh tantenya, namun karena setelah sebuah kejadian yang menimpa dirinya ia pun bertaubat.<br /> Muhammad Ardiansha el-zhemary adalah nama pena dari Muhammad Ardi Ansha. Sedangkan el-zhemary adalah embel-embel yang di ambil dari nama sang ayah, Sumari. Penulis yang hobi melamun ini dilahirkan di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 4 September 1992 .<br /> Novel ini adalah salah satu karya penulis disela-sela aktivitasnya sebagai mahasiswa disekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA) jurusan pendidikan Matematika dan santri di Pondok Pesantren Darussalam .<br /><br /><br /><br /> 3. Tema Cerita<br />Cerita tentang kisah seseorang yang hidupnya penuh cobaan.Tapi semuanya tertolong karena ada seorang tante yang menyelamatkannya. Tapi semua menjadi boomerang saat dia akan membalas budi jasa-jasanya.<br /><br /> 4. Sinopsis<br />Adakah surga bagi seorang pelacur? pertanyaan itu mengusik hati Felisya, memang bukan kemauannya menjadi kupu-kupu malam. Tetapi, tante Mira yang merawatnya selama ini telah menjebaknya, hingga kesuciannya di renggut oleh Pak Fery.<br />Sejak saat itu Felisya menjadi pelacur kelas kakap yang dikenal sebagai Dramed Angel diperempatan mimpi. Sampai suatu ketika, seorang pemuda kaya bernama Raziv mem-booking-nya. Namun, Raziv justru meninggalkan Felisya di sebuah mushala dan menyuruhnya shalat.<br />Apakah Felisya akan bertaubat? lalu, apa tindakan Raziv saat mengetahui bahwa Felisya adalah sahabat kecil yang sangat ia cintai? Melalui catatan kecil yang menggetarkan, Felisya menuturkan perjalanan hidupnya yang bertabu luka.<br /><br /><br /> 5. Kelebihan Novel<br />Isi Novel sangat menarik karena mencritakan kisah yang realistis sehingga dapat menghipnotis pembacanya<br /><br /><br /> 6. Kelemahan Novel<br />Novel ini saharusnya ada batasan umur bagi pembacanya, karena isi novel ini menceritakan tentang kehidupan malam.<br /><br /><br /> 7. Gaya Bahasa<br />Bahasa yang digunakan adalah campuran istilah bahasa-bahasa jawa dan sedikit bahasa asing.<br /><br /><br /> 8. Kutipan<br />“Sudahlah trisya, biarkan tubuhmu menjadi santapan kedua manusia itu apasih susahnya bagi dirimumu? Kamu tidak ingat, sudah dari SMP kamu sering membagikan tubuhmu untuk teman-teman sekelasmu, bahkan orang yang tidak kamu kenal? Semua demi kebutuhan yang tiba-tiba tak terkendali, kamu lupa? Sejak itu kamu telah benar-benar memasuki dunia hitammu. Menjebak dirimu dalam kegelapan.<br />Trisya ... Trisya, jangan pernah berharap tuhan akan menerima taubatmu!”<br /><br />“Apakah engkau mendengar? Apakah engkau mengerti suara rintihan kerinduan hati ini? Saat aku merindukan semua tentangmu, tentang bening biru bola matamu, lirih lembut suaramu, canda tawamu . tentang semua yang ada dalam dirimu semoga engkau akan merasakan hal yang sama.”<br /><br /><br /> 9. Tokoh-tokoh<br />A. Felisya<br />Seorang wanita yang awalnya sangat taat kepada agama, selalu berkerudung namun karena ia dijebak oleh tantenya sifatnya pun berubah 180 derajat, namun pada akhirnya dia kembali menjadi wanita yang taat agama.<br /><br />B. Jasir lana<br />Orang yang mencintai Felisya dengan tulus. Sangat setia,taat pada agama dan teguh pendirian.<br /><br />C. Raziv<br />Suami Felisya yang selalu sabar dan terus mencari keberadaan Felisya yang ia cintai.<br /><br />D. Tante Mira<br />Orang yang menjerumuskan Felisya ke Dunia malam, yang dipikirkannya hanya uang saja.<br /><br />E. Salwa<br />Taat beragama, sangat bersahaja, baik hati, dan sangat menyangi keluarganya.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-dwXzNyt9J6o/Upko4lrjLzI/AAAAAAAABRs/6ek815WcXn8/s1600/Novel+Dreamed+Angel.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-83316172163494905342013-11-30T06:28:00.002+07:002013-11-30T06:57:07.428+07:00Syair Karya Kahlil Gibran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-XSlum87ikr4/UpkpsCUBOII/AAAAAAAABR4/3TqOlWRqeOU/s1600/gibran2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-XSlum87ikr4/UpkpsCUBOII/AAAAAAAABR4/3TqOlWRqeOU/s320/gibran2.jpg" width="229" /></a></div>
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-XSlum87ikr4/UpkpsCUBOII/AAAAAAAABR0/lFTnb0IzYiE/s1600/gibran2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a><br />
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu<br />
kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti<br />
isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)<br />
"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta<br />
akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)<br />
"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai...<br />
Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua<br />
yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)<br />
"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian...<br />
Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini...<br />
aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung<br />
dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah<br />
desakan dan... sekecup ciuman" (Kahlil Gibran)<br />
Berbagai puisi cinta Karya Kahlil Gibran ;<br />
CINTA yang AGUNG<br />
Adalah ketika kamu menitikkan air mata<br />
dan MASIH peduli terhadapnya..<br />
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH<br />
menunggunya dengan setia..<br />
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain<br />
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku<br />
turut berbahagia untukmu’<br />
Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…<br />
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya<br />
dan terbang ke alam bebas LAGI ..<br />
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan<br />
kehilangannya..<br />
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati<br />
bersamanya…<br />
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu<br />
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika<br />
mereka jatuh<br />
PANDANGAN PERTAMA<br />
Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya.<br />
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa.<br />
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia.<br />
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-<br />
hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesadaran yang dilakukan<br />
malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan<br />
misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.<br />
Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar; dewi cinta, dari suatu tempat yang<br />
tinggi.<br />
Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan<br />
memeliharanya, dan jiwa membawanya kepada buah-buahan.<br />
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan<br />
air mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat<br />
kehidupan menggemakan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia”<br />
MENCINTAI...<br />
BUKANlah bagaimana kamu melupakan..<br />
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN..<br />
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..<br />
melainkan bagaimana kamu MENGERTI..<br />
BUKANlah apa yang kamu lihat..<br />
melainkan apa yang kamu RASAKAN..<br />
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..<br />
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..<br />
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...<br />
dibandingkan menangis tersedu2...<br />
Air mata yang keluar dapat dihapus..<br />
sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang..<br />
Akan tiba saatnyadi mana kamu harus berhenti mencintai seseorang<br />
BUKANkarena orang itu berhenti mencintai kita<br />
MELAINKANkarena kita menyadaribahwa orang itu akan lebih berbahagia,<br />
apabila kita melepaskannya.<br />
Apabila kamu benar2 mencintai seseorang,<br />
jangan lepaskan dia..<br />
jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamubenar2 mencintaiMELAINKAN...<br />
BERJUANGLAH demi cintamu<br />
Itulah CINTA SEJATI Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan<br />
DARI PADA berjalan bersama orang 'yang tersedia'Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai<br />
DARI PADA orang yang berada di sekelilingmu Lebih baik menunggu orang yang tepat<br />
karena hidup ini terlalu singkat untuk dibuang hanya dengan 'seseorang’<br />
IBU<br />
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.<br />
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.<br />
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.<br />
Ibu adalah segalanya.<br />
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.<br />
Ibu adalah mata air cinta,<br />
kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.<br />
Siapa pun yang kehilangan ibunya,<br />
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.<br />
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.<br />
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.<br />
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak,<br />
syahdu tembang beburungan dan sesungaian.<br />
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.<br />
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.<br />
Pepohonandan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.<br />
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.Penuh cinta dan kedamaian.<br />
SEMALAM<br />
Semalam aku sendirian di dunia ini,<br />
kekasih; dan kesendirianku...<br />
sebengis kematian...<br />
Semalam diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara...,<br />
Di dalam fikiran malam.<br />
Hari ini...<br />
aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari.<br />
Dan, ia berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilas pandang,<br />
sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman<br />
KISAHKU<br />
Dengarkan kisahku... .<br />
Dengarkan,<br />
tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:<br />
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..<br />
Jika kita mencintai,<br />
cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.<br />
Jika kita bergembira,<br />
kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.<br />
Jika kita menderita,<br />
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.<br />
Jangan kau anggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang<br />
terus menerus.<br />
Cinta adalah tunas pesona jiwa,<br />
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,<br />
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.<br />
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah<br />
kebenaran,<br />
yang terbuka namun rahsia;<br />
ia hanya dapat difahami melalui cinta,<br />
hanya dapat disentuh dengan kebaikan;<br />
dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal uap.<br />
<br />
SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU<br />
Kata selembar kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, kerana itu aku akan<br />
tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada<br />
menderita karena tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang kotor."<br />
Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak<br />
berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka pun tak<br />
pernah mendekatinya. Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni<br />
selamanya -suci dan murni- dan kosong.<br />
Persahabatan<br />
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.<br />
Dan dia menjawab:<br />
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.<br />
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa<br />
terima kasih.<br />
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.<br />
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.<br />
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata<br />
“Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.<br />
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata,<br />
dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi,<br />
dengan kegembiraan tiada terkirakan.<br />
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;<br />
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam<br />
ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada<br />
tanah ngarai dataran.<br />
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.<br />
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta ,<br />
tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.<br />
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.<br />
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.<br />
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam<br />
membunuh waktu?<br />
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!<br />
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.<br />
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..<br />
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan gairah segar<br />
kehidupan. ~ Kahlil Gibran<br />
TEMAN SEJATI...<br />
mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa..<br />
'Menunggu selamanyaketika kamu berkata<br />
'Tunggu sebentar'Tetap tinggalketika kamu berkata<br />
'Tinggalkan aku sendiri’<br />
Membuka pintumeski kamu BELUM mengetuk dan berkata<br />
'Bolehkah saya masuk?<br />
BAGI SAHABATKU YANG TERTINDAS<br />
Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan,<br />
diberi makan pada dada penurunan nilai,<br />
yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani,<br />
engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur<br />
dengan airmata yang getir.<br />
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan<br />
isterinya,<br />
anak-anaknya yang masih kecil,<br />
sahabat-sahabatnya,<br />
dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.<br />
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara<br />
mereka yang mengenalinya,<br />
yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas<br />
permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas.<br />
Wahai tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat<br />
seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan,<br />
dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.<br />
Dan engkau, Wahai wanita yang malang,<br />
yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan.<br />
Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu,<br />
memperdayakan engkau,<br />
menanggung kemiskinanmu dengan emas.<br />
Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang gementar dalam<br />
cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang menyedihkan.<br />
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati,<br />
para martir bagi hukum buatan manusia.<br />
Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,<br />
dari ketidakadilan sang hakim, dari licik si kaya,<br />
dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya Jangan putus asa,<br />
kerana di sebalik ketidakadilan dunia ini,<br />
di balik persoalan, di balik awan gemawan,<br />
di balik bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh kadilan,<br />
segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.<br />
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.<br />
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari<br />
tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan<br />
telanjang yang rendah kerana berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan<br />
tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir<br />
airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan<br />
kuanggap hina para penindasmu.<br />
WAKTU<br />
Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….<br />
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.<br />
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan<br />
jiwamu menurut jam dan musim.<br />
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan<br />
duduk dan menyaksikan alirannya.<br />
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,<br />
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.<br />
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni<br />
ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.<br />
