Sabtu, November 30, 2013
Catatan Izrail Part 2 "1002 Nazham Cinta"
“ Hati-hati Dek…..!” ujar bocah kecil yang masih mengenakan sragam TK, Mencoga mencegah seorang gadis kecil yang tengah memainkan pisau. Namun Srtttt. Terlalu singkat untuk digambarkan,. Yang jelas tanpa sengaja, pisau yang itu berpindah, menancap di lengan Bocah itu. Tapi aneh, bocah itu hanya diam menahan nyeri, lalu tersenyum seraya mengusap rambut gadis kecil dan berkata :
“ Itu kan….Ada darahnya…! Hati-hati ya dek..nanti bisa sakit kalau kena..!”
Dialog singkat. berakhir dengan tangisan sang gadis kecil. Lewat luka di lengan itulah yang akan membuka sebuah cerita baru kali ini.
****
“ Maafkan Arin ya Mas..!” ujar gadis berjilbab putih. Ia tertunduk, menyembunyikan wajah ayunya yang kini berbalut rasa bersalah setelah ia kembali teringat sebuah kisah yang ia sendiri tidak begitu mengingatnya, tapi ia mengetahui kisah itu dari sang Ayah, dan kini ia telah bertemu kembali dengan salah satu tokoh dari kisahnya dulu, Tokoh yang ia kenal sejak lama di malam Simulasi Lomba RMI yang tinggal beberapa bulan ini, ia mengetahui tokoh itu adalah lelaki yang ia kenal dengan nama “Muhammad Adam “.
Adam hanya tersenyum, lalu menatap luka di lengannya yang meninggalkan sebuah bekas hitam. Luka yang membuatnya berharap bisa kembali bertemu dengan gadis kecil di masa lalu. Ternyata Tuhan telah memberi jawaban untukknyasaat ia usai mengambil air wuhdu, lalu bertemu dengan Arini secara tidak sengaja. Arini yang melihat luka di lengan Adam bertanya tentang luka itu, Adampun menceritakannya dengan jelas, sampai akhirnya cerita Adam berakhir karena Arini yang tiba-tiba menangis.
Akhirnya adam mengetahui semua, mengetahui bahwa gadis yang ia kenal beberapa bulan lalu saat lomba Kutubusyalaf di DEPAG Banyuwangi adalah gadis di masa lalu dan gadis saat ini yang ia rindu. Namun ia hanya diam, berdiri mematung seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Sejenak ia menatap Arini yang sesengukan. Ia tidak tahu siapa dirinya di depan Arini, Ia hanya pemuda sederhana yang terlahir untuk mencintai satu sosok dari dua kisah yang berbeda.
Keduanya hening, sampai akhirnya Adam menanyakan tentang saudara Arini yang telah pergi dari rumah beberapa tahun lalu. Mendengar pertanyaan adam, Arini kembali berurai air mata, sedih saat ia kembali teringat tentang saudaranya yang menghilang karena cintanya pada seorang gadis.
Aku yang melihat dialog dua anak manusia itu mengerti, siapa lelaki yang telah menghilang itu ? Aku ingat, lelaki itu menitipkan secarik kertas kepadaku dengan sebuah nama tujuan : Arini Fatimatuzzahra. Akupun memutuskan, muncul diantara mereka sebagai seorang santri baru, lalu kuserahkan titipan itu kepada Arini, ia menyeka air matanya, lalu membaca kalimat dalam lembaran itu.
Teruntuk adikku…Arini…Dan semua keluarga di rumah…Abah Zakky, dan Ummi Aminah…
Arini, maafkan Mas Hafiz yang telah menghilang dari rumah sekian tahun lamanya. Mas sangat merindukan kalian semua, namun Mas sadar, Mas lebih merindukanNya yang telah memberi sebuah cinta yang membuat jiwa ini menunggu tanpa tahuu akhrinya. Namun mungkin Tuhan telah berkehendak lain untuk takdir cinta Mas, Mas hanya bisa menyerahkan akhir cinta ini kepada DIa yang maha cinta.
