Selasa, Februari 15, 2011

Bait Puisi di Dalam Tahajjud Malam

 * Sajadah

Sepertinya butiran tasbih permata ini
Akan segera berhenti berputar
Dari gelungan  poros kehidupan
Sajadah sutra ini akan lepas dari gelarannya
Dan biarkan semua mengalir apa adanya
Dan tak akan ada yang abadi
Di dalam kelungan waktu

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Tarian Dzikir

Seperti serentetan peluru besi
Yang berterbang mencari mangsa
Menembus merobek dan mematikan
Tarianmu yang halus lemah gemulai
Mampu membunuh keegoisan,
Menjebol benteng keangkuhan.

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Tasbih Rindu

Berputar tiada akan pernah berhenti
Menari tiada pernah mati
Bergelanyut di antara rindu yang terpati
Dzikir dalam sendu tengah menanti
Kala izrail datang dalam lengah diri

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Dialog malam

Dia datang membawa sepucuk surat
Yang terbuka di antara natar-natar dunia
Ada sesuatu yang masih tersirat
Sulit tuk di katakan atau di rasa
Ini hanya cerita singkat biasa
Dialog malam dengan para penghuninya
Dzikir tasbih yang menemani
Sujud ruku’ yang tiada henti

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Cerita di Antara Pusara

Kau bangun lalu tertawa
Kau seakan tak letih setelah lama
Tertidur dalam pusaramu
Dulu kau bercerita tentang esok
Dan kini kau akan menjadi cebuah cerita
Abadi dalam cerita di pusara rindumu

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Gelak

Kau bilang ini lucu
Aku tertawa kecil
Ku bilang sedih
Kau juga tertawa
Ada apa dengan dirimu
Kenapa terus tertawa
Tak tahukan engkau
Semenit lagi izrail datang
Membawa gadai dan pisau emas
Mengantarmu tenang menuju pusara

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Musafir rindu

Berjalan dalam pekat yang tiada berujung
Berharap dalam kefanaan
Dan kau masih berjalan sendu
Di temani lilin kecil yang tekadang mati
Tertiup angin kerinduan yang menggebu

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Sujud

Terpahat antara dahi dan bumi
Terpaku antara jiwa dan tanah
Terkubur antara pusara dan raga
Abadi dalam kekaharibaanNYA

Dalam gelap, Blokagung 24 januari 2011

 * Dan yang terakhir

Doa dan tasbih terus menderu di tengah malam
Seakan terhenti dalam linangan air mata sesal
Terpaut antara shirat hitam dan putih
Memberi Tanya pada jiwa yang kosong
Bertabur duka dan rindu
Masih ada maafkan bagi nista diri
Untuk waktu yang terakhir
Dan yang terakhir

Dalam terang, Blokagung 25 januari 2011


M. Ardi Ansha bin Samary. Penulis adalah santri pondok pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi. Tengah menikmati hari-hari yang di berikan sang Khaliq dengan menulis.


Alamat : Pondok Pesantren Darussalam-Blokagung-Tegalsari-Banyuwangi.Khulusunnajah.Kamar F.05
No Hp: 085 749 454 894
Emai : ibnu_samary@yahoo.com