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?<br />
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup<br />
di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan<br />
dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?<br />
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?<br />
Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap<br />
musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam<br />
dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.<br />
Renungan<br />
Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?<br />
ketika kita menangis?<br />
ketika kita membayangkan?<br />
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT...<br />
Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan..<br />
Ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan...<br />
Tapi ingatlah...<br />
melepaskan BUKAN akhir dari dunia..<br />
melainkan awal suatu kehidupan baru..<br />
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,<br />
Mereka yang tersakiti,<br />
mereka yang telah mencari...<br />
dan mereka yang telah mencoba..<br />
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai<br />
betapapentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka...<br />
<br />
KEHIDUPAN<br />
Engkau dibisiki bahawa hidup adalah kegelapan<br />
Dan dengan penuh ketakutan<br />
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu penuh kebimbangan<br />
Kuwartakan padamu bahawa hidup adalah kegelapan jika tidak diselimuti oleh kehendak<br />
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan<br />
Dan segala macam pengetahuan akan kosong bila tidak diiringi kerja<br />
Dan segala kerja hanyalah kehampaan kecuali disertai cinta<br />
Maka bila engkau bekerja dengan cinta<br />
Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu<br />
Dengan wujudnya kamu,<br />
wujud manusia lain Dan wujud Tuhan.<br />
:+: Khalil Gibran :+:<br />
SYUKUR<br />
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan<br />
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan<br />
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta<br />
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada<br />
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari<br />
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat di bibir senyuman<br />
ALAM & MANUSIA<br />
Aku mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis meratapi kematian<br />
anaknya dan aku kemudian bertanya,<br />
"Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?'<br />
Dan sungai itu menjawab,<br />
'Sebab aku dipaksa mengalir ke kota tempat Manusia merendahkan dan menyia-nyiakan diriku<br />
dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah,<br />
meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat buruk."<br />
Dan aku mendengar burung-burung menangis,<br />
dan aku bertanya,<br />
"Mengapa engkau menangis, burung-burungku yang cantik?"<br />
Dan salah satu dari burung itu terbang mendekatiku,<br />
dan hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata,<br />
"Anak-anak Adam akan segera datang di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh<br />
dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya.<br />
Kami sekarang terpisah di antara satu sama yang lain,<br />
sebab kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan Manusia.<br />
Ajal memburu kami ke mana pun kami pergi.<br />
"Kini, matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak<br />
pepohonan dengan rona mahkota.<br />
Kupandangi keindahan ini dan aku bertanya kepada diriku sendiri,<br />
'Mengapa Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?'<br />
<br />
NDAHNYA KEMATIAN<br />
Panggilan<br />
Biarkan aku terbaring dalam lelapku,<br />
kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,<br />
dan biarkan daku istirahat,<br />
kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.<br />
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,<br />
dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.<br />
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,<br />
dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.<br />
Biarku istirahat di ranjang ini,<br />
kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;<br />
Biar sajak-sajak berselimut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;<br />
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.<br />
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,<br />
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.<br />
Hapuslah air matamu, saudaraku,<br />
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota<br />
fajar pagi.<br />
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;<br />
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.<br />
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.<br />
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.<br />
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari<br />
merah jambu mereka;<br />
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;<br />
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,<br />
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku....<br />
TANYA SANG ANAK<br />
Konon pada suatu desa terpencil<br />
Terdapat sebuah keluarga<br />
Terdiri dari sang ayah dan ibuSerta seorang anak gadis muda dan naif!<br />
Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!Ibu!<br />
Mengapa aku dilahirkan wanita?Sang ibu menjawab,<br />
"Kerana ibu lebih kuat dari ayah!<br />
"Sang anak terdiam dan berkata,"Kenapa jadi begitu?<br />
"Sang anak pun bertanya kepada sang ayah<br />
!Ayah!<br />
Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?<br />
Ayah pun menjawab,"Kerana ibumu seorang wanita!!!<br />
Sang anak kembali terdiam.<br />
Dan sang anak pun kembali bertanya!<br />
Ayah!<br />
Apakah aku lebih kuat dari ayah?<br />
Dan sang ayah pun kembali menjawab," Iya,<br />
kau adalah yang terkuat!"<br />
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.<br />
Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.<br />
Ayah!<br />
Apakah aku lebih kuat dari ibu?<br />
Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!<br />
""Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?<br />
" Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.<br />
Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan.<br />
"Kerana engkau adalah buah dari cintanya!<br />
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam.<br />
Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!<br />
Dan kau adalah segalanya buat kami.<br />
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.<br />
Tawamu adalah tawa kami.<br />
Tangismu adalah air mata kami.<br />
Dan cintamu adalah cinta kami.<br />
Dan sang anak pun kembali bertanya!<br />
Apa itu Cinta, Ayah?<br />
Apa itu cinta, Ibu?<br />
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!<br />
Dan mereka pun menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."<br />
HIDUP<br />
Kehidupan merupakan sebuah pulau di lautan kesepian, dan bagi pulau itu<br />
bukti karang yang timbul merupakan harapan, pohon merupakan impian, bunga<br />
merupakan keheningan perasaan, dan sungai merupakan damba kehausan.<br />
Hidupmu, wahai saudara-saudaraku, laksana pulau yang terpisah dari pulau<br />
dan daerah lain. Entah berapa banyak kapal yang bertolak dari pantaimu<br />
menuju wilayah lain, entah berapa banyak armada yang berlabuh di pesisirmu,<br />
namun engkau tetap pulau yang sunyi, menderita kerana pedihnya sepi dan<br />
dambaan terhadap kebahagiaan. Engkau tak dikenal oleh sesama insan, lagi<br />
pula terpencil dari keakraban dan perhatian.<br />
Saudaraku, kulihat engkau duduk di atas bukit emas serta menikmati<br />
kekayaanmu -bangga akan hartamu, dan yakin bahawa setiap genggam emas<br />
yang kau kumpulkan merupakan mata rantai yang menghubungkan hasrat dan<br />
fikiran orang lain dengan dirimu.<br />
Di mata hatiku engkau kelihatan bagaikan panglima besar yang memimpin bala<br />
tentara, hendak menggempur benteng musuh. Tapi setelah kuamati lagi, yang<br />
nampak hanya hati hampa belaka, yang tertempel di balik longgok emasmu,<br />
bagaikan seekor burung kehausan dalam sangkar emas dengan wadah air yang<br />
kosong.<br />
Kulihat engkau, saudaraku, duduk di atas singgah sana agung; di sekelilingmu<br />
berdiri rakyatmu yang memuji-muji keagunganmu, menyanyikan lagu<br />
penghormatan bagi karyamu yang mengagumkan, memuji kebijaksanaanmu,<br />
memandangmu seakan-akan nabi yang mulia, bahkan jiwa mereka melambung<br />
kesukaan sampai ke langit-langit angkasa.<br />
Dan ketika engkau memandang kelilingmu, terlukislah pada wajahmu<br />
kebahagiaan, kekuasaan, dan kejayaan, seakan-akan engkau adalah nyawa bagi<br />
raga mereka.<br />
Tapi bila kupandang lagi, kelihatan engkau seorang diri dalam kesepian,<br />
berdiri di samping singgahsanamu, menadahkan tangan ke segala arah,<br />
seakan-akan memohon belas kasihan dan pertolongan dari roh-roh yang tak<br />
nampak -mengemis perlindungan, kerana tersisih dari persahabatan dan<br />
kehangatan persaudaraan.<br />
Kulihat dirimu, saudaraku, yang sedang mabuk asmara pada wanita jelita,<br />
menyerahkan hatimu pada paras kecantikannya. Ketika kulihat ia<br />
memandangmu dengan kelembutan dan kasih keibuan, aku berkata dalam hati,<br />
"Terpujilah Cinta yang mampu mengisi kesepian pria ini dan mengakrabkan<br />
hatinya dengan hati manusia lain."<br />
Namun, bilamana kuamati lagi, di sebalik hatimu yang bersalut cinta terdapat<br />
hati lain yang kesunyian, meratap hendak menyatakan cintanya pada wanita;<br />
dan di sebalik jiwamu yang sarat cinta, terdapat jiwa lain yang hampa,<br />
bagaikan awan yang mengembara, menjadi titik-titik air mata kekasihmu...<br />
Hidupmu, wahai saudaraku, merupakan tempat tinggal sunyi yang terpisah<br />
dari wilayah penempatan orang lain, bagaikan ruang tengah rumah yang<br />
tertutup dari pandangan mata tetangga. Seandainya rumahmu tersalut oleh<br />
kegelapan, sinar lampu tetanggamu tak dapat masuk meneranginya. Jika<br />
kosong dari persediaan kemarau, isi gudang tetanggamu tak dapat mengisinya.<br />
Jika rumahmu berdiri di atas gurun, engkau tak dapat memindahkannya ke<br />
halaman orang lain, yang telah diolah dan ditanami oleh tangan orang lain. Jika<br />
rumahmu berdiri di atas puncak gunung, engkau tak dapat memindahkannya<br />
atas lembah, kerana lerengnya tak dapat ditempuh oleh khaki manusia.<br />
Kehidupanmu, saudaraku, dibaluti oleh kesunyian, dan jika bukan kerana<br />
kesepian dan kesunyian itu, engkau bukanlah engkau, dan aku bukanlah aku.<br />
Jika bukan kerana kesepian dan kesunyian itu, aku akan percaya kiranya aku<br />
memandang wajahmu, itulah wajahku sendiri yang sedang memandang cermin.<br />
Dan yang terakhir, beberapa rangkuman puisi singkat Kahlil Gibran :<br />
PERPISAHAN<br />
Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian<br />
kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang<br />
nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.<br />
KATA TERINDAH<br />
Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata ‘Ibu’, dan panggilan<br />
paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata manis<br />
dan baik yang keluar dari kedalaman hati.<br />
SAHABAT SEJATI<br />
Tidak ada sahabat sejati yang ada hanya kepentingan.<br />
PERSAHABATAN<br />
Persahabatan itu adalah pertanggungjawaban yang manis, bukannya peluang.<br />
SULUH HIDUP<br />
Tuhan telah memasang suluh dalam hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan<br />
keindahan;berdosalah mereka yang mematikan suluh itu dan menguburkannya ke dalam abu.<br />
PENYAIR<br />
Penyair adalah orang yang tidak bahagia, kerana betapa pun tinggi jiwa mereka,<br />
mereka tetap diselubungi airmata.<br />
Penyair adalah adunan kegembiraan dan kepedihan dan ketakjuban, dengan sedikit kamus.<br />
Penyair adalah raja yang tak bertakhta, yang duduk di dalam abu istananya dan cuba<br />
membangun khayalan daripada abu itu.<br />
Penyair adalah burung yang membawa keajaiban. Dia lari dari kerajaan syurga lalu tiba<br />
di dunia ini untuk berkicau semerdu-merdunya dengan suara bergetar. Bila kita tidak<br />
memahaminya dengan cinta di hati, dia akan kembali mengepakkan sayapnya lalu terbang<br />
kembali ke negeri asalnya.<br />
SUARA KEHIDUPANKU<br />
Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah<br />
kita cuba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu.<br />
KEINDAHAN KEHIDUPAN<br />
Keindahan adalah kehidupan itu sendiri saat ia membuka tabir penutup wajahnya. Dan<br />
kalian adalah kehidupannya itu, kalianlah cadar itu. Keindahan adalah keabadian yag<br />
termangu di depan cermin. Dan kalian; adalah keabadian itu, kalianlah cermin itu.<br />
RUMAH<br />
Rumahmu tak akan menjadi sebuah sangkar, melainkan tiang utama sebuah kapal layar.<br />
PUISI<br />
Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang<br />
berdarah atau mulut yang tersenyum.<br />
NILAI<br />
Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya memikul tanggungjawab,<br />
mencintai hidup dan pekerjaannya.<br />
PENDERITAAN<br />
Penderitaan yang menyakitkan adalah koyaknya kulit pembungkus kesedaran- seperti<br />
pecahnya kulit buah supaya intinya terbuka merekah bagi sinar matahari yang tercurah.<br />
Kalian memiliki takdir kepastian untuk merasakan penderitaan dan kepedihan. Jika hati<br />
kalian masih tergetar oleh rasa takjub menyaksikan keajaiban yang terjadi dalam kehidupan,<br />
maka pedihnya penderitaan tidak kalah menakjubkan daripada kesenangan.<br />
Banyak di antara yang kalian menderita adalah pilihan kalian sendiri – ubat pahit kehidupan<br />
agar manusia sembuh dari luka hati dan penyakit jiwa. Percayalah tabib kehidupan dan teguk<br />
habis ramuan pahit itu dengan cekal dan tanpa bicara.<br />
SAHABAT<br />
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi.<br />
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima<br />
kasih.<br />
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan<br />
mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.<br />
SIKAP MANUSIA<br />
Jauhkan aku dari manusia yang tidak mahu menyatakan kebenaran kecuali jika ia berniat<br />
menyakiti hati, dan dari manusia yang bersikap baik tapi berniat buruk, dan dari manusia<br />
yang mendapatkan penghargaan dengan jalan memperlihatkan kesalahan orang lain.<br />
DUA HATI<br />
Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar.<br />
HUTANG KEHIDUPAN<br />
Periksalah buku kenanganmu semalam, dan engkau akan tahu bahwa engkau masih berhutang<br />
kepada manusia dan kehidupan.<br />
INSPIRASI<br />
Inspirasi akan selalu bernyanyi; karena inspirasi tidak pernah menjelaskan.<br />
POHON<br />
Pohon adalah syair yang ditulis bumi pada langit. Kita tebang pohon itu dan menjadikannya<br />
kertas, dan di atasnya kita tulis kehampaan kita.<br />
FALSAFAH HIDUP<br />
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -keinginan<br />
adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak<br />
diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta<br />
KERJA<br />
Bekerja dengan rasa cinta, berarti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri,dengan diri<br />
orang lain dan kepada Tuhan.<br />
Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun kain dengan benang yang<br />
ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.<br />
LAGU GEMBIRA<br />
Alangkah mulianya hati yang sedih tetapi dapat menyanyikan lagu kegembiraan bersama<br />
hati-hati yang gembira.<br />
KEBEBASAN<br />
Ada orang mengatakan padaku, “Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan dibangunkan,<br />
barangkali ia sedang bermimpi akan kebebasan.”<br />
Kujawab,”Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan ajaklah berbicara<br />
tentang kebebasan.”<br />
ORANG TERPUJI<br />
Sungguh terpuji orang yang malu bila menerima pujian, dan tetap diam bila tertimpa fitnah.<br />
BERJALAN SEIRINGAN<br />
Aku akan berjalan bersama mereka yang berjalan. Kerana aku tidak akan berdiri diam sebagai<br />
penonton yang menyaksikan perarakan berlalu.<br />
DOA<br />
Doa adalah lagu hati yang membimbing ke arah singgahsana Tuhan meskipun ditingkah oleh<br />
suara ribuan orang yang sedang meratap.<br />
PENYIKSAAN<br />
Penyiksaan tidak membuat manusia tak bersalah jadi menderita: penindasan pun tak dapat<br />
menghancurkan manusia yang berada di pihak Kebenaran: Socrates tersenyum ketika disuruh<br />
minum racun, dan Stephen tersenyum ketika dihujani dengan lemparan batu. Yang benar-benar<br />
menyakitkan hati ialah kesedaran kita yang menentang penyiksaan dan penindasan itu, dan<br />
terasa pedih bila kita mengkhianatinya.<br />
KATA-KATA<br />
Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan<br />
menyedari akan keabadiannya.<br />
BICARA WANITA<br />
Bila dua orang wanita berbicara, mereka tidak mengatakan apa-apa; tetapi jika seorang<br />
saja yang berbicara, dia akan membuka semua tabir kehidupannya.<br />
KESEDARAN<br />
Aku tidak mengetahui kebenaran mutlak. Tetapi aku menyedari kebodohanku itu, dan di<br />
situlah terletak kehormatan dan pahalaku.<br />
ILMU DAN AGAMA<br />
Ilmu dan agama itu selalu sepakat, tetapi ilmu dan iman selalu bertengkar.<br />
NILAI BURUK<br />
Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan<br />
menghancurkan dinding di sisi lainnya.<br />
MENUAI CINTA<br />
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan,<br />
dan yang mampu membuka fikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang<br />
menyedihkan.<br />
KEHIDUPAN<br />
Sebab kehidupan tidak berjalan mundur, pun tidak tenggelam dimasa lampau.<br />
KERJA<br />
Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi<br />
hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. Lalu, duduklah di gerbang<br />
rumah ibadat dan terimalah derma dari mereka yang bekerja dengan penuh suka cita.<br />
SELAMATKAN AKU<br />
Selamatkan aku dari dia yang tidak mengatakan kebenaran kecuali kalau kebenaran itu<br />
menyakiti; dan dari orang yang berperilaku baik tetapi berniat buruk; dan dari dia yang<br />
memperoleh nilai dirinya dengan mencela orang lain.<br />
CINTA<br />
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan<br />
rayuan yang terus menerus.<br />
Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan<br />
tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.<br />
CINTA<br />
Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta<br />
memelukmu maka dakaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.<br />
CINTA<br />
Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat<br />
tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati<br />
keabadian.<br />
CINTA<br />
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan<br />
semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.<br />
CINTA<br />
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta<br />
akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang<br />
ATAS NAMA CINTA<br />
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta<br />
adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam<br />
hitungan tahun bahkan abad.<br />
CINTA YANG BERLALU<br />
Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya<br />
dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk<br />
berbuat jahat atas namanya.<br />
CINTA LELAKI<br />
Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang<br />
kedua adalah yang belum dilahirkan.<br />
TAKDIR CINTA<br />
Aku mencintaimu kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau.<br />
Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan<br />
kita.<br />
CINTA PERTAMA<br />
Setiap orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencuba menangkap kembali hari-hari<br />
asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu<br />
bahagia di sebalik, kepahitan yang penuh misteri.<br />
LAFAZ CINTA<br />
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada<br />
api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang<br />
tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.<br />
LAFAZ CINTA<br />
Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, kerana kita diikat<br />
bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita<br />
kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.<br />
KALIMAH CINTA<br />
Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku mencintai… Dan,<br />
apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta ialah semua yang<br />
dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya<br />
CINTA DAN AIRMATA<br />
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah sentiasa.<br />
WANITA<br />
Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah suatu<br />
kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita fahami dengan cinta kasih,<br />
dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan.<br />
BANGSA<br />
Manusia terbahagi dalam bangsa, negara dan segala perbatasan. Tanah airku adalah alam<br />
semesta. Aku warganegara dunia kemanusiaan.<br />
KESENANGAN<br />
Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya. Tawa dan airmata datang dari sumber<br />
yang sama.<br />
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa semakin mampu sang jiwa menampung<br />
kebahagiaan;<br />
WARISAN<br />
Manusia yang memperoleh kekayaannya oleh kerana warisan, membangun istananya dengan yang<br />
orang-orang miskin yang lemah.<br />
RESAH HATI<br />
Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat<br />
sahabat-sahabatnya datang dan menghiburkannya. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan<br />
kedamaiannya, dimanakah dia akan menemukannya, bagaimanakah dia akan bisa<br />
memperolehinya kembali?<br />
JIWA<br />
Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan kerana alasan duniawi<br />
dan dipisahkan di hujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai<br />
kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan.<br />
LUAHAN<br />
Setitiss airmata menyatukanku dengan mereka yang patah hati; seulas senyum menjadi sebuah<br />
tanda kebahagiaanku dalam kewujudan… Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan<br />
kerinduan…dari aku hidup menjemukan dan putus asa.<br />
LAGU KEINDAHAN<br />
Jika kamu menyanyikan lagu tentang keindahan, walau sendirian di puncak gurun, kamu akan<br />
didengari.<br />
DIRI<br />
Dirimu terdiri dari dua; satu membayangkan ia mengetahui dirinya dan yang satu lagi<br />
membayangkan bahawa orang lain mengetahui ia.<br />
TEMAN MENANGIS<br />
Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan<br />
orang yang pernah menangis denganmu.<br />
PEMAHAMAN DIRI<br />
Orang-orang berkata, jika ada yang dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami<br />
semua orang. Tapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari<br />
sesuatu tentang dirinya sendiri.<br />
HATI LELAKI<br />
Ramai wanita yang meminjam hati laki-laki; tapi sangat sedikit yang mampu memilikinya.<br />
PENULIS<br />
Kebanyakan penulis menampal fikiran-fikiran mereka yang tidak karuan dengan bahan tampalan<br />
daripada kamus.<br />
HARTA BENDA<br />
Harta benda yang tak punya batas, membunuh manusia perlahan dengan kepuasan yang berbisa.<br />
Kasih sayang membangunkannya dan pedih peri nestapa membuka jiwanya.<br />
OBOR HATI<br />
Tuhan telah menyalakan obor dalam hatimu yang memancarkan cahaya pengetahuan dan keindahan;<br />
sungguh berdosa jika kita memadamkannya dan mencampakkannya dalam abu.<br />
KESEPIAN<br />
Kesepianku lahir ketika orang-orang memuji kelemahan-kelemahanku yang ramah dan menyalahkan<br />
kebajikan-kebajikanku yang pendiam.<br />
KEABADIAN PANTAI<br />
Aku berjalan selalu di pantai ini. Antara pasir dan buih, Air pasang bakal menghapus<br />
jejakku. Dan angin kencang menyembur hilang buih putih. Namun lautan dan pantai akan<br />
tinggal abadi<br />
MEMAHAMI TEMAN<br />
Jika kamu tidak memahami teman kamu dalam semua keadaan, maka kamu tidak akan pernah<br />
memahaminya sampai bila-bila.<br />
MANUSIA SAMA<br />
Jika di dunia ini ada dua orang yang sama, maka dunia tidak akan cukup besar untuk<br />
menampung mereka.<br />
MENCINTAI<br />
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia,<br />
sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencinta.<br />
CERMIN DIRI<br />
Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih di hadapanmu,<br />
kamu memandang ke dalam diriku dan melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata,<br />
Aku cinta kamu.<br />
Tetapi sebenarnya, kamu mencintai dirimu dalam diriku<br />
KEBIJAKSANAAN<br />
Kebijaksanaan tidak lagi merupakan kebijaksanaan apabila ia menjadi terlalu angkuh untuk<br />
menangis, terlalu serius untuk tertawa, dan terlalu egois untuk melihat yang lain kecuali<br />
dirinya sendiri.<br />
KEBENARAN<br />
Diperlukan dua orang untuk menemui kebenaran; satu untuk mengucapkannya dan satu lagi<br />
untuk memahaminya.<br />
NYANYIAN PANTAI<br />
Apakah nyanyian laut berakhir di pantai atau dalam hati-hati mereka yang mendengarnya?<br />
Orang terkuat<br />
BUKAN mereka yang selalu<br />
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika<br />
mereka jatuhUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-64649099466267521242013-11-30T06:22:00.005+07:002013-11-30T06:43:50.368+07:00Nyanyian CInta<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-iwmk8uHCAwM/UpkjfmxR3ZI/AAAAAAAABRc/poe3f625PlE/s1600/el-shirazy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-iwmk8uHCAwM/UpkjfmxR3ZI/AAAAAAAABRc/poe3f625PlE/s1600/el-shirazy.jpg" /></a></div>
<b>Oleh : Habiburrahman El Shirazy</b><br />
<br />
Cairo memasuki musim semi. Pagi yang indah. Langit yang cerah. Orang-orang menatap hari dengan penuh gairah. Bgitu juga Mahmid. Ia melangkah memasuki gerbang Universitas Al Azhar dengan semangat membuncah. Fakultas Dakwah di Nasr City demikian ia cintai. Ia bayangkan hari yang indah penuh barakah. Mata kuliah Sirah Nabawiyyah, Fiqih Dakwah, Fiqh Al Muqaranah, Qiraah Sab’ah, Syaikh Fahmi Abdullah, Syaikh Yahya Ash Shabrawi, Prof. Dr. Abdul Aziz Abdih, teman-teman yang sesemangat, seirama dan se-ghirah. Mencintai rasulullah seutuhnya, tekad membaktikan diri sepenuhnya pada agama Allah. Semuanya menjadi cahaya dalam dada. Menjadi mentari bagi semangatnya.<br />
“Sebelum diangkat menjadi seorang nabi, Muhammad saw. Telah dikenal sebagai orang yang paling menjaga amanah di seantero kota Makkah. Shingga beliau diberi gelar Al Amin. Orang yang sangat bisa dipercaya. Orang yang sangat menjaga amanah. Sifat inilah yang semestinya dimiliki setiap muslim.”<br />
“Menjaga amanah adalah ruh agama ini. Umur yang diberikan Allah kepada kita adalah amanah. Langkah kaki kita adalah amanah. Pandangan mata kita adalah amanah. Hidup kita adalah amanah. Menjaga amanah adalah inti ajaran agama mulia ini. Rasulullah bersabda, Laa diina liman laa amanita lahu. Tidak beragama orang yang tidak menjaga amanah!…<br />
Hari ini ia mendapatkan penjelasan yang dalam tentang amanah, satu dari empat sifat utama Rasulullh. Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh, Guru Besar Ilmu Dakwah menguraikannya dengan bahasa yang menghidupkan jiwa. Kampus tertua di dunia ini tiada henti menempa generasi.<br />
<br />
* * *<br />
Pukul dua siang ia pulang. Naik bis menuju Ramsis, ia menyewa sepetak kamar di sebuah rumah tua di kawasan Ramsis. Kamar yang pernah disewa sepupunya yang kini telah menikah dan punya rumah di daerah Katamea. Tuan rumahnya sangat baik. Tak pernah menagih uang sewa kamar. Ia sendiri yang sering malu. Malu pada diri sendiri dan tentu malu pada tuan rumah. Pernah ia tidak bisa bayar sewa rumah enam bulan. Dan pemilik rumah tak jua menagih. Kali ini, sudah empat bulan ia belum bayar. Otaknya terus berputar dari mana ia akan dapat uang. Meminta orangtua yang sudah renta sangat tidak mungkin.<br />
Ia hanya selalu yakin bisa membayar. Allah Mahakaya. Sudah tiga puluh lamaran ia kirimkan ke tempat-tempat yang teriklankan di koran Ahram membuka lowongan. Namun tidak satu pun panggilan ia dapatkan, apalagi pekerjaan.<br />
Sementara ini, untuk memenuhi kebutuhan harian, ia berjualan buku-buku, majalah dan kaset-kaset islami di depan masjid Ramsis. Ia tidak bisa menggelar dagangannya setiap waktu. Sebab harus berbagi dengan jam kuliah. Boleh dikata ia punya kesempatan serius menjajakan dagangannya hanya pada hari Jumat. Ketika kuliah libur. Keuntungannya menjual buku tak seberapa.<br />
Ketika bis sasmpai Ramsis ia turun. Seperti biasa ia langkahkan kakinya menuju masjid El Fath. Ia ingin melepas penat, sambil meunggu Ashar tiba. Ia masuk masjid. Terasa teduh. Masjid-masjid di Cairo selalu meneduhkan. Ia pilih sebuah tiang. Duduk, dan menyandarkan punggungnya, ke tiang. Tas hitamnya ia lepas. Ia letakkan di samping kanan. Kedua kakinya ia selonjorkan. Perlahan matanya memejam, namun pikirannya tetap melayang-layang. Dari mana ia akan dapatkan uang. Dari mana ia akan bayar sewa kontrakan. Ya Allah, mohon berikan aku jalan.<br />
Azan Ashar berkumandang. Ia bangkit. Harus segera turun sebelum orang mulai banyak. Ia harus buang air kecil dan ambil wudlu. Ia turun menuju kamar kecil. Benar. Orang mulai banyak. Belasan kamar kecil tertutup. Untung masih ada satu yang terbuka. Kosong. Ia masuk. Ia tutup pintunya. Di pintu ia temukan tas hitam kumal tergantung.<br />
“Ada yang lupa membawa barangnya.” Gumamnya.<br />
Di mana-mana, di muka bumi ini, barang tertinggal di kamr kecil sudah jamak dan biasa. Di kamar kecil masjid Annur Abbasea ia pernah menemukan kaca mata tertinggal. Di kamar kecil masjid Sayyeda Zaenab ia pernah menemukan bungkusan plastik hitam. Ternyata isinya dua kilo ikan tuna. Dan pemiliknya ternyata seorang mahasiswa dari Indonesia yang baru saja belanja di pasar Sayyeda Zaenab. Entah kenapa ia sering menemukan barang-barang yang tertingglal di kamar kecil.<br />
Ia ambil tas itu, lalu keluar dan berteriak ke arah orang-orang yang sedang berwudlu, “Ada yang merasa memiliki tas ini!”<br />
Tak ada yang menjawab.<br />
Sekali lagi ia berteriak, “Perhatian! Maaf, ada yang merasa memiliki tas ini. Aku temukan tergantung di kamar kecil nomor tiga belas.”<br />
“Pemiliknya mungkin sudah naik ke atas.” Sahut seseorang.<br />
“Serahkan saja pada pengurus masjid. Siapa tahu nanti pemiliknya mencari!” Sahut yang lain.<br />
“ Ya, serahkan saja pada pengurus masjid, biar nanti setelah shalat diumumkan.”<br />
“Baik.”<br />
Ia langsung bergegas ke tempat pengurus masjid. Menyerahkan tas itu dan ihwal penemuannya. Pengurus masjid yang berjenggot lebat itu tersenyum ramah dan berkata, “Bukankah kau yang biasa berjulan buku di depan?”<br />
“Benar paman.”<br />
“Siapa namamu?”<br />
“Mahmud. Lengkapnya Mahmud Ali El Kayyis.”<br />
“Apa yang kau lakukan sangat tepuji. Sesuai dengan namamu. Tidak semua orang yang menemukan tas berusaha disampaikan yang berhak dan yang berwenag mengurusinya.<br />
Aku bangga padamu. Semoga Allah memberkahi perbuatanmu, Anakku. Kau telah menunaikan amanah, dan insya Allah akan kami tunaikan amanah ini!”<br />
Ia kembali turun untuk memenuhi hajatnya yang tertunda.<br />
<br />
* * *<br />
Usai shalat, pengurus masjid El Fath mengumumkan perihal ditemukannya tas hitam. Jika ada yang merasa memilikinya harap menemui imam masjid.<br />
Ia lega mendengar pengumuman itu. Berharap apa yang dilakukannya berpahala. Apapun isi tas itu, pasti yang punya merasa akan bahagia mendapatkannya kembali. Seperti saat ia lupa buku diktatnya tertinggal di masjid kampus. Ia benar-benar lupa saat itu. Sebelum shalat ia letakkan buku diktatnya di antara lemari tempat penyimpanan mushaf. Usai shalat ia langsung cabut pulang. Malamnya saat hendak membaca ulang tidak ia dapati bukunya. Barulah ia ingat, bukunya tertinggal di masjid. Ia sangat sedih. Buku itu sangat berharga baginya. Bagi sementara orang harganya mungkin murah. Tak seberapa. Tapi bagi dirinya yang serba kekurangan, buku itu sangat mahal. Sangat berharga. Pagi harinya ia bersegera ke kampus langsung ke masjid. Dan tidak ia temui bukunya di atas lemari. Ia sempat meneteskan airmata.<br />