Adikku… Sampaikan salam maaf dan rinduku untuk Abah dan Umy. Tolong sampaikan kepada mereka, mas tidak bisa pulang saat ini.., atau mungkin tidak akan pulang sampai Mas bisa menemukan cinta yang abadi..Maafkan Mas…
Dariku, yang mencintaimu…Hafiz Ilham Maulana Malik
Arini semakin terisak. Aku masih berdiri, sedangkan Adam mencoba menenangkan Arini. Setelah agak tenang, Arini menanyakan tentang keberadaan adam, akupun dengan polos aku hanya bisa mengatakan sebuah kalimat yang akhirnya juga di ikuti keduanya.
“Innalillahi wa innaa ilaihi raaji'un”
****
1 Bulan berlalu. Adam yang semula dirundung kerinduan akhirnya memutuskan untuk menyatakan cintanya kepada Arini, tapi ternyata untuk memperoleh cinta Arini tidaklah mudah. Arini memberi dua tantangan untuk Adam, pertama : Ia harus membacakan 1002 Nazham Alfiyah untuknya di Lomba RMI. Lalu Tantangan kedua masih masih rahasia, jika Adam bisa melewati dua tantangan tersebut, maka Arini akan menyatakan bahwa ia juga mecintai Adam. Sebuah cinta yang unik.
Demi melewati tantangan pertama, Adam harus jatuh bangun, bahkan kerap ia jatuh sakit karena terlalu memaksakan diri. Setiap hari ia selalu melalar hapalannya, bahkan tak jarang saat ia tertidurpun ia masih mendenggkankan bait nazham. Sekali lagi, aku harus haru dengan cinta dalam jiwa manusia yang ternyata mampu merubah semuanya, mampu melunakkan badai terbesar di muka bumi ini.
****
Juni. Hari yang ditunggu Adam tiba, ia telah siap maju ke panggung untuk mendendangkan 1002 Nazham atas nama cinta. Ia akan melakukan yang terbaik.
Sungguh besar kuasa Allah atas cinta. 1002 nazham yang di endangkan Adam berhasil tanpa kesalahan. Adampun menjadi pemenang dalam lomba tersebut, ia sudah tak sabar menemui Arini, sampai akhirnya, sahabat karibnya Fahri menemuinya, lalu menyerahkan secarik kertas untuk Adam.
Assalamu'alaika…
Selamat ya Mas, Arin bahagia, Mas bisa melewati tantangan yang Arin berikan. Mas…Maafkan Arin …Tidak banyak yang ingin Arin tulis dalam surat ini, dalam surat ini Arin hanya ingin menyatakan tentang tantangan kedua yang harus Mas lewati, yaitu : Mas harus menjadi lelaki yang kuat, dengan Arin di sisi Mas atau tidak sama sekali. Jika Mas sudah berhasil melakukan dua tantangan itu, maka Arin mengatakan : Insya Allah Arin akan selalu mencintai Mas…!. Bagaimana ? Mas bisa kan, jika Mas bisa, Arin harap sebulan lagi, datanglah di pernikahan Arin dengan Mas Fahri, Arin akan sangat bahagia jika Mas mau datang. Bukanlah dulu Mas pernah berkata, mencintai tidak harus memiliki, akan tetapi tetap tersenyum untuk yang orang yang kita cinta…. Mas..Maafkan Arini…Arini akan tetap mencintai Mas..
Adam hening, lalu tanpa sadar ia menguraikan air mata. Beberapa sntri menemuinya, mengucapkan selamat untuknya. Tentu santri sekaligus sahabatnya itu mengira air mata yang keluar dari pelupuk mata adam adalah air mata bahagia, tapi bagi adam, air mata itu adalah luka yang kini telah melumpuhkan jiwanya, membuat semuanya terasa hancur berkeping-keping.
Adam menarik nafas panjang, mencoba tersenyum, lalu melontarkan sebuah kalimat :
“ Aku pasti akan melewati tantangan kedua..Untukmu…Cintaku…..!”
****
Aku menatap kisah yang ditulis pemuda dalam salah satu kamar di asrama Tahfiz di Pesantren. Kutatap pemuda itu, lalu kutatap melekat-lekat sebuah kalimat yang ia tulis di bawah coretannya :
Atas nama cinta, semua bisa terjadi. Jiwa yang kuat akan semakin kokoh, atau justru hancur, dan jiwa yang lemah akan semakin tegar, atau justru mati selamanya. Sekali lagi, atas nama cinta, apapun bisa terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar