Tolong Dibaca sampai selesai dan dishare....
“MIMPI
KAMI INGIN MELIHAT KALIAN TERTAWA?”
Oleh : M.
Ardi Ansha El-Zhemary
“Kang, jadi tinggal di sumatra?”
Aku tersenyum kecil saat beberapa orang bertanya tentang
perjalananku kali ini. Pertanyaan itu memang kuanggap sebagai doa, dimana aku
memang ingin pergi ke sumatra, tempat dimana keluarga dari istriku tinggal.
Tapi sepertinya takdir berkata berbeda, semua berawal kisah lucu namun
menyedihkan yang terjadi dalam hitungan menit.
“Sepertinya tidak,” balasku datar seraya menggeleng.
“Lo kenapa?”
“Karena ini,” kutunjuk kaki kiriku. “Karena kaki ini pernah masuk
ke dalam lubang papan sebuah asrama,”
Sontak sahabatku itu tertawa. Akupun ikut tersenyum kecil seraya
menarik nafas pelan.
“Kok malah ketawa,”
“Ya lucu aja, lalu apa hubungannya dengan kepergian sampean kang?”
“Yang pertama karena Abah Hisyam pengasuh pesantren dulu saya nyantri
menyuruh saya tinggal di sumatra,”
“Lalu yang kedua?” sahabatku menyela, sepertinya ia sudah tidak
sabar mendengar alasanku.
“Karena aku sudah jatuh cinta dengan lobang papan yang menjatuhkan
kakiku, cinta yang membuatku mengerti arti tawa, bahagia, dan juga sedih
setelah semua itu aku pahami dari hati terdalamku,”
“Lebay sampean kang, terus gimana? Apa yang ingin sampean lakukan
disini?”
“Aku akan tinggal dimana lobang papan itu berada,”
“Dimana, pondok pesantren raudlatul ulum sanggau ledo,”
“Wah, inti sampean crita itu gimana to kang?”
“Intinya, aku jatuh cinta dengan lobang di papan itu, lalu aku
ingin memperbaiki mereka semua, intinya aku ingin memperbaiki semuanya, akan
cinta yang tersisa cukup dengan bahagia,”
“Lebih intinya?”
“Intinya, saya kesini mau minta sumbangan dana kang, buat amala
jariyah mbangun asrama di pondok tersebut,”
“Alhamdulillah, daritadi kan bisa langsung jelas, ha ha” sontak
sahabatku tertawa terkekeh kekeh.
“Iya kang, tapi kan perlu pembukaan juga,”
****
Bapak ibu, mbak, mas, pak de, mbok de, mbah, dan semua sahabatku
dimanapun kalian berada, semoga kita masih di dalam nikmat iman dan ihsan. Sepenggal
cerita diatas hanya muqodimah sahaja, sekedar pembukaan tentang kisah sebuah pesantren
di sanggau ledo yang merupakan peninggalan sisa perang antara suku madura dan
dayak dulu, sehingga banyak santri yang pergi. Namun sejarah akan terus
berputar, alhamdulillah santri kembali hadir di pesantren, dan setiap harinya
selalu bertambah, namun pertambahan santri tidak diimbangi dengan kapasitas
asrama serta kelayakan asrama, dimana asrama masih terbuat dari papan, lobang
di lantai sudah berjangkitan dimana-mana, bahkan lobang di dinding bisa diganti
nama menjadi jendela, atau pintu otomastis sekaligus.
santri-santri memang
bahagia tinggal disana, mereka bisa tertawa, mereka bisa mengaji bersama,
mereka bisa belajar tentang agama, namun aku (novelis amatiran ini) merasakan
ada luka yang dalam saat melihat malam-malam yang mereka lalui, dalam lelap
mereka, serangga terkadang menganggu dari celah papan, hewan-hewan liar
menganggu tidur mereka, bahkan tak jarang ular dan sejenisnya masuk dengan
santainya tanpa beban. Karena dibelakang asrama masih semak belukar, masih
banyak pepohonan alami yang tumbuh, Entahlah, aku tidak tahu tulisanku ini
bagus atau jelek, aku tidak tahu apakah mereka akan percaya dengan tulisan dan
kisahku ini, karena aku sadar aku hanya penulis fiksi, namun untuk
sahabat-sahabat dan pembaca tulisan sederhanaku dimanapun kalian berada, AKU
MEMPERCAYAI KALIAN. Aku percaya kalian aku membaca tulisan ini sampai selesai,
aku juga berharap kalian akan menyumbangkan tenaga untuk share tulisan ini
semampu dan sebisa kalian, aku juga percaya kalian tidak ingin melihat santri
di PPRU (Pondok Pesantren Raudlatul Ulum) terus terganggu dimasa masa belajar
mereka, kenyamanan belum bisa mereka rasakan, malam-malam mereka masih terusik
serangga serta hewan liar. Selain itu, Aku juga berharap, ada beberapa RUPIAH yang
akan mengalir untuk membantu pendirian asrama untuk mereka, untuk membuat
mereka bisa tertawa lebih lebar, untuk membuat mereka bisa tersenyum dan lebih
bahagia.
Semoga catatan sederhana ini bisa membuka pintu hati bapak ibu,
mas dan mbak semuanya untuk ikut membantu mewujudkan mimpi santri PPRU
membangun asrama. Karena dana yang tersedia masih sangat minim.
Salam dari kami, untuk sahabat
muslimku semuanya. Semoga mimpi mereka untuk mendirikan asrama untuk tempat
mereka menuai mimpi bisa segera terwujud.
M. Ardi
Ansha El-Zhemary
Penulis
Novel Air Mata Nayla.
Untuk sumbangan donatur, bisa transfer ke rekening
- BRI : 4852 01 012685 53 8 atas nama Muhamad Ardi Ansha
- Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat : 8625020060 Cabang : Sanggau Ledo AN : Ponpes Raudatul Ulum
- BRI : 4852 01 012685 53 8 atas nama Muhamad Ardi Ansha
- Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat : 8625020060 Cabang : Sanggau Ledo AN : Ponpes Raudatul Ulum
Untuk Donatur Yang sudah mentransfer, tolong konfirmasi di nomor atau WA = 085821822683 (M. Ardi Ansha El-Zhemary)
“1.000
Rupiah yang anda bagikan kepada kami, Insya
Allah akan menjadi jembatan pewujud mimpi kami sebagai santri,”
Ini tawa mereka, walau memang jauh dari sederhana, alhamdulillah mereka masih bisa bahagia |
Sebagian rejeki yang anda sisihkan untuk kami, adalah butir pemujud mimpi kami. Terima kasih! |
Ini Lantai Tempat saya Terjatuh dulu, Kondisinya sudah lapuk dan rapuh |
Dinding asrama dengan kondisi yang sudah mulai terbuka |
tiang penyangga asrama yang rapuh.... |