“Oh siapakah yang mengambil bukuku? Untuk apa?”<br />
Ia coba beranikan bertanya pada seorang mahasiswa yang biasa menjaga masjid. Mahasiswa itu tersenyum dan berkata “Mari ikut saya!”<br />
Mahasiswa itu mengajaknya masuk ke ruang pengurus. Lalu mengambil sesuatu di rak. Sebuah buku.<br />
“Inikah bukumu itu?”<br />
“Benar.” Jawabnya dengan penuh suka cita.<br />
“Ambilah, Saudaraku. Apapun yang berada di rumah Allah ini insya Allah aman.”<br />
Ia sangat bahagia saat itu. Benar-benar bahagia. Ia seperti terlepas dari kesulitan besar. Saat ia memegang kembali bukunya ia merasa menjadi orang paling bahagia diatas muka bumi ini.<br />
Ia berharap pemilik tas itu juga akan merasakan hal yang sama.<br />
<br />
* * *<br />
Hari berikutnya ia kembali kuliah. Dengan semangat. Dan seperti biasa mampir di masjid Ramsis untuk shalat Ashar. Usai shalat, pengurus masjid mengumumkan bahwa kemarin ditemukan tas hitam itu tergantung di kamar kecil. Jika ada yang merasa memiliki boleh menghubungi imam. Ia mafhum bahwa pemilikinya belum mengembilnya. Namun ia sangat lega, dengan mendengar pengumum itu ia jadi sangat yakin bahwa orang-orang masjid sangat bisa dipercaya, sangat bisa diandalkan keamanahannya.<br />
Usai shalat, ia bergegas ke kontrakannya. Ia ingin menggelar dagangan bukunya. Bakda Maghrib ada pengajian Syaikh Sya’rawi. Biasanya jamaah membludak. Semoga di antara mereka ada yang berminat membeli buku dagangannya, terutama buku-buku yang ditulis Syaikh Sya’rawi yang dikenal sangat merakyat dan dalam ilmunya.<br />
Begitu sampai kontrakan. Ia langsung mandi. Cepat sekali. Ganti pakaian. Pakai minyak wangi pemberian Rahmi, teman karibnya satu kampus yang suka jual minyak. Dua kardus besar ia letakan di kedua bahunya. Sebuah tikar plastik ia selipkan antara kardus dan kepalanya. Terasa sangat berat. Tapi inilah hidup. Inilah jihad. Dan jika sudah terbiasa jadi terasa ringan-ringan saja. Ia turuni tangga. Sebab kamarnya ada di lantai tiga. Lalu berjalan melewati lorong-lorong sempit. Menyusuri trotoar. Melewati deretan gedung perkantoran. Sampai di depan Bank Ahli ia turunkan kardusnya. Ia kelelahan.<br />
Setelah cukup ia lanjutkan perjalanan. Menyeberang jalan. Sebuah sedan merah melaju kencang. Nyaris menyerempet kaki kanannya. Ia beristighfar sementara sopir sedan mengumpat-umpat tidak karuan. Empat menit kemudian ia sampai di tujuan. Trotoar depan masjid El Fath Ramsis. Ia turunkan pelan-pelan dua kardusnya. Ia gelar tikar. Lalu ia tata dan ia susun buku dagangannya sedemikian rupa. Demikian juga kaset-kaset dan majalah. Buku-buku Syaikh Sya’rawi ia susun semenarik mungkin di bagian paling depan. Sehingga tampak menonjol dan memikat hati yang melihatnya.<br />
Senja mulai pekat. Langit memerah di sebelah barat. Lampu-lampu kota mulai menyala. Orang-orang mulai deras berdatangan. Hatinya riang. Sudah delapan buku yang terjual. Semuanya buku fatwanya Syaikh Sya’rawi. Keuntungan masing-masing buku tiga pound. Sebelum Maghrib ia sudah dapat dua puluh empat pound. Ia tersenyum.<br />
“Alhamdulillah ya Rabb.” Pujinya pada Tuhan yang memberi rejeki.<br />
Ia lalu berharap jika Syaikh Sya’rawi tiap hari memberi ceramah di masjid Ramsis. Atau ada seratus ulama seperti Syaikh Sya’rawi, dan semuanya menulis buku. Lalu semuanya memberikan ceramah masjid Ramsis, tempatnya menggelar dagangan. Jika tiap hari ia bisa untung dua pukuh lima pound<br />
saja, maka dalam satu bulan ia akan punya masukan paling tidak tujuh ratus lima puluhan pound. Dan itu sangat cukup untuk membayar sewa kamar, makan, ongkos bis, dan buku. Bahkan ia bisa menargetkan kapan menikah. Ah kenapa ia tiba-tiba berpikir menikah.<br />
“Ya Kapten, lau samah, bikam syarith dzai?”1<br />
Suara seorang perempuan membuyarkan lamunannya. Ia mengarahkan matanya ke asal suara. Hatinya bergetar sesaat. Di hadapannya seorang gadis berparas elok berjilbab putih berjongkok sambil memegang sebuah kaset. Ya, kaset ceramah Syaikh Sya’rawi berjudul: Al Mar’ah Ash-Shalihah. Satu detik matanya beradu dengan mata gadis itu. Ia menangkap kecantikannya.mata yang bundar dan bening. Muka yang bersih dengan tahi lalat di dagu kirinya. Ia segera menahan matanya, mengalihkannya ke kaset yang di pegang gadis itu.<br />
“E… sab’ah junaihat.”2<br />
“Ghali awi!”3<br />
“La ya anisah, hadza jaded.”4<br />
“Arba’ah mumkin?”5 Gadis itu menawar.<br />
“Musy mumkin, afwan.”6<br />
“Khamsah la azid.”7<br />
“Masyi.”8<br />
Gadis itu mengambil kaset dan memasukannya ke dalam tas, lantas mengeluarkan lima pound. Ia mengambil uang itu seraya mengucapkan, “Terima kasih, Nona.”<br />
Setelah gadis itu berlalu ia raba hatinya. Masih ada getaran. Ia jadi berpikir, kenapa ia baru mengangankan nikah, tiba-tiba langsung ada gadis di hadapannya. Gadis yang membuat hatinya bergetar. Apakah ini tanda-tanda.<br />
“Ah, astaghfirullah, aku tak mau dijebak setan!” cepat-cepat ia menolak pikirannya.bukankah sudah tidak terhitung gadis berjilbab yang membeli dagangannya? Di antara mereka bahkan banyak yang lebih cantik dari gadis tadi. Kenapa tiba-tiba ia harus bergetar, harus merasa sesuatu yang lain?<br />
Saat Maghrib tiba masjid telah penuh. Ia merasa tidak perlu masuk masjid. Cukup menggelar koran dan ikut shalat jamaah di samping dagangannya. Usai shalat Syaikh Sya’rawi memberikan ceramahnya. Berkali-kali tasbih dan kalimat tauhid terdengar gemuruh dari para pendengar. Di tengah-tengah asyiknya mendengarkan ceramah. Sambil sesekali melayani pembeli tba-tiba seorang lelaki berjenggot bermuka ramah mendatanginya. Lelaki itu tak lain adalah salah satu pengurus masjid El Fath.<br />
“Apa kabarmu Nak? Laris?”<br />
“Alhamdulillah, saya baik. Rejeki hari ini juga baik.”<br />
“Syukur kalau begitu. E, begini Nak….”<br />
“Ya, Paman. Ada apa?”<br />
“Ada yang punya perlu denganmu. Jika kau tidak keberatan. Habis shalat Isya datanglah ke kantor pengurs masjid.”<br />
“Perlu apa ya kira-kira, Paman?”<br />
“Insya Allah baik untukmu. Bisa?”<br />
“Insya Allah, Paman.”<br />
<br />
* * *<br />
Syaikh Sya’rawi memberikan siraman penyejuk jiwa sampai Isya. Beliau juga mengimami shalat Isya. Acara ceramah beliau disiarkan langsung ke seluruh penjuru Timur Tengah oleh sebuah stasiun televisi. Usai shalat, Mahmud sibuk dengan para pembeli bukunya. Semua buku tulisan Syaikh Sya’rawi ludes. Kaset ceramah beliau tersisa tiga. Buku-buku yang lain juga banyak dibeli. Ketika masjid mulai sepi, ia mengemasi dagangannya.<br />
“Ini sungguh hari yang penuh keberuntungan.” Katanya pada diri sendiri. Separo bukunya terjual. Ia menaksir keuntungannya hari itu kira-kira seratus empat puluh pound.<br />
“Lumayan, bisa untuk menyelamatkan muka. Bisa untuk membayar sewa kamar dua bulan.” Gumamnya pada diri sendiri.<br />
Setelah mengikat kardusnya ia melangkah ke masjid. Ia bawa barang dagangannya ke masjid. Ia letakkan di balik pintu masuk, lalu menuju salah satu ruang yang digunakan sebagai kantor para pengurus. Di sana ada beberapa orang yang berkumpul. Ia mengetuk pintu memberi salam. Yang ada di situ serentak menjawab salam. Sekilas ia kitarkan pandangan. Tak ada Syaikh Sya’rawi. Mungkun telah diantar pulang.<br />
“Nak Mahmud, silakan duduk.” Lelaki berjenggot bermuka ramah mempersilakan duduk.<br />
“Terima kasih.” Jawabnya. Ia lalu duduk di kursi yang masih kosong.<br />
“Diakah pemuda itu?” Seorang lelaki setengah baya berwajah bersih tiba-tiba berkata sambil memandang kearah Mahmud.<br />
“Benar, dialah orangnya.” Jawab lelaki berjenggot bermuka ramah.<br />
Mahmud yang merasa dirinya jadi obyek pembicaraan spontan bertanya,<br />
“Kalian membicarakan aku?”<br />
“Iya Nak Mahmud. Seperti yang saya sampaikan bakda shalat Maghrib tadi. Ada orang yang perlu denganmu. Ceritanya begini, bapak ini adalah Tuan Ragib Ali Ridhwan Hamid Ghazali. Beliaulah pemilik tas hitam yang kautemukan. Beliau ingin berterima kasih padamu.” Lelaki berjenggot bermuka ramah menjlaskan.<br />
“Benar Nak Mahmud. Saya sangat berterima kasih padamu. Sebagai rasa terima kasih, saya ingin memberikan sesuatu padamu. Nilainya mungkin tidak seberapa tapi semoga menjadi tanda syukur. Karena siapa yang tidak berterima kasih pada manusia dia tidak berterima kasih kepada Allah.” Kata lelaki setengah baya berwajah bersih bernama Ragab itu.<br />
Mahmud belum sempat mengucapkan sepatah kata, namun Tuan Ragab telah berdiri dan mengulurkan amplop kepadanya. Dengan spontan Mahmud menolaknya seraya berkata,<br />
“Sebentar Tuan Ragab. Kemarin itu saya hanya menunaikan amanah karena Allah. Itu saja. Itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai seorang muslim. Jadi, rasanya tidak semestinya saya menerima yang berlebih. Tidak perlu berterima kasih atas sebuah kewajiban. Bersyukurlah pada Allah.”<br />
“Iya. Kau benar. Tapi tolong terimalah tanda terima kasih saya padamu Nak. Terima kasih saya atas amanah yang kautunaikan.” Desak Tuan Ragab.<br />
“Maaf, janganlah Tuan memaksa saya untuk menerima<br />
sesuatu sebagai imbalan kewajiban yang harus saya tunaikan.<br />
Tolong, saya hanya melakukan karena Allah. Tolong. Saya sampaikan empati saya atas sikap Tuan yang hendak berterima kasih pada saya. Saya terima ungkapan terima kasihnya. Tapi tidak untuk sesuatu yang hendak Bapak berikan pada saya. Sekali lagi jangan paksa saya!”<br />
Tuan Ragab memandang kepada lelaki imam masjid yang hanya dengan diam saja sejak tadi. Sang imam mengisyaratkan dengan gelengan kepala dan telapak tangannya agar dia jangan memaksa.<br />
“Baiklah aku tak bisa memaksa. Tapi apakah kau tahu isi tas hitam itu?” kata Tuan Ragab.<br />
Mahmud menggelengkan kepala seraya berkata, “saya sama sekali tidak membukanya.”<br />
“Aku percaya kamu tidak membukanya karena isinya masih utuh semua. Untung kamu tidak membukanya, kalau kamu membukanya setan mungkun akan memperdaya kamu agar kamu tidak menunaikan amanah dengan sebenar-benarnya. Lihatlah Nak Mahmud, ini isinya.”<br />
Tuan Ragab lalu mengeluarkan isi tas hitam. Pertama-tama koran bekas yang telah lecek. Bungkusan plastik hitam. Sebuah kantong kain berwarna hijau tua. Buku agenda. Dan sebuah pena hitam yang ujungnya kuning keemasan.<br />
“Kelihatannya tak ada yang istimewa kan? Tapi ini adalah setengah perjalanan hidupku.” Kata Tuan Ragab. Dia lalu mengambil bungkusan plastik hitam dan mengeluarkan isinya. Dua bundel dollar Amerika.<br />
“Jumlahnya tiga puluh ribu dollar.” Kata Tuan Ragab. Ia lalu meraih kantong hijau tua dan mengeluarkan isinya: seuntai kalung emas permata dengan bandul permata mulia berwarna<br />
merah tua yang sangat indah.<br />
“Ini nilainya tiga ratus ribu dollar. Baru saya beli dari Madrid untuk hadiah keberhasilan putriku semata wayang menghafalkan Al-Quran.”<br />
Tuan Ragab lalu beralih ke buku agendanya. Agendanya itu berkancing. Ia buka dan ia pegang selembar kertas seraya berkata dengan mata berkaca-kaca,<br />
“Ini cek dari seorang kolega di Port Said. Nilainya tujuh ratus tujuh puluh lima ribu pound. Inilah isi tas hitam lusuh ini Nak Mahmud, apakah aku tidak pantas memberikan sesuatu padamu sebagai ungkapan terima kasih.”<br />
Semua yang hadir di ruangan itu diam dan takjub. Semua baru tahu isi sebenarnya tas hitam kumal itu. Imam masjid dan pengurus masjid saat memeriksa tas itu hanya membuka agendanya. Mencatat keterangan yang ada di biodata di halaman depan. Yang tertulis hanya nama pemilik, tanggal lahir. Tidak ada alamat dan keterangan yang lainnya.<br />
Mereka tidak sampai memeriksa beberapa berkas yang ada di agenda itu. Juga tidak memeriksa isi kantung hijau tua dan bungkusan plastik. Begitu ada yang mengaku memiliki tas itu. Mereka mengujinya dengan menanyakan kartu identitas. Ketika nama dan data dalam kartu identitas sama dengan yang tertulis di dalam buku agenda dan bisa menyebutkan isi tas secara umum. Maka mereka percaya dialah pemiliknya. Dan memang sejak diumumkan tidak ada satu orang pun yang mengaku. Sampai datang Tuan Ragab menanyakan kepada pengurus masjid perihal tas hitam kumalnya yang tertinggal saat buang air kecil.<br />
“Allah yang mengatur semua. Alhamdulillah saya bisa mengamalkan ilmu dan menunaikan amanah. Saya ingin murni karena Allah. Jangan paksa saya,” Kata Mahmud lirih.<br />
“Jadi kau benar-benar tidak ingin menerima amplop ini?”<br />
“Jangan paksa saya, saya mohon.”<br />
“Aku sungguh bangga padamu Nak Mahmud. Baiklah aku tidak akan memaksa lagi. Namun aku tetap ingin mengungkap-kan rasa syukurku. Kepada yang hadir di ruangan ini saksikanlah aku sedekahkan cek senilai tujuh ratus tujuh puluh lima ribu pound untuk anak yatim dan fakir miskin. Pengelolaannya saya serahkan pada pengurus masjid. Pahalanya semoga terlimpahkan pada semua orang beriman yang menunaikan amanah dengan benar.”<br />
Kata-kata Tuan Ragab membuat hati yang hadir di ruangan itu bergetar. Mahmud bersyukur dalam hati bahwa ia bisa mempertahankan prinsipnya. Di akhir pertemuan Tuan Ragab membagikan kartu namanya. Saat bersalaman dengan Mahmud beliau mencium kening anak muda itu sebagai tanda cinta dan penghormatan.<br />
<br />
* * *<br />
Hari berikutnya Mahmud menceritakan apa yang dialaminya dengan Tuan Ragab perihal tas hitam kumal itu pada sahabat karibnya Ramhi. Dan Ramhi menanggapinya dengan emosi,<br />
“Emang sewa kamarmu sudah kau lunasi!?”<br />
“Belum.” Jawab Mahmud.<br />
“Kau sungguh bodoh! Sok suci! Sok ikhlas! Miskin tapi sok kaya! Apa sih beratnya menerima tanda terima kasih. Mungkin itu bisa jadi modal kamu usaha. Kamu itu sungguh manusia aneh. Bayar sewa kamar saja nunggak berbulan-bulan tapi sok<br />
malaikat. Sok tidak butuh uang. Dasar kolot, tolol, bahlul,<br />
primitif! Sini berikan padaku kartu namanya biar aku cari Tuan Ragab itu dan aku ambilkan bagianmu.”<br />
Mahmud menggelengkan kepala.<br />
“Kenapa tidak?!” Sengit Ramhi.<br />
“Lelaki sejati tidak akan menjilat ludahnya!”<br />
“Bah! Dasar prtimitif kolot! Jika kau masih mem-pertahankan kekolotan prinsip-prinsipmu di era global seperti ini, kau tidak akan survive! Kau akan binasa terlindas realitas!”<br />
“Allah bersama orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”<br />
Dengan muka kesal Ramhi meninggalkan Mahmud sambil bergumam,<br />
“Semoga kau dapat petunjuk wahai manusia lugu yang kolot!”<br />
<br />
* * *<br />
Bumi terus berputar. Matahari terus terbit di timur dan tenggelam di barat. Tak pernah berhenti. Hari berganti hari. Setelah empat tahun kuliah Mahmud berhasil menyelesaikan kuliahnya di Fakultas dengan nilai mumtaz. Ia terpilih sebagai terbaik pertama di angkatannya. Selesai kuliah ia tidak pulang kampung, tapi mencoba bertahan di Cairo. Ia sangat ingin lanjut pascasarjana. Namun ia merasa perlu kemapanan ekonomi.<br />
Suatu hari di awal musim dingin ia pergi ke kampus.ia kangen dengan kampus. Ia ingin menemui beberapa teman satu angkatannya yang belum lulus sambil refresing menyegarkan pikiran. Di pintu gerbang ia berpapasan dengan Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh. Mahmud menyalaminya dengan penuh takzim.<br />
“Mahmud, sudah dua minggu ini aku mencarimu. Nanti jam satu siang datanglah ke ruang kerjaku.”<br />
Kata-kata Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh itu sangat menyejukkan hatinya. Jika ia dicari-cari seorang guru besar yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya seperti beliau maka itu suatu keberkahan. Suatu tanda akan datangnya kebaikan-kebaikan.<br />
“Insya Allah, Doktor.” Jawabnya singkat.<br />
Tepat jam satu kurang tiga menit ia masuk ruang kerja Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh dengan terlebih dahulu mengucapkan salam.<br />
“Wa’alaikumussalam. Duduklah Mahmud! Kau tepat waktu Mahmud. Aku senang.”<br />
“Ada yang bisa saya bantu Doktor?”<br />
“Begini Mahmud, aku mau bertanya padamu, mau tidak kamu mengamalkan ilmumu?”<br />
“Tentu Doktor. Bukankah ilmu harus diamalkan?”<br />
“Mau tidak kamu berjuang dan berdakwah?”<br />
“Tentu doctor. Itu adalah kewajiban seorang muslim.”<br />
“Rasanya aku tidak salah memanggil kamu. Begini, ada sebuah daerah di pelosok selatan Mesir yang sangat membutuhkan seorang dai. Maukah kamu diutus ke sana. Sebagai utusan resmi Al Azhar. Semua biaya Al Azhar yang menanggung. Kau juga akan dapat gaji. Kau tidak selamanya di sana. Hanya dua tahun. Setelah itu kau akan aku usahakan dapat beasiswa untuk lanjut S2. bagaimana?”<br />
Mendengar penjelasan Prof. Dr. Abdul aziz Abduh, hati Mahmud gerimis.<br />
“Saya wakafkan diri saya untuk dakwah, Doktor. Untuk dakwah saya siap ditempatkan dan diutus di mana saja.”<br />
“Aku bangga mendengarnya, Anakku. Bersiap-siaplah.<br />
Surat-suratnya akan aku urus. Minggu depan kamu berangkat, insya Allah. Dan ingat kamu berangkat ke medan dakwah yang tidak ringan.”<br />
“Mohon doanya, Doktor.”<br />
“Hayyakallah ya Bunayya.”9<br />
“Amin.”<br />
<br />
* * *<br />
Minggu berikutnya, setelah menempuh perjalanan panjang dari Cairo ke Asyyut dengan kereta dan disambung dengan angkot sampailah Mahmud ke sebuah desa. Turun dari angkot ia masih harus berjalan kaki setengah kilo untuk mencapai perkampungan di mana dia ditugaskan. Begitu sampai ia langsung rumah imam masjid.<br />
Seorang petani memberi petunjuk,<br />
“Datangilah rumah yang bercat hijau. Di halamannya ada seekor keledai sedang ditambat. Dari sini kira-kira seratus meter. Setelah kebun korma.”<br />
Ia bergegas ke sana. Dengan mudah ia temukan rumah itu. Ia ketuk pintu. Seorang lelaki tua, berumur tujuh puluhan keluar. Ia berbincang dengannya penuh takzim, menjelaskan kedatangannya dan menyerahkan surat tugas. Lelaki tua itu mempersilakan masuk rumahnya, menyambutnya dengan penuh<br />
suka cita, “Alhamdulillah surat permohonan saya ke bagian dakwah Al Azhar dikabulkan. Saya sangat bahagia. Saya berharap kau betah di desa ini dan bisa jadi penerang di desa kami.”<br />
“Kalau boleh tahu siapa nama Imam?”<br />
“Ah, sebenarnya saya merasa tidak pantas menjadi imam. Bacaan Al-Quran saya masih belum benar. Karena tidak ada yang lain jadi terpaksa saya menjadi imam. Nama saya Raghib. Nanti bakda shalat Maghrib kau akan kukenalkan pada jamaah masjid. Setelah itu kau akan kuajak berkunjung ke rumah para pemuka masyarakat desa ini. Mereka semua pasti akan senang dengan keberadaanmu di sini.”<br />
“Semoga Allah memudahkan semuanya.”<br />
Sejak hari itu mulailah perjuangan dakwah Mahmud benar-benar merasakan beban yang tidak ringan. Masyarakat di desa itu masih ada yang buta huruf. Masih ada yang belum bisa baca Al-Quran. Masih banyak yang belum mengerti ajaran Islam dengan benar.selama ada di desa itu, ia diangkat menjadi imam menggantikan Pak Raghib yang menjadi imam sementara. Ia menjadi rujukan, tempat bertanya masalah agama. Bahkan masalah sosial. Masyarakat begitu percaya padanya sebagai lulusan Al Azhar di Cairo. Anak-anak juga sangat lekat padanya. Mereka antusias belajar Al-Quran padanya. Seringkali Mahmud membuat acara yang sangat mengasyikan bagi mereka. Kematangannya ketika aktif di kepanduan sebelum masuk kuliah sangat berharga.<br />
Genap satu tahun, Mahmud seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat desa itu. Pengajian umum yang ia<br />
buka di masjid setiap hari Jumat pagi dihadiri oleh ribuan orang. Tidak hanya masyarakat dessa itu namun juga desa-desa sekitarnya.<br />
Namun lazimnya sebuah dakwah, tidaklah mulus begitu saja. Sudah beberapa kali nyawanya terancam oleh mereka yang merasa keberadaan Mahmud sangat membahayakan mereka.<br />
Mereka sebuah mafia kecil yang secara diam-diam menanam ganja di tengah-tengah kebun mereka. Mereka adalah bagian dari jaringan pengaedar narkotika di kawasan Mesir Selatan. Ulah mereka belum terendus pihak kepolisian. Kehadiran Mahmud yang berpendidikan dianggap sangat membahayakan. Beberapa kali Mahmud hendak dilenyahkan namun gagal.<br />
Mafia kecil itu terus mencari cara membinasakan imam muda ini. Akhirnya mereka sepakat untuk menghabisi Mahmud dengan rekayasa dan fitnah.<br />
“Begini, agaknya imam muda ini banyak disukai anak-anak gadis. Kita manfaatkan hal ini untuk membinasakannya. Kita pernah dengar dulu di Bani Israel ada seorang ahli ibadah yang namanya Barshisha. Dan ia hancur karena perempuan. Bagaimana kalau kita gunakan cara setan itu untuk membinasa- kan imam muda ini.” Seorang anggota mafia berambut keriting mengajukan usul.<br />
“Boleh. Riilnya bagaimana?” Ketua mafia menyahut.<br />
“Begini Bos,” Kata lelaki berambut keriting, “Saya telah amati kegiatan imam muda itu dua minggu penuh. Juga saya bertanya banyak hal tentangnya ke para penduduk. Imam muda itu punya pengajian rutin Tafsir Jalalin di masjid tiap hari malam Ahad. Tempatnya di masjid selatan desa. Dia pulang dan pergi tidak pernah sendirian. Jadi kalau kita gunakan kekerasan justru berbahaya.”<br />
“Terus gimana membinasakan dia?” Sahut sang ketua tidak sabar.<br />
“Begini Bos, kita fitnah dia. Penduduk desa ini paling anti dan paling murka terhadap orang yang mengotori anak gadisnya. Saya dapat informasi ada seorang anak gadis yang sangat suka<br />
apa saja asal dapat imam muda ini. Setahu saya, imam muda ini<br />
sampai di rumahnya dari pengajian Tafsir Jalalain jam setengah dua belas malam. Kita akan manfaatkan Sadia. Kita seolah membantu Sadia, namun Sadia harus ikut skenario kita. Dan harus menjaga rahasia. Begitu Bos.”<br />
“Lha terus riil memanfaatkan Sadia itu gimana, Keriting?”<br />
“Begini Bos, saat si imam muda itu pergi mengaji Tafsir Jalalain, diam-diam dengan cara yang tidak diketahui orang kita datangi rumah imam itu lewat belakang. Kita ajak Sadia ikut serta. Kita congkel pintu belakang, kita minta Sadia masuk dalam rumah imam itu. Sadia harus bersembunyi. Ketika imam itu nanti pulang dan tidur pulas. Sadia harus tidur di samping imam itu. Satu ranjang kalau perlu dengan pakaian yang tampak acak-acakan. Saat itulah kita grebek, kita kerahkan orang kampung. Pada saat kita grebek Sadia harus memeluk imam muda itu kuat-kuat, menangis dan menjerit-jerit. Dengan demikian hancurlah imam muda itu. Ia akan dilempari batu seperti anjing kurap oleh seluruh penduduk kampung. Akan diusir.”<br />
Sang ketua manggut-manggut mengerti.<br />
“Apa Sadia mau. Pasti mau bos. Dia sudah masuk perngkap kita. Sekarang dia sudah ikut pakai ganja sebab kakaknya juga bagian dari kelompok kita.”<br />
“Bagus. Segera jalankan rencanamu dengan matang. Ajak dan provokasi para pemuda yang tidak suka dengan imam sok suci itu!”<br />
<br />
* * *<br />
Sore itu Mahmud asyik membuat acara permainan dengan anak-anak di sebuah kebun korma. Tiba-tiba seorang anak berteriak,<br />
“Imam… imam itu ada ular!”<br />
Mahmud langsung melihat ke arah yang ditunjuk si anak. Ya ada seekor ular cobra yang sangat berbahaya. Ia minta anak-anak menyingkir. Di kepanduan ia pernah belajar mengatasi ular. Sepuluh menit kemudian Mahmud telah berhasil meringkus ular itu dengan kain yang ia gunakan untuk tikar.<br />
“Jangan takut ini ularnya sudah tertangkap.”<br />
Anak-anak gembira.<br />
“Imam memang hebat. Di sini belum pernah ada seorang pun yang berani menangkap ular cobra. Kepala desa yang dulu meninggal katanya karena dipatuk ular cobra.” Kata anak yang tadi berteriak.<br />
Sore itu kabar imam muda menangkap ular cobra langsung tersiar ke seluruh penjuru desa. Seorang petani separo baya mendatangi Mahmud dan menasihati,<br />
“Imam, jangan main-main dengan cobra. Lebih baik langsung di bunuh saja!”<br />
“Saya tidak main-main kok, Paman. Ular ini sengaja tidak saya bunuh sebab besok pagi saya ingin membawanya ke dokter untuk diambil serumnya. Serum itu bisa jadi obat jika kelak ada penduduk desa ini digigit ular berbisa ini. Jangan kuetir, Paman.”<br />
Setelah faham petani itu tersenyum dan minta diri. Mahmud memasukkan ular itu ke dalam kantong goni lalu mengikatnya dan meletakannya di ruang belakang rumahnya.<br />
Setelah Maghrib, Mahmud membaca tafsir yang akan dia sampaikan untuk pengajian rutin. Bakda Isya ia berangkat ke masjid selatan desa untuk menyampaikan pengajian.sementara kelompok mafia mulai menjalankan rencananya. Sebagian mereka sudah mampu menyebar fitnah dan meyakinkan<br />
sebagian penduduk desa bahwa si imam muda itu tak lain adalah seekor srigala busuk. Imam muda itu telah mengotori desa dan menodai kesucian gadis desa, di antara korban yang sedang dalam cengkeramannya adalah Sadia.<br />
Sebagian yang lain ada yang menyebar desas-desus ke kalangan ibu-ibu. Mereka minta ibu-ibu melihat apa yang akan terjadi malam nanti. Malam nanti akan ketahuan siapa sebenarnya imam muda yang selama ini dipuji-puji itu.<br />
Di sebuah rumah, Sadia telah siap dengan segala fitnahnya.<br />
“Suratku tak pernah ditanggapinya. Malam ini imam sok suci itu akan tahu siapa Sadia. Dia akan tunduk di telapak kakiku.” Gumamnya.<br />
Tepat pukul sepuluh Sadia dan lelaki berambut keriting berhasil masuk rumah Mahmud lewat pintu belakang. Sadia berpakaian setengah telanjang. Ia benar-benar sudah kehilangan rasa malunya. Di luar rumah ketua mafia bersiaga penuh dengan beberapa anak buahnya. Beberapa anak buah yang lain bertugas membawa para pemuda pada saat yang tepat.<br />
Tepat pukul sebelas Mahmud pulang diantar oleh seorang pemuda. Setelah pemuda itu pamit, Mahmud masuk rumah. Ia tidak masuk ke kamarnya tapi duduk di ruang tamu. Ia belum mengantuk. Ia ingin membaca Fiqhus Sunnah yang ditulis oleh Sayyid Sabiq.<br />
Sastu jam kemudian, terdengar teriakan yang sangat gaduh di luar rumahnya. Teriakan itu mencaci-maki dirinya. Pintu rumahnya digedor dengan sangat keras.<br />
“Ayo seret imam pezina itu!”<br />
“Telanjangi Mahmud serigala itu! Arak dia biar jadi pelajaran!”<br />
Belum sempat ia beranjak dari tempat duduknya, pintu itu telah terbuka. Didobrak. Mahmud berdiri kaget. Kitab Fiqhus Sunnah masih ditangannya. Orang-orang masuk dengan marah. Yang paling depan adalah ketua mafia. Mata Mahmud beradu dengan matanya. Ketua mafia agak gentar, tidak seperti yang direncanakn. Tidak ada suara merengek atau tangis Sadia. Ke mana Sadia? Namun ia tidak kehabisan akal. Ia langsung menggertak.<br />
“Di mana Sadia kausembunyikan, Bangsat!”<br />
Mahmud tidak gentar, “Siapa Sadia?”<br />
“Jangan sok tidak tahu. Sadia yang kauzinai setiap malam!”<br />
Mahmud kaget, “Apa zina? Aku mezinai Sadia? Astagh-firullah. Na’udzubillah. Jangan sembarangan kau bicara! Menuduh zina adalah kriminal!”<br />
Jangan banyak bacot. Langsung seret saja pemuda ini. Sadia adalah korbannya ia telah menodai gadis lugu itu. Ayo seret dia!”<br />
Para pemuda yang emosi langsung bergerak memegang tangan Mahmud. Mahmud melawan dengan menampar mereka. Terjadi pergulatan. Tiba-tiba terdengar teriakan keras, “Berhenti! Ada apa ini?”<br />
Ternyata suara kepala desa. Di belakangnya ada beberapa orang polisi. Rupanya kepala desa mencium gerakan para pemuda. Ia ingin menegakan hukum, siapa pun yang salah harus diadili sesuai hukum, makanya ia mengundang polisi. Sebelum Mahmud angkat bicara, ketua mafia angkat bicara dan meluncurkan tuduhan dan fitnahnya. Panjang lebar, dan dengan suara sangat meyakinkan,<br />
“Beberapa kali aku melihat dia dan Sadia berbuat mesum!”<br />
Mahmud emosi, “Dia bohong! Dia memfitnah! Ini fitnah!”<br />
“Aku bahkan pernah melihat tengah malam Sadia menutup<br />
jendela kamar rumah ini, dalam keadaan telanjang dada dan di belakangnya si jahannam ini mendekapnya mesra!” cerocos ketua mafia.<br />
“Sudah diam kamu Bandot! Tuduhan kamu harus kamu buktikan!” Bentak kepala desa.<br />
“Akan aku buktikan! Aku yakin Sadia sedang terlelap di salah satu ruangan di rumah ini setelah dibius srigala ini! Ayo kita geledah!” Sahut ketua mafia mantap.<br />
Ia bergerak. Beberapa orang bergerak. Pak kepala desa, dua polisi dan Mahmud mengikuti. Mahmud hanya pasrah kepada Allah. Kamar pertama digeledah, tak ada apa-apa. Kamar kedua juga. Kamar ketiga, yang tak lain kamar tidur Mahmud digeledah. Dengan sangat teliti. Almari dibuka. Kolong ranjang diteliti tak ada apa-apa. Wajah ketua mafia merah. Ia marah. Dalam hati ia mendesis, “Di mana kau Sadia? Kurang ajar kamu! Kamu telah mempermainkanku. Awas aku cincang kamu!”<br />
Ketua mafia itu lalu mengajak menggeledah ke ruang belakang yang tak lain adalah dapur dan kamar mandi. Ruang belakng itu gelap. Beberapa orang menyorotkan senternya. Sinar senter itu menerangi ruangan. Di atas lantai orang-orang terkesima dengan pemandangan yang merekaa lihat. Dua orang anak manusia lain jenis diam tak bergerak dalam posisi yang sangat memalukan. Tubuh keduanya telanjang.<br />
“Itu Sadia!” teriak seorang pemuda.<br />
“Lha itu yang menidihnya siapa?” Tanya seseorang.<br />
Kepala mafia pucat.<br />
“Itu si kerempeng. Anak bejat dari kampung utara!”<br />
Polisi melihat keduanya.<br />
“Inna lillahi wa inna ilahi raaji’un. Keduanya sudah tidak<br />
bernyawa. Ada gigitan ular di kaki kedua manusia jalang ini. Kata polisi itu.<br />
Kepala desa langsung berkata pada ketua mafia, dan ia tidak tahu kalau yang ia ajak bicara adalah seorang ketua pengedar narkotika,<br />
“Hai Bandot, berarti kau salah lihat. Yang berbuat mesum bersama sadia itu bukan Mahmud. Tapi si pemuda keriting ini. Saya tahu persis siapa Mahmud. Sejak dia datang sampai sekarang saya tahu persis akhlaknya. Memang rumah ini sering ditinggalkannya kalau malam untuk mengisi pengajian. Jadi sering kosong. Kelihatannya itu dimanfaatkan dua manusia itu. Karena mereka merasa aman melakukannya di sini. Tapi Allah tidak ingin membiarkan hal ini berlanjut terus.”<br />
“Ya aku bersaksi Mahmud bersih dari tuduhan keji itu. Kenyataan di depan mata kita telah membuktikannya. Memang sejak satu minggu ini ada yang menyebar desas-desus tidak sedap tentang imam muda kita. Dan malam ini semuanya jelas.” Sahut seorang ibu-ibu yang ikut menyaksikan kejadian itu.<br />
Dalam hati Mahmud bersyukur telah selamat dari fitnah. Ia merasa ada makar yang ingin mencelakainya di balik kejadian menggegerkan desa malam ini, dan Allahlah yang menggagalkan.<br />
Penduduk desa, juga Mahmud tak ada yang tahu, apa yang dilakukan Sadia dan Pemuda Keriting setelah masuk rumah Mahmud. Setan telah membakar nafsu mereka berdua di tempat gelap itu karena pengaruh ganja yang mereka hisap. Tangan pemuda itu tidak sadar membuka ikatan karung goni yang berisi ular saat sedang berasyik masyuk. Saat jantung berdegup kencang. Tanpa mereka sadari ular itu memaruk khaki mereka.<br />
Jantung terus berdegup. Racun mematikan pun menyebar dengan cepat. Dan tamatlah riwayat mereka berdua. Makar yang mereka buat membinasakan mereka sendiri.<br />
<br />
* * *<br />
Peristiwa malam itu berbuntut panjang. Kakak Sadia yang juga anggota mafia kecil itu tidak bisa teerima atas kematian adiknya. Ia tahu persis adiknya adalah korban dari makar busuk ketua mafia.<br />
Diam-diam ia mendatangi kantor polisi dan membocorkan rahasia yang selama ini ia pendam. Ia juga mendatangi kepala desa, dan membocorkan semua yang ia tahu, termasuk makar fitnah untuk membinasakan sang imam muda, Mahmud, pada malam itu.<br />
Polisi bergerak cepat. Seluruh anggota mafia di desa itu dan desa-desa sekitarnya di tangkap. Bahkan jaringan yang lebih besar di Mesir selatan segera digulung. Kepala desa mengum-pulkan warganya dan menjelaskan lebih detil tentang makar fitnah itu. Penduduk desa semakin mencintai Mahmud.<br />
Tak terasa sudah sembilan belas bulan Mahmud berdakwah di desa itu. Sudah cukup banyak perubahan. Anak-anak sudah fasih baca Al Quran. Para orang tua sudah memahami isi aqidah Thahawiyyah, Fiqh Sunnah, dan inti risalah Islam. Sebuah balai serba guna didirikan di samping masjid.<br />
Tiga bulan lagi tugasnya usai. Ia ingin kembali ke Cairo dan melanjutkan S2. Ia hendak menyampaikan hal itu pada kepala desa, agar tidak mengejutkan kepergiannya. Usai shalat Maghrib ia membicarakn hal itu pada kepala desa dan beberapa pengurus<br />
masjid, termasuk Pak Raghib yang sangat dihormati. Apa yang ia sampaikan ditanggapi dengan keharuan dan tetesan airmata. Kepala desa berkata dengan mata berkaca,<br />
“Kami sangat mencintaimu Nak Mahmud. Kami sebenarnya ingin Nak Mahmud tinggal di sini. Atau lebih lama di sini. Namun semua kembali pada Nak Mahmud. Kami tidak bisa dan tidak berhak memaksa. Namun ada satu permintaan kami yang kami sangat berharap Nak Mahmud tidak menolaknya.”<br />
“Apa itu?” Tanya Mahmud.<br />
“Bicaralah Paman Raghib.”<br />
“Begini Nak Mahmud. Saya punya cucu. Satu-satunya. Tidak cucu langsung, tapi cucu kakak saya yang telah meninggal karena kecelakaan, setengah tahun sebelum kau datang kemari. Akulah satu-satunya keluarganya. Aku sudah tua. Sejak kecil ia hidup di desa ini. Sejak kecil. Meski ayah-ibunya tinggal di kota Thanta, ia tinggal di sini. Bersama kami. Karena ia memang dilahirkan di sini. Setiap dibawa ke Thanta ia sakit. Tapi jika dibawa ke sini ia sembuh.<br />
“Boleh dikata cucu saya itu, menurut pengakuan orang-orang di desa ini adalah gadis tercantik dan terpandai. Dialah satu-satunya gadis yang menghafal Al-Quran. Menghafal Al- Quran dengan kemauannya sendiri. Cucu saya ini juga bisa dikatakan orang paling kaya di desa ini. Selain mewarisi kekayaan ayahnya di Thanta, ia juga mewarisi kekayaan kakeknya, yaitu kakak saya. Tanggung jawab saya adalah menikahkannya dengan pemuda yang saleh, bertakwa, berilmu dan bertanggung jawab. Saya merasa kau sangat tepat. Saya berani menjamin ia gadis yang salehah. Sekarang sedang kuliah di Al azhar Banat, Cairo, tahun kedua. Ini permohonan saya. Dan saya berharap tidak kamu tolak. Saya akan sangat merasa aman jika dia dalam naungan lelaki saleh sepertimu.”<br />
Perkataan Pak Raghib membuatnya kaget dan terkesima. Lidahnya susah digerakkan. Ia diam. Semua yang ada dalam pembicaraan itu diam. Suasana hening sesaat. Akhirnya ia berhasil menggerakan lidah dan bibirnya,<br />
“Sa… saya akan istikharah dulu.”<br />
<br />
* * *<br />
Tiga kali ia istikharah. Setiap kali istikharah ia tidur. Dan dalam tidur selalu bermimpi membaca Al Quran surat Ar Ruum ayat 21. Ia sangat yakin, itu ilham agar ia segera menikah. Akhirnya ia menyampaikan jawaban ‘menerima tawaran itu’ pada Pak Raghib. Jawaban Mahmud menerbitkan airmata haru lelaki itu.<br />
Minggu berikutnya diadakan acara ta’aruf antara Mahmud dan cucu Pak Raghib itu. Acara dihadiri kepala desa. Mahmud hanya bisa menunduk dengan hati dan jantung berdebar-debar. Darah mudanya meluap. Ia penasaran. Seperti apa rupa gadis yang katanya paling pilihan di desa ini.<br />
Istri Pak Raghib mengeluarkan minuman dan makanan. Gadis itu tidak ikut keluar. Setelah berbincang-bincang cukup lama. Pak Raghib berkata,<br />
“Ya Hafshah keluarlah!”<br />
Tak lama kemudian seorang gadis berjilbab panjang putih bersih keluar. Iaduduk di samping istri Pak Raghib.<br />
“Nak Mahmud, ini Hafshah cucuku.” Kata Pak Raghib.<br />
Mahmud mengangkat muka ke arah wajah gadis itu. Si gadis juga melakukan hal yang sama. Dan….<br />
Subhanallah! Ia teringat peristiwa dua tahun yang lalu. Peristiwa di musim semi, saat ia berjualan buku. Gadis ini bukankah? Ya, persis! Mata yang bundar dan bening. muka yang bersih dengan tahi lalat di dagu kirinya. Si gadis agaknya juga kaget. Cukup lama mereka berpandangan.<br />
“Agak aneh. Apa kalian pernah saling kenal?” Pak Raghib menangkap gelagat. Gadis itu diam. Mahmud mencoba mengingat kejadian itu. Ia bergumam,<br />
“Masjid El Fath, Ramsis. Kaset Syaikh Sya’rawi berjudul: Al Mar’ah Ash-shalihah.”<br />
Gadis itu tiba-tiba menyambung lirih,<br />
“Ya kapten, lau samah, bikam syarith dza?<br />
E….sab’ah junaihat!<br />
Lu ya anisah, hadza jaded.<br />
Arba’ah mumkin?<br />
Musyi mumkin, afwan.<br />
Khamsah la azid.<br />
Masyi.”<br />
Mahmud terhenyak, gadis itu masih ingat dialog tawar menawar kaset itu dua tahun yang lalu. Sebelum Mahmud bicara gadis itu menjelaskan dengan detail pertemuan dua tahun yang lalu. Pertemuan yang setelah itu tidak bertemu lagi kecuali saat ta’aruf itu.<br />
Paman Raghib dan semua yang hadir mafhum. Ia lalu membahas lebih dalam. Hafshah dan Mahmud sama-sama rida. Hari pernikahan pun ditentukan.<br />
<br />
* * *<br />
<br />
Musim semi yang penuh barakah. Pagi yang indah. Langit yang cerah. Orang-orang menatap hari dengan penuh gairah. Begitu juga Hafshah dan Mahmud. Pagi hari Jumat itu berlangsung akad nikah di desa bersuka cita. Anak-anak mendendangkan lagu kebahagiaan dan cinta.<br />
Rumah tua yang ditempati Mahmud ternyata adalah rumah tempat Hafshah dulu dilahirkan. Rumah itu telah direnovasi. Dicat kembali. Kamar pengantin dihias indah dan wangi.<br />
Malam usai shalat Isya Mahmud masuk kamar. Sang isteri telah menanti. Kali ini tidak berjilbab. Mahmud terhenyak ketika melihat kalung permata yang dipakai Hafshah. Kalung emas permata dengan bandul permata mulia berwarna merah tua yang sangat indah. Ia memandangi kalung itu lama sekali.<br />
Hafshah heran dan bertnya,<br />
“Ada apa denganmu, Suamiku? Kenapa wajahmu pucat dan matamu berkaca-kacaa saat kau melihat kalung permata ini?”<br />
Mahmud berkaca-kaca, dan berkata,<br />
“Jika mataku tidak silap. Aku pernah melihat kalung mutiara ini dua tahun yang lalu. Pemiliknya mengatakan kalung ini dibeli dari Madrid untuk hadiah putri semata wayangnya yang baru hafal Al-Quran.”<br />
Mendengar hal itu Hafshah terisak. Ia teringat cerita ayahnya almarhum. Terbata- bata ia berkata,” Jadi kaukah yang menemukan tas hitam lusuh di kamar kecil masjid Al Fath itu? Kaukah yang menolak pemberian tanda terima kasih dari pemiliknya itu?”<br />
Mahmud kaget, “Kau tahu peristiwa itu? Dari mana kau tahu peristiwa itu?”<br />
“Kau ingat nama Ragab Ali Ridhwan Hamid Ghazali.”<br />
“Ya. Itu pemilik tas itu?”<br />
“Beliau adalah ayahku.”<br />
“Ayahmu?”<br />
“Ya.”<br />
“Subhanallah. Ketika namamu disebut dalam akad nikah Hafshah binti Ragab Ali Ridhwan Hamid Ghazali. Aku tidak pernah berpikiran nama pemilik tas hitam lusuh itu. Sebab betapa banyak nama Ragab di Mesir ini.”<br />
“Hari itu aku datang ke masjid El Fath bersama ayah. Aku asyik melihat buku-buku. Ayah yang bertanya ke pengurus masjid. Ketika ayah bilang tasnya telah ditemukan masih utuh aku sangat bahagia. Sementara ayah menunggu di masjid bakda shalat Isya, aku memilih langsung istirahat ke hotel. Setengah sepuluh ayah masuk hotel sambil menangis. Aku bertanya pada ayah ada apa. Ayah menjawab, ‘Yang menemukan tas ayah yang sangat berharga ini adalah seorang pemuda yang sangat menjaga keikhlasan dan sangat menjaga amanah. Aku akan merasa bahgia jika Allah berkenan menjodohkan dirimu dengannya.’ Suamiku, apakah kautahu apa yang kulakukan saat mendengar perkataan ayah itu?”<br />
“Aku tak tahu? Apa yang kaulakukan?”<br />
“Dalam hati aku berdoa kepada Allah, jika pemuda itu memang benar-benar saleh dan menjaga amanah semoga kelak ia benar-benar menjadi jodohku. Dan Allahu akbar! Allah mengabulkan doaku.”<br />
“Allahu akbar. Saat itu aku menolak amplop pemberian ayahmu. Dan ternyata Allah menyiapkan yang lebih berharga dari itu.”<br />
“Ya. Aku dan segala yang kumiliki sekarang ada dalam kuasamu.”<br />
“Aku merasa musim semi ini benar-benar penuh barakah.”<br />
Hafshah mendekat dan meletakkan kepalanya dalam dada Mahmud. Sesaat, suasana haru dan indah memenuhi kamar pengantin. Kedua makhluk Allah itu larut dalam rasa syukur yang dalam dan panjang. * * *<br />
<br />
1 Kapten, maaf, berapa harga kaset ini?<br />
2 Tujuh pound.<br />
3 Mahal sekali.<br />
4 Tidak nona, ini baru.<br />
5 Empat, mungkin.<br />
6 Tidak mungkin, afwan.<br />
7 Lima (pound), tak akan aku tambah.<br />
8 Okay.<br />
9 Semoga Allah selalu menjagamu, memberimu keberhasilan hidup wahai anakku.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-57406909879343189372013-11-30T06:15:00.001+07:002013-11-30T06:15:27.142+07:00Impianku...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-VSQn7HY5wFg/Upkeu3eOjnI/AAAAAAAABRQ/Ux8LLMikJXI/s1600/AR&MA2114.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://3.bp.blogspot.com/-VSQn7HY5wFg/Upkeu3eOjnI/AAAAAAAABRQ/Ux8LLMikJXI/s200/AR&MA2114.jpg" width="200" /></a></div>
Sekedera Berbagi dan bercerita. setiap manusia tentu memiliki impian masing masing, atau dalam bahasanya sering disebut dengan cita-cita. begitupun Seorang aku yang tengah menuaikan beberapa kalimat untuk mengungkap sebuah impian yang masih tertunda hingga saat ini.<br />
sejak kecil, aku ingin menjadi seorang dokter, iya ! karena aku ingin menyembuhkan penyakit semua orang. sobat tau kenapa ? dulu aku memiliki tumor, menyakitkan banget. karena itu aku ingin menjadi seorang dokter. tapi apalah dayaku ? tuhan berkehendak lain. saat aku sudah berhasil lolos si sebuah Universitas Kedokteran, ternyata Aku harus jatuh sakit. lumayan paran, al hasil penyakitku sembuh kembali saat aku kembali Mondok di PP Darussalam blokagung, sejak saat itu, kukubur cita-citaku untuk menjadi dokter, dan aku bertekad untuk memiliki sebuah cita-cita yang baru, dimana :<br />
"Aku ingin membuat ornag tuaku tersenyum di dunia dan akherat.!"<br />
doakan ya SOb ! moga aku bisa mewujudkannya....AMin...<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-62170447162064844322013-11-30T06:03:00.001+07:002013-11-30T06:03:27.866+07:00Catatan Izrail Part 2 "1002 Nazham Cinta"<span class="fullpost"><br /></span><a href="http://1.bp.blogspot.com/-x2gmGWxnW6I/Ub0cCGmt0uI/AAAAAAAABDE/F5fPRPGLZOA/s1600/alfi.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Buletinfenomena.blogspot.com" border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-x2gmGWxnW6I/Ub0cCGmt0uI/AAAAAAAABDE/F5fPRPGLZOA/s1600/alfi.jpg" title="Lalaran Alfiyah" /></a><span class="fullpost">“ Hati-hati Dek…..!” ujar bocah kecil yang masih mengenakan sragam TK, Mencoga mencegah seorang gadis kecil yang tengah memainkan pisau. Namun Srtttt. Terlalu singkat untuk digambarkan,. Yang jelas tanpa sengaja, pisau yang itu berpindah, menancap di lengan Bocah itu. Tapi aneh, bocah itu hanya diam menahan nyeri, lalu tersenyum seraya mengusap rambut gadis kecil dan berkata :<br />“ Itu kan….Ada darahnya…! Hati-hati ya dek..nanti bisa sakit kalau kena..!” <br />Dialog singkat. berakhir dengan tangisan sang gadis kecil. Lewat luka di lengan itulah yang akan membuka sebuah cerita baru kali ini.<br />****<br /> “ Maafkan Arin ya Mas..!” ujar gadis berjilbab putih. Ia tertunduk, menyembunyikan wajah ayunya yang kini berbalut rasa bersalah setelah ia kembali teringat sebuah kisah yang ia sendiri tidak begitu mengingatnya, tapi ia mengetahui kisah itu dari sang Ayah, dan kini ia telah bertemu kembali dengan salah satu tokoh dari kisahnya dulu, Tokoh yang ia kenal sejak lama di malam Simulasi Lomba RMI yang tinggal beberapa bulan ini, ia mengetahui tokoh itu adalah lelaki yang ia kenal dengan nama “Muhammad Adam “.<br />Adam hanya tersenyum, lalu menatap luka di lengannya yang meninggalkan sebuah bekas hitam. Luka yang membuatnya berharap bisa kembali bertemu dengan gadis kecil di masa lalu. Ternyata Tuhan telah memberi jawaban untukknyasaat ia usai mengambil air wuhdu, lalu bertemu dengan Arini secara tidak sengaja. Arini yang melihat luka di lengan Adam bertanya tentang luka itu, Adampun menceritakannya dengan jelas, sampai akhirnya cerita Adam berakhir karena Arini yang tiba-tiba menangis.<br />Akhirnya adam mengetahui semua, mengetahui bahwa gadis yang ia kenal beberapa bulan lalu saat lomba Kutubusyalaf di DEPAG Banyuwangi adalah gadis di masa lalu dan gadis saat ini yang ia rindu. Namun ia hanya diam, berdiri mematung seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Sejenak ia menatap Arini yang sesengukan. Ia tidak tahu siapa dirinya di depan Arini, Ia hanya pemuda sederhana yang terlahir untuk mencintai satu sosok dari dua kisah yang berbeda.<br /> Keduanya hening, sampai akhirnya Adam menanyakan tentang saudara Arini yang telah pergi dari rumah beberapa tahun lalu. Mendengar pertanyaan adam, Arini kembali berurai air mata, sedih saat ia kembali teringat tentang saudaranya yang menghilang karena cintanya pada seorang gadis.<br />Aku yang melihat dialog dua anak manusia itu mengerti, siapa lelaki yang telah menghilang itu ? Aku ingat, lelaki itu menitipkan secarik kertas kepadaku dengan sebuah nama tujuan : Arini Fatimatuzzahra. Akupun memutuskan, muncul diantara mereka sebagai seorang santri baru, lalu kuserahkan titipan itu kepada Arini, ia menyeka air matanya, lalu membaca kalimat dalam lembaran itu.<br />Teruntuk adikku…Arini…Dan semua keluarga di rumah…Abah Zakky, dan Ummi Aminah…<br />Arini, maafkan Mas Hafiz yang telah menghilang dari rumah sekian tahun lamanya. Mas sangat merindukan kalian semua, namun Mas sadar, Mas lebih merindukanNya yang telah memberi sebuah cinta yang membuat jiwa ini menunggu tanpa tahuu akhrinya. Namun mungkin Tuhan telah berkehendak lain untuk takdir cinta Mas, Mas hanya bisa menyerahkan akhir cinta ini kepada DIa yang maha cinta.<br />Adikku… Sampaikan salam maaf dan rinduku untuk Abah dan Umy. Tolong sampaikan kepada mereka, mas tidak bisa pulang saat ini.., atau mungkin tidak akan pulang sampai Mas bisa menemukan cinta yang abadi..Maafkan Mas…<br />Dariku, yang mencintaimu…Hafiz Ilham Maulana Malik<br />Arini semakin terisak. Aku masih berdiri, sedangkan Adam mencoba menenangkan Arini. Setelah agak tenang, Arini menanyakan tentang keberadaan adam, akupun dengan polos aku hanya bisa mengatakan sebuah kalimat yang akhirnya juga di ikuti keduanya.<br />“Innalillahi wa innaa ilaihi raaji'un”<br />****<br />1 Bulan berlalu. Adam yang semula dirundung kerinduan akhirnya memutuskan untuk menyatakan cintanya kepada Arini, tapi ternyata untuk memperoleh cinta Arini tidaklah mudah. Arini memberi dua tantangan untuk Adam, pertama : Ia harus membacakan 1002 Nazham Alfiyah untuknya di Lomba RMI. Lalu Tantangan kedua masih masih rahasia, jika Adam bisa melewati dua tantangan tersebut, maka Arini akan menyatakan bahwa ia juga mecintai Adam. Sebuah cinta yang unik.<br />Demi melewati tantangan pertama, Adam harus jatuh bangun, bahkan kerap ia jatuh sakit karena terlalu memaksakan diri. Setiap hari ia selalu melalar hapalannya, bahkan tak jarang saat ia tertidurpun ia masih mendenggkankan bait nazham. Sekali lagi, aku harus haru dengan cinta dalam jiwa manusia yang ternyata mampu merubah semuanya, mampu melunakkan badai terbesar di muka bumi ini.<br />****<br />Juni. Hari yang ditunggu Adam tiba, ia telah siap maju ke panggung untuk mendendangkan 1002 Nazham atas nama cinta. Ia akan melakukan yang terbaik. <br />Sungguh besar kuasa Allah atas cinta. 1002 nazham yang di endangkan Adam berhasil tanpa kesalahan. Adampun menjadi pemenang dalam lomba tersebut, ia sudah tak sabar menemui Arini, sampai akhirnya, sahabat karibnya Fahri menemuinya, lalu menyerahkan secarik kertas untuk Adam.<br />Assalamu'alaika…<br />Selamat ya Mas, Arin bahagia, Mas bisa melewati tantangan yang Arin berikan. Mas…Maafkan Arin …Tidak banyak yang ingin Arin tulis dalam surat ini, dalam surat ini Arin hanya ingin menyatakan tentang tantangan kedua yang harus Mas lewati, yaitu : Mas harus menjadi lelaki yang kuat, dengan Arin di sisi Mas atau tidak sama sekali. Jika Mas sudah berhasil melakukan dua tantangan itu, maka Arin mengatakan : Insya Allah Arin akan selalu mencintai Mas…!. Bagaimana ? Mas bisa kan, jika Mas bisa, Arin harap sebulan lagi, datanglah di pernikahan Arin dengan Mas Fahri, Arin akan sangat bahagia jika Mas mau datang. Bukanlah dulu Mas pernah berkata, mencintai tidak harus memiliki, akan tetapi tetap tersenyum untuk yang orang yang kita cinta…. Mas..Maafkan Arini…Arini akan tetap mencintai Mas..<br />Adam hening, lalu tanpa sadar ia menguraikan air mata. Beberapa sntri menemuinya, mengucapkan selamat untuknya. Tentu santri sekaligus sahabatnya itu mengira air mata yang keluar dari pelupuk mata adam adalah air mata bahagia, tapi bagi adam, air mata itu adalah luka yang kini telah melumpuhkan jiwanya, membuat semuanya terasa hancur berkeping-keping.<br />Adam menarik nafas panjang, mencoba tersenyum, lalu melontarkan sebuah kalimat :<br />“ Aku pasti akan melewati tantangan kedua..Untukmu…Cintaku…..!”<br />****<br />Aku menatap kisah yang ditulis pemuda dalam salah satu kamar di asrama Tahfiz di Pesantren. Kutatap pemuda itu, lalu kutatap melekat-lekat sebuah kalimat yang ia tulis di bawah coretannya :<br />Atas nama cinta, semua bisa terjadi. Jiwa yang kuat akan semakin kokoh, atau justru hancur, dan jiwa yang lemah akan semakin tegar, atau justru mati selamanya. Sekali lagi, atas nama cinta, apapun bisa terjadi.
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-5689240483526551352013-11-30T05:53:00.000+07:002013-11-30T05:53:09.941+07:00Catatan Izra'il Part 1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-2SjF249eEiY/UpkZo-OHLlI/AAAAAAAABRA/bPOYivlIOmc/s1600/3765035427_7284975899_z.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="http://2.bp.blogspot.com/-2SjF249eEiY/UpkZo-OHLlI/AAAAAAAABRA/bPOYivlIOmc/s320/3765035427_7284975899_z.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost"><b>Takdir. </b>Kata sederhana itulah yang membuat aku meluangkan waktu untuk menulis sepenggal kisah dalam lembaran ini. Jika kalian bertanya tentangku, aku rasa kalian semua sudah tahu banyak. Aku juga mahluk seperti kalian, namun aku diciptakan dari cahaya yang suci, aku bisa berubah menjadi apapun, aku tidak memiliki nafsu, dan aku akan selalu patuh terhadap semua perintah dari Sang Pencipta, Allah. Jelas aku berbeda dengan kalian yang terkadang hengkang dengan perintahNya, tentu saja untuk urusan patuh aku lebih beruntung dari kalian (manusia/jin), tapi kalau masalah jiwa aku rasa aku kurang beruntung, aku tidak bisa merasakan cinta yang konon mampu menghitamkan warna pelangi, aku tidak bisa merasakan rindu yang kehadirannya mampu membawa manusia terbang tanpa sepasang sayap. Ah tentu saja indah, dan sayang aku tidak bisa merasakan itu.<br />Izrail, begitulah Tuhan memberi nama kepadaku, dan kalian bisa memanggilku apa saja, Izra, Rail, atau mungkin sang pencabut nyawa, atau mungkin Malaikat pencabut nyawa. Ya ! kalian benar, aku memang bertugas untuk mencabut nyawa dari setiap mahluk yang masih bernafas, ada berjuta-juta deret nama yang tertera di buku catatan yang selalu kubawa kemanapun. Nama yang tersusun rapi dari abjad A sampai Z, dan bisa saja salah satu dari nama yang akan kudatangi kali ini adalah nama dari mereka yang kini tengah duduk tenang bertopang dagu di atas kursi putarnya, mereka yang tengah menari bebas di cafe maupun bar, mereka yang tengah berfoya-foya dengan uang hasil korupsi, mereka yang tengah asyik 'genda'an' di pojok Kampus atau sekolah, atau bisa saja kalian yang tengah membaca larut dalam catatanku kali ini..Ha..Ha..Ha..<br />Tapi kalian tenang saja, aku tidak akan mencabut nyawa kalian kok, soalnya sekarang aku lagi libur tugas. Oh iya, mumpung libur, aku ingin menuliskan sepenggal kisah tentang beberapa nyawa yang pernah kutemui lewat tangan seorang pemuda yang tanpa sengaja bertemu denganku saat pulang dari maqam Mbah Yai Muhtar. Dan ini adalah kisah tentang seorang pemuda dengan seorang gadis yang sangat ia cintai. Semoga kisah ini bisa menghibur kalian sebelum aku mendatangi kalian untuk kembali kepadaNya<br />****<br />Kutarik nafas dalam beriring pandanganku yang hanya menghujam beku ke tubuh kurus yang kini duduk bersila menatap ke arah senja yang memerah indah. Berpadu dengan panorama alam yang begitu sempurna, dimana burung-burung camar berterbangan kembali ke sarangnya, beberapa hewan malam sudah menyiapkan bekal untuk menyambut datangnya malam, namun berbeda dengan Pemuda itu, seharian ia diam dan terus diam, seakan lupa dimana keberadaan sekarang. Seakan lupa dengan semua yang telah terjadi di dalam hidupnya.<br />Luka. Mungkin hal itulah yang kini dirasakan pemuda kurus itu, sebenarnya wajahnya tampan, hanya saja wajah itu tidak begitu terawat. Karena merasa kasihan, akupun memutuskan mendatangi Pemuda itu dalam wujud manusiaku, aku mengenakan baju kemeja berwarna biru muda, sebiru laut di senja ini, lalu dipadu celana hitam, sehitam bola mataku yang kini membuat wajah tampanku semakin sempurna, akupun berani bertaruh, akulah mahluk paling tampan yang ada dalam perwujudan senja kali ini.<br />“ Assalamu'alaikum..!” kuucapkan salam lirih. Membuat pemuda itu menoleh seketika, tanpa ekpresi ia menatapku, sebuah tatapan yang benar-benar menyimpan duka. Ia diam sejenak, lalu kembali melarutkan pandangan ke arah matahari yang hampir terbenam. Seakan tak memperdulikan kehadiranku.<br />“ Kamu kenapa ? Apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupmu…! Apa kamu mau bercerita denganku…Dengan orang yang baru kamu temui di senja ini… oh iya ! Kenalkan namaku Izra…..Kamu siapa ?” ujarku bersikap ramah, berharap ia bisa menceritakan apa yang sebenarnya tengah ia rasakan.<br />“ Lana…Namaku Lana Zidan….Apa benar kamu mau mendengarkan kisahku….Kisah yang telah membuat semua orang menganggap aku bodoh….Menganggap aku pemuda gila….Aku memang bukan Majnun yang merindukan Layla…Aku hanyalah pemuda biasa yang kini mencoba mengerti tentang arti cinta..!” balas Pemuda itu cepat, secepat air mata yang menetes dari pelupuk matanya.<br />“ Cinta…! Apa yang terjadi dengan cintamu…Maukah kamu menceritakan kepadaku..!”<br />“ Baiklah…Aku akan menceritakannya..!” balas pemuda itu serata menyeka air matanya dengan tangannya yang kurus menghitam. Dan iapun menceritakan sepenggal kisahnya.<br />Dulu pemuda itu jatuh cinta dengan seorang gadis saat ia masih duduk di bangku 2 SMA. 5 tahun lebih keduanya menjalin hubungan dan berjanji akan menikah setelah menamatkan kuliah, namun ternyata sang gadis harus pergi ke Negeri sebrang meninggalkan pemuda itu sebelum keduanya menjalin janji suci. Sebelum keduanya berpisah, keduanya berjanji untuk bertemu di sebuah pantai dimana keduanya pernah mengikat janji dan saling bertukar cincin. Dan hingga saat ini pemuda itu masih menunggu setelah 10 tahun berlalu, menunggu dan terus menunggu dalam rindu yang tak pernah terhapus. Menunggu di waktu ini, di senja ini, di pantai yang telah menjadi saksi kesejatian cintanya untuk sang gadis yang kini entah berada dimana.<br />Akupun menatap pemuda itu kasihan, lalu kutanyakan siapa nama gadis yang telah ia tunggu selama 10 tahun lalu. Dan dengan suara yang berat beriring air mata ia menjawab.<br />“ Almira….Gadis yang kucinta bernama almira..!”<br />Mendengar nama gadis yang disebut pemuda itu. Aku terdiam, seakan tak lagi asing dengan nama indah itu. Segera, kubuka daftar nama dalam catatanku, sampai akhirnya aku menemukan nama yang cocok dengan nama gadis yang dicintai pemuda itu, Almira.<br />Dan akupun membaca dalam hati, apa yang sebenarnya terjadi dengan Almira, ternyata aku telah diperintahkan Tuhan untuk mengambil nyawanya saat terjadi kecelakaan pesawat Adam Air yang terjadi sekitar tahun 2005, 7 tahun yang lalu. Dan itu artinya pemuda itu benar-benar telah menunggu gadis itu sekian lamanya.<br />“ Hai Pemuda….Bolehkah aku meminta ?” ujar pemuda itu mengagetkanku. Aku segera menyembunyikan buku catatanku.<br />“ Iya apa ?”<br />“ Sebelum kamu pergi, tolong sampaikan pada Tuhanku… Aku ingin bertemu dengaNya dengan membawa cinta dan rindu yang sudah kusimpan selama ini….!”<br />Sebuah permintaan yang menyedihkan. Akupun berlalu dengan sebuah bisikan haru dalam jiwa. Kurasa sebentar lagi pemuda itu akan segera kembali kepadaNya, karena aku telah dipinta olehNya untuk menjemputnya tepat setelah matahari terbenam, sesuai jadwal. Semoga ia bisa bertemu sang kekasih di surga sana. Di dalam perjamuan terindah. Dimana ia akan bisa abadi dalam cinta nan sejati.<br />****<br />Kutulis dalam pojok buku catatan sebagai peringatan bagi mereka yang mengenal “ Cinta” : <br /> Cintailah dan tunggu dari apa yang kamu yakini. Peganglah janjimu jika kamu memang mencintainya, Karena hal itulah yang akan menyatukan dua pecinta dalam satu kata, satu bahasa yang indah.<br />Dan untuk kisah selanjutnya….Entah siapa yang akan aku kunjungi ? Apa mungkin kalian…Bisa saja, karena aku hanya menjalankan perintah Tuhan, tiada kuasa melawan, aku akan selalu patuh, karena aku Izrail, dan ini catatanku..
</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-69849181288267100732013-11-30T05:46:00.000+07:002013-11-30T05:46:20.589+07:00Surga di Telapak Kaki Ayah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-GrTAm1FTTmQ/UpkXeLPZ6hI/AAAAAAAABQ4/H87wd0LZYLU/s1600/luph-ayah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://1.bp.blogspot.com/-GrTAm1FTTmQ/UpkXeLPZ6hI/AAAAAAAABQ4/H87wd0LZYLU/s200/luph-ayah.jpg" width="198" /></a></div>
Aku memandang lelaki tua yang kini berdiri mematung di jembatan pemisah antara desa Bendungan, dengan desa sebelah, desa Bengkle. Lelaki itu tampak menyelipkan resah dalam setiap pandangannya yang tampak semakin sayu, mengiringi resah dalam hatinya yang terus menekan batin, membuatnya terasa enggan untuk terus bertahan hidup saat itu, di saat usia tuanya, hidup dibalik tubuh renta yang kini tak mampu melakukan kegiatan seperti dulu bahkan tak jarang tubuh renta itu jatuh sakit dan harus terbaring lama untuk menunggu sembuh.<br /><br /><br />Lelaki tua renta itu adalah Ayahku, Ayah yang sangat aku cintai dan hargai, Ayah yang mendidik dan membesarkanku dengan segenap kasih sayangnya. Ayah yang telah mengajarkan aku banyak hal. Hingga kini aku beranjak dewasa, menjalani kisah sebagai sosok seorang anak.<br /><br /><br />Aku memang bahagia memiliki Ayah yang sangat mencintaiku, namun jauh di lubuk hatiku, aku juga merindukan sosok yang tak pernah aku temukan senyumannya selama ini, ibu. Ibulah sosok yang kurindu, aku benar-benar ingin bertemu dengan ibu, ibu yang telah melahirkanku.<br /><br /><br /> Suatu hari aku pernah bertanya kepada Ayah tentang keberadaan ibu, namun setiap kali aku bertanya tentang ibu, Ayah selalu diam, tak satu jawabanpun ia keluarkan untuk menghapus rinduku pada ibu, Ayah hanya diam, aku mencoba bersabar dengan kediaman Ayah, namun ternyata kesabaranku sudah habis saat rindu benar-benar menyiksa batinku, aku memaksa Ayah untuk memberi tahu di mana ibu, bahkan aku membentak Ayah dengan keras.<br /><br /><br />“ Ayah dimana ibu ? Reno ingin ketemu ibu...!” ujarku keras, namun lagi-lagi Ayah dengan tubuh rentanya diam, seakan tak mendengar apa yang baru saja aku tanyakan tentang keberadaan ibu.<br /><br /><br />Aku hanya bisa menarik nafas kecewa, dan kembali aku mengulangi kata-kataku.” Ayah....! Ibu dimana ? Reno ingin mencari ibu....!” ujarku agak pelan, mencoba menenangkan emosiku yang mulai memuncak saat aku harus dihadapkan pada kediaman Ayah.<br /><br /><br />“ Apa kamu benar-benar ingin mencari ibumu ?”<br /><br /><br />Aku tersenyum, akhirnya Ayah mulai memberi jawaban saat aku bertanya tentang ibu. Mungkin ayah sudah kasihan denganku, Dengan cepat akupun mengangguk.” Iya Yah...! Apa Ayah tahu dimana keberadaan ibu ?”<br /><br /><br />“ Iya......!”<br /><br /><br />Aku menatap sayu. Lalu Ayah dengan tangan rentanya mengulurkan secarik kertas lusuh untukku, aku mengambilnya, lalu membuka lipatan kertas, tampaknya Ayah sudah menyimpan kertas itu terlalu lama dalam sakunya, hingga tulisan dalam kertas tampak buram, namun aku masih bisa membaca alamat yang tertera di kertas dengan jelas.<br /><br /><br />Desa Sumber Rejo Rt 7 Rw 2<br /><br /><br />“ Apa ini alamat ibu ?” tanyaku pada Ayah.<br /><br /><br />Ayah hanya mengangguk pelan. Tampaknya tubuh Ayah semakin lemah, sebenarnya aku enggan meninggalkan Ayah sendiri, namun kerinduanku pada ibu membuat aku tak mampu untuk tetap diam di desa, menunggu dan hanya bisa menunggu, aku sudah benar-benar bosan, hingga akupun meminta izin kepada Ayah untuk mencari ibu.<br /><br /><br />“ Ayah....Bolehkan Reno mencari ibu ?”<br /><br /><br />Ayah hening, ada sesuatu yang Ayah sembunyikan dariku, anaknya.<br /><br /><br />“ Silahkan......! Ayah mengizinkanmu Anakku.....Tapi jagalah dirimu baik-baik....Hati-hati di jalan....!” balas Ayah memberi nasehat untukku, menyadari aku harus melakukan perjalanan panjang untuk menemukan alamat yang asing dalam memory-ku..<br /><br /><br />2 hari setelah dialog keberadaan ibu, akupun beramitan kepada Ayah untuk mencari dimana ibu sesuai dengan alamat yang tertera di kertas yang diserahkan Ayah, sebelum berangkat, Ayah hanya memberikan selembaran kertas untukku serta beberapa uang yang kiranya cukup untuk bekalku mencari ibu. Ayah juga berpesan untukku.<br /><br /><br />“ Jika sudah kau temukan ibumu.......Ayah harap kamu menyerahkan surat ini untuk ibumu ?”<br /><br /><br />Dengan pesan dari Ayah, aku semakin yakin aku pasti akan menemukan ibuku, menemukan perempuan yang membuat aku ada, perempuan mulia dengan surga di telapak kakinya seperti cerita Ayah sebelum mengantarku menuju alam mimpi setiap malam.<br /><br /><br />****<br /><br /><br />4 Bulan berlalu.<br /><br /><br />Perjalanku mencari ibu akhirnya berhenti tepat di sebuah desa Sumber Rejo, sesuai dengan alamat kertas yang Ayah berikan. Aku terus bertanya kesana kemari tentang keberadaan rumah yang sesuai dengan alamat di kertas. Sampai akhirnya ada seorang kakek tua yang mengantarkanku menuju alamat tersebut.<br /><br /><br />“ Apa masih jauh Kek ?” tanyaku pada kakek tua yang biasa dipanggil Mbah Zaman.<br /><br /><br />“ Ora le....! Cedek...!”[1]<br /><br /><br />Aku terus mengikuti langkah Mbah Zaman yang pelan, bahkan terkadang Mbah Zaman harus berhenti, menarik nafas, mengistirahatkan tubuhnya yang letih karena kami harus berjalan lumayan jauh, melewat beberapa tanjakan, tikungan, bahkan tak jarang kami harus melewati jalan berlumpur.<br /><br /><br />“ Ini rumahnya le..!” ujar Mbah Zaman.<br /><br /><br />Aku hanya bisa menghela nafas dalam saat pandanganku tertuju pada rumah besar yang tampak kotor, bahkan atapnya sudah hilang total, puing-puing pecahan kayu, atap, bata dan kaca berserakan dimana-mana, seperti rumah bekas kebakaran.<br /><br /><br />“ Kemana sang pemiliki rumah ini Mbah ?” tanyaku penasaran.<br /><br /><br />Mbah Zaman hanya diam, lalu mulai menceritakan kisah tentang rumah yang sesuai dengan alamatku.<br /><br /><br />“ Rumah ini dulu milik seorang perempuan yang hidup bersama anaknya.....Namun karena perempuan itu difitnah sebagai seorang perempuan malam......Akhirnya pendduk desa membakar rumah ini berserta perempuan itu...Namun seorang lelaki menerobos bara api untuk menyelamatkan anak dari perempuan itu......, dan sampai sekarang kami belum tahu dimana keberadaan lelaki dan anak dari perempuan malam itu.....Ada yang mengatakan keduanya sudah meninggal....Tapi kami tidak tahu pasti....Karena setelah rumah ini rata oleh api....Kami semua warga desa meninggalkan desa....! Dan tidak tahu menahu bagaimana keadaan lelaki yang nekat itu...!”<br /><br /><br />Aku menghela nafas panjang, ragu apakah semua cerita yang diceritakan Mbah Zaman benar terjadi.<br /><br /><br />“ Nama kamu siapa Nak ? Apa kamu memiliki orang tua ?” tanya Mbah Zaman.<br /><br /><br />“ Nama saya Reno Mbah... Tapi saya hanya tinggal bersama Ayah saya, dan saya datang ke desa ini mencari ibu....” balasku datar.<br /><br /><br />Mbah Zaman menatapku tajam, ada sesuatu yang berdecak dalam batinnya.<br /><br /><br />“ Siapa nama Ayahmu ?” tanya Mbah Zaman penasaran.<br /><br /><br />“ Namanya......Sutaji Mbah..!”<br /><br /><br />Mendengar nama Ayahku, Mbah Zaman berubah ekpresi, wajahnya tampak tidak percaya dengan apa yang terjadi denganya hari ini.<br /><br /><br />“ Ada apa Mbah...?” tanyaku datar.<br /><br /><br />Mbah zaman diam, dengan nada berat mengatakan siapa sebenarnya Ayahku, sebuah jawaban yang segera membawa ingatanku pada Ayah yang sudah berbulan bulan ini aku tinggalkan, aku tinggalkan dalam kondisi tuanya di saat ia tentu membutuhkan perhatianku sebagai seorang anak. Membutuhkan aku disisinya untuk menjaga dan merawatnya.<br /><br /><br /> Sutaji...Adalah lelaki nekat yang menerobos bara api malam itu... !<br /><br /><br />****<br /><br /><br />Hampir sebulan lebih aku meninggalkan desa di mana aku mengenal Mbah Zaman dan penduduk sekitar yang menceritakan tentang kehidupan Ayah dulu yang ternyata seorang santri, akupun tak heran karena Ayah kerapkali mengajariku banyak hal tentang agama, hingga membuat aku tumbuh dengan ilmu yang jarang dimiliki pemuda desa seumuranku.<br /><br /><br />Dan kini setelah sebulan perjalananku yang penuh alang rintang, akhirnya aku sudah berdiri di depan pintu rumah tuaku, memandang lekat pintu yang masih tertutup rapat.<br /><br /><br />“ Ayah..! “ ujarku memanggil Ayah. Air mata masih menetes pelan dari pelupuk mataku, ada sesal yang tak lagi mampu kutahan.” Ayah...!” lanjutku, namun pintu yang kuharap akan terbuka beriring senyuman Ayah yang menyambut kedatanganku, tak kunjung terjadi.<br /><br /><br />Akupun terus memanggil nama Ayah, berulang ulang, sampai akhirnya seorang lelaki menghampiriku.<br /><br /><br />“ Nak Reno...! Kamu kemana saja selama ini !” ujar Pak Rahmadi, tetangga sebelah rumah kaget saat melihat kedatanganku.<br /><br /><br />“ Maaf Pak...! Saya dari desa Sumber Rejo.....Saya sedang mencari ibu....Saya rindu dengan ibu !” balasku polos.<br /><br /><br />Pak Rahmadi hanya hening, menyimpan sesuatu yang tampaknya enggan untuk aku harapkan.<br /><br /><br />“ Kamu memang benar....! Kamu mencari ibumu...Tapi kamu telah melupakan sosok yang lebih penting dibanding ibumu...!”<br /><br /><br />“ Maksud Bapak apa ? Ayah ada dimana ?” tanyaku sedih seraya mengusap sisa-sisa air mataku yang sudah terhenti.<br /><br /><br />“ Kamu ikut bapak.....! Bapak mau menunjukkan sesuatu kepadamu !”<br /><br /><br />Akupun melangkah mengikuti Pak Rahmadi.<br /><br /><br />****<br /><br /><br />Aku hanya berdecak heran saat pak Rahmadi mengajakku ke pemakaman umum, lalu berhenti di sebuh nisan yang tampak masih baru, dengan air mata yang kembali meleleh aku membaca nama yang tertera di nisan yang tak lain adalah nama Ayah yang kucinta, Sutaji.<br /><br /><br />“ Ayahmu meninggal sekitar dua bulan lalu....!”<br /><br /><br />Aku hening, dengan balutan air mata, pandanganku membaur dengan duka, semua yang terjadi membuat sesal dalam jiwa, membuat aku benar-benar tak mampu untuk tetap berdiri.<br /><br /><br />Aku tersungkur memeluk nisan Ayah, duka benar-benar membuat jiwaku lemah, kini karena kesalahanku aku tidak hanya kehilangan sosok ibuku, aku juga kehilangan sosok Ayah yang telah merawatku.<br /><br /><br />“ Nak Reno yang sabar...Semua hanya titipan....Termasuk Ayah kamu..., dan sudah saatnya Ayahmu kembali kepada Dia Yang Maha Berhak atas segala sesuatu...! Apa Ayahmu tidak menitipkan sesuatu untukmu ?” tanya Pak Rahmadi.<br /><br /><br />Aku diam, lalu teringat surat yang Ayah titipkan kepadaku agar aku menyerahkan untuk ibu. Dengan nafas memburu aku segera membaca lembaran surat itu.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Untuk putraku.....Ahmad Reno....<br /><br /><br />Ibu..Tentu engkau ingin mencari ibumu Nak ! Karena engkau tahu.....Surga berada ditelapak kaki ibumu...Seperti yang biasa Ayah ceritakan usai shalat bersamamu.....Ataupun saat mengantarmu tidur...Hingga Ayah mengizinkanmu pergi untuk mencari ibumu....., dan Ayah rasa, setelah kamu mengetahui semua tentang ibumu, lalu tentang Ayah yang ternyata bukan Ayah kandungmu......Ayah harap kamu sudah semakin dewasa...Kamu sudah bisa menjadi sosok tegar, hingga saat kamu juga harus kehilangan Ayah...Kamu sudah siap ! Ayah mengizinkan kamu pergi mencari ibumu.....Karena Ayah tidak ingin kamu bersedih melihat kepergian Ayah......Ayah harap, setelah kamu membaca surat dari Ayah ini....Kamu harus tersenyum, hapus air matamu...., dan tumbuhlah menjadi anak yang mandiri.....Tumbuhlah menjadi sosok yang tegar dalam menjalani hari....Ayah yakin kamu mampu...<br /><br /><br />Ayah sangat menyayangimu Nak...........Izinkan Ayah menyusul ibumu di surga....<br /><br /><br />Tes<br /><br /><br />Air mata kembali menetes pelan, jatuh tepat di atas kertas, dimana rangkaian huruf surat perpisahan dari Ayah tertulis, aku mendesah pelan, menyimpan sesal dalam jiwa terdalamku, mencoba tersenyum sesuai dengan yang Ayah pinta, namun aku tak mampu, larena jiwaku benar-benar terluka, dan dengan sebuah senyum yang kupaksakan beriring air mata aku mendesah sebagai seorang anak yang hanya terlahir dengan kasih sayang dari seorang Ayah, tanpa pernah merasakan cinta dari seorang ibu.<br /><br /><br /> Surga ditelapak khaki Ayah....Aku mencintainya....! Jagalah dia dalam kasih dan cinta-Mu....Amin..<br /><br /><br />Pak Rahmadi hanya hening, menatapku yang masih kembali memeluk nisan Ayah seraya berurai air mata. Duka.<br /><br /><br /> <br /><br /><br />Blokagung. Waktu dhuha. ...8.30 WIS 2 Januari 2013.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Penulis novel “Air Mata Nayla”<br /><br /><br />[1] “ Tidak nak...! Dekat...!”<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-36956751310220058832013-11-21T20:06:00.000+07:002013-11-21T20:06:21.407+07:00Atom<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:TargetScreenSize>800x600</o:TargetScreenSize>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Benda kecil
itu masih saja berputar selaras gerakan poros bumi, sesekali berhenti menarik
nafas, berharap semoga dia akan segera bebas dari kelungan waktu dan
mengantarnya keluar, menghirup udara segar bumi, memberi warna bagi kehidupan,
tapi mungkin saat ini belum saatnya keluar, sehingga dia terus saja berputar,
berada di antara benda-benda yang jauh lebih besar di dalam bumi, dan sesekali
benda kecil itu beradu dengan benda lainnya, tak ayal tubuh kecil itu
terlempar, lalu kembali berputar dan terus berputar tanpa henti.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Ukurannya
yang kecil, seakan tak memiliki makna sama sekali, tapi di balik ukuran tubuh
yang kecil, dia memiliki peran yang penting dalam tersusunnya bumi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wa ma fihaa (</i>dan semua yang ada di dalam
bumi ). Dia adalah komponen <i style="mso-bidi-font-style: normal;">legal</i> yang
di perlukan oleh semua mahluk dalam merintis waktu, semua yang bernafas, baik
mereka yang sudah mengenal baik benda kecil itu atau bahkan belum menggenal
sama sekali benda kecil itu, termasuk manusia. Mereka mulai berkenalan dengan
benda kecil itu saat mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah, itupun tidak
semudah yang dikira, tak semuanya tahu, karena dia kecil, dan mata tidaklah
mampu menjangkau kelembutannya yang lebih menyerupai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">jisim</i> lembut para malaikat,</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Kecil.
Sehingga para manusia harus terus berfikir, memeras otak mereka agar bisa
menemukan cara untuk mengetahui keberadaan benda kecil itu, yang konon
mempunyai makna dan nilai yang sangat tinggi, tiada terbandingi. Sampai akhirnya
sebuah penemuan hebat berhasil di lakukan seorang ilmuwan bernama <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Antony</i>
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Van</i> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Leeuwenhoek</i></b> pada tahun <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1632-1723</b><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan penemuannya yang di beri nama <i style="mso-bidi-font-style: normal;">miskroskop</i>, dan sejak saat itu semua
terbukti, dan benda itu mulai di kenal sejarah, tercatat di buku-buku
pelajaran, artikel, karya ilmiah, juga skripsi serta tesis para mahasiswa,
sebuah penemuan yang membanggakan, dan benda kecil itu selalu tersenyum sejak
saat itu, karena namanya harum dan melanglang buana,membuatnya tidak sabar
untuk segera menghirup udara bebas bumi, setelah berlama-lama bercampur di
dalam kedalaman tanah, sampai menunggu saat untuk berada di permukaan, lalu
terserap oleh akar pohon yang menjulur dari sudut bumi satu satu ke sudut lain,
bercampur dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mineral, hydrogen,
oksigen,</i> air dan berbagai zat yang juga sudah lama terkubur di dalam tanah,
bahkan berbagai jenis kuman, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">protozoa,
amoeba, mikroba</i> dan berbagai hewan ber sel satu lainnya sering kali
berkeliling di sekitar tubuh kecil itu. Dan terkadang semuanya ikut masuk,
terserap di tubuh tumbuhan yang juga membawa tubuh benda kecil itu, membantu
semua zat itu untuk melaksanakan tugasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Setelah sekian
lama berada di dalam tubuh tumbuhan, benda kecil itu terus menunggu, dan
menunggu, hingga pohon itu berkembang dan tumbuh besar, tapi dia masih terus
menunggu, dan benda kecil itu masih harus melakukan perjalanan menuju buah
hasil dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fotosintesis</i> tumbuhan
tempat dia menunggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Beberapa
waktu yang dilewatkan benda kecil itu, akhirnya membawa sebuah jawaban. Dia bisa
juga sampai di buah yang telah lama ditunggunya, tapi sayang..lagi-lagi dia harus
menunggu, dengan sabar benda kecil itu menunggu, namun terkadang kesabarannya hilang
seiring berbagai cobaan dan masalah yang silih berganti, mulai dari tempat yang
sesak, penuh dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">protozoa</i> yang
mengganggu, kuman-kuman dan berbagai hewan ber sel satu lainnya yang mencoba
mengusirnya dari golongan, bahkan dia terkadang menggerutu saat tahu tumbuhan
di sebelahnya lebih dulu dipanen, sehingga teman-temannya yang lain lebih dulu
bisa menghirup udara bebas.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
“ Kenapa aku
masuk kedalam tubuhmu …… Pohon lambat ?” ujar tubuh kecil sedih, wajahnya
cemberut ada mendung hitam di pelupuk bola matanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
“ Sabar saja..mungkin
kita masih lama. Dan aku yakin Dia akan memberikan yang terbaik buat kamu..”
balas sang pohon.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Dialog terus
terjadi di antara benda kecil dan benda-benda lainnya yang juga tengah menunggu,
berbicara tentang cita-cita, kesenangan, dan persiapan untuk menyambut dunia
baru, dan benda kecil itu juga memiliki cita-cita. Untuk tetap meneruskan
perjuangan ayah dan kakeknya, benda yang sudah terpupus oleh waktu sehingga
melahirkan benda kecil itu, dan itulah duka yang harus ditanggung benda kecil
itu dan bangsanya, tiada akan pernah melihat keluarga mereka, ayah dan ibu,
karena kelahiran benda kecil itu, berarti kematian untuk ayah dan ibu mereka,
sungguh ironis.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Ternyata
perjuangan benda kecil itu tak hanya sampai di situ. Hujan yang mulai turun tak
menentu, panas yang kurang sehingga proses <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fotosintesis</i>
berjalan lambat, semua itu terkadang membuat tubuh benda kecil itu menggigil
dingin, sakit, bahkan rasa putus asa hampir berhasil mengalahkannya, namun
cita-cita yang diembannya dari sang ayah dan kakek mampu membuatnya tetap
bersabar, bertahan dan menunggu sampai saat dia akan keluar dan membantu mahluk
luar itu untuk hidup, dan setelah itu dia akan segera menghasilkan generasi
baru ketika sudah tiba saatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
3</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Penungguan
masih saja di lakukan benda kecil itu, bersama semua sahabatnya dari berbagai
suku dan golongan. Dengan sabar semua menunggu, karena hakikat dari hidup
adalah untuk menunggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Dentangan
waktu yang beriring musim yang telah memproklamasikan bahwa semua telah siap
untuk berubah, buah hasil tanaman tempat tubuh kecil itu menungu akhirnya berganti
warna, merah merona, petanda siap untuk di penen, hati tubuh kecil
berdebar-debar tak menentu bergejolak gembira, dan seuntai doa melayang
menembus langit biru.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Di balik
kegembiraan tubuh kecil itu, ada sesuatu yang tak diharap, saat dua<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mahluk datang mendekat ke pohon itu. Dan
salah satunya berbicara dengan nada sesal.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
“ Aduh udah
saat panen….Eh ternyata majikan malah sakit, jadi lebih baik di tunda sampai
bulan depan….Pasti buah yang masak ini akan jatuh dahulu sebelum dipanen. ..”</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Sebuah suara
yang tidak diharapkan tubuh kecil itu, dia menangis, sedih, tumbuhan mencoba
menenangkannya, tapi tak bisa. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Waktu yang
terus berlalu, satu persatu sahabat tubuh kecil meninggalkannya, dia kesepian,
kini hanya dia yang berada dalam buah yang siap dipanen, tiada teman, tapi duka
yang sejak lusa hadir perlahan berganti ketegaran, karena dia yakin, majikan yang
memilki buah itu tidak akan membiarkan buahnya jatuh dan busuk, dia yakin, dan
dia selalu berdoa untuk sang majikan agar segera sembuh dan memanen buah yang
kini benda kecil itu ada di dalamnya, menunggu selama bertahun-tahun bahkan
berjuta-juta tahun, untuk siap berubah demi kehidupan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Tumbuhan yang
melihat ketegaran benda kecil itu tersenyum haru, lalu sekuat tenaga mencoba
memanggil semua sahabat benda kecil itu agar kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
“ Hei kalian..!
Apakah kalian tidak malu dengan saudara kalian ini.?.Lihatlah..! ketegarannya,
walaupun tubuhnya lebih kecil dari tubuh kalian, tapi dia memiliki jiwa yang
tidak kalian miliki..kembalilah..”</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Mendengar
teriakan tumbuhan yang begitu lantang, menjalar melewati celah udara yang
terdapat di <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kambium</i> maupun ruang
udara di sekitar tubuh tumbuhan itu, semua sahabat benda kecil itu terdiam,
bingung.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
“ Mungkin benar
apa yang dikatakannya…? Ayo kita kembali..!..Oh ya….dan sekalian ajak semuanya,
agar mengikuti si kecil yang semangat itu…” ujar mineral memberi komando.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Berbondong-bondong
semua datang, benda kecil menyambut dengan bahagia. Tiada dendam dan kebencian,
lalu bersama mereka berdoa untuk majikan mereka agar cepat sembuh, berkumpul
dalam buah yang siap di panen.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">5</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Hujan yang
turun deras, akhirya segera memberi jawaban bagi semua yang tengah menunggu. Di
balik buah yang mulai memerah lezat itu, seorang lelaki datang dengan membawa
payung, bajunya basah kuyup,. Lelaki itu terus berjalan seraya mengamati kebun
apel miliknya. Dialah sang majikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
“ Sudah dua
minggu aku tidak ke sini….” desah lelaki itu masih terus mengamati kebun
apelnya, sesekali lelaki itu membersihkan rumput yang berada di sekitar kebun.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Dan di saat
yang sama, pandangan lelaki itu tertuju pada sebuah apel besar yang merah
merona, tampak lezat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
“ Ini pasti
cocok untuk istriku yang sedang hamil..” ujar lelaki itu lirih, dengan lincah
tangan lelaki itu menggapai apel yang tidak begitu tinggi. Lelaki itu membaca <i style="mso-bidi-font-style: normal;">basmallah</i>, lalu tersenyum, dan dengan
sekejap apel itu berpindah ke tangan lelaki itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Bersamaan
dengan itu, semuanya, termasuk benda kecil itu teriak gembira, “Ternyata kita
berhasil….!”</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
Semua
berteriak senang, ternyata di balik waktu menungu yang lumayan lama, bahkan
sangat lama. Semua terj<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">a</span>wab,
dan benda kecil itu akan segera menjadi benda baru, penghasil generasi baru.
Atom.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
26 April 2011</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Muhamad Ardi Ansha</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"> El Zhemary, penulis novel Air Mata Nayla</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">.
Santri Pondok Pesantren Darussalam</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">,
Blokagung, Tegal Sari Banyuwangi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"> </span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style>
<![endif]--><div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">
</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-39936713466167127462013-11-21T19:27:00.001+07:002013-11-21T19:27:22.476+07:00Bukan, takutAku ke depan...<br />
kamu juga ke depan..<br />
aku ke belakang...<br />
kamu juga ke belakang...<br />
aku ke atas..<br />
aku juga ikut ke atas...<br />
aku ke bawah..<br />
kau kok juga ke bawah...<br />
aku ke kanan..<br />
kenapa kamu juga ke kanan...<br />
aku ke kiri..<br />
kamu ikut ke kiri..<br />
tapi aneh..<br />
saat aku mati..<br />
kamu diam saja ?<br />
kamu takut...<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4520232889825356281.post-30551335706565503232013-06-26T09:42:00.001+07:002013-11-29T01:55:19.955+07:00Masih ada<span class="fullpost">dalam sebuah bahasa...</span><br />
<span class="fullpost">tiada kata yang tercipta..</span><br />
<span class="fullpost">masih tetap sama...</span><br />
<span class="fullpost">antara diriku ada</span><br />
<span class="fullpost">dirimu ada...</span><br />
<span class="fullpost">atau kita yang berada...</span><br />
<span class="fullpost">masih tetap setia...</span><br />
<span class="fullpost">menyatu dalam bahasa..</span><br />
<span class="fullpost">karena aku mecinta...</span><br />
<span class="fullpost">karena aku engkau, dan mereka..</span><br />
<span class="fullpost">adalah para pecinta..</span><br />
<span class="fullpost">tetaplah bersamaku dalam cerita...</span><br />
<span class="fullpost">jadilah pelengkap nyata...</span><br />
<span class="fullpost">karena aku merindukan semua..</span><br />
<span class="fullpost">tentangmu wahai pecinta..</span><br />
<span class="fullpost">dan kamu yang kucinta...</span><br />
<span class="fullpost">terima kasih..... </span>Unknownnoreply@blogger.